" 1 "

175 8 2
                                    

" Bruk !!!"

" Heh! Kalo jalan tuh lihat pake mata jangan jalan seenaknya aja!"

" Kok jadi gue yang salah ? Kan lu yang jalan sambil mainin HP terus ! Apaan sih yang lu lihatin di HP ? Jomblo aja pake kebanyakan gaya! "

" Eh , Verika ! Lu jangan ngatain orang sembarangan ya!"

" Eh , Revita ! Gue tuh ngomong kenyataan ya! Lagu ' Surat Cinta Untuk Starla' aja ada balasannya masa' cinta lu ke dia gak ada balasannya ?"

" Heh..... Lu ngeselin banget sih ?"

" Udah ah. Gue mau ke kelas dulu. Bye mblo!"

         Kulihat wajah amarah terpancar dari wajahnya. Ya , hampir setiap hari aku selalu bertengkar dengan dia ,Revita Kartikasari. Dia adalah siswi yang bisa dibilang ngehitz di sekolah. Namun , aku sangat tidak menyukai sifatnya. Egois , licik , suka menyalahkan orang lain , aku sangat benci semua itu.

         Yang lebih parah lagi , dia adalah teman sekelasku bahkan temanku sebangku. Terbayang bagaimana perasaanku setiap hari bersamanya. Kalau saja teman-teman ada yang mau kuajak bertukar bangku , sudah dari dulu aku bisa terbebas dari jeratan derita. Namun , tidak satupun dari teman sekelasku yang mau menukar tempat duduk. Terpaksa , aku harus menjalani sisa masa SMA ku dengan terus bersamanya.

        Seharusnya , sebagai teman sebangku kita bisa saling kompak dan berteman baik. Tapi , kusadar itu hanya sebatas mimpi , jangankan berteman , bahkan setiap bertemu kita selalu bertengkar . Mulai dari hal sepele sampai saat pelajaranpun kita selalu bertengkar. Aku sempat berfikir , betapa indahnya dunia tanpa dia. Bahkan , dalam bait doa di setiap sholatku kuselipkan doa agar kita bisa berhenti bermusuhan. Namun , sepertinya waktu yang bisa menjawab dan membuktikan semua kuasa Tuhan.

" Kring!!!"

       Bel tanda masuk kelas sudah berbunyi. Aku  segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Bagiku , sekolah adalah tempat terindah kedua selain rumahku. Karena di sekolah aku bisa bertemu dengan banyak teman dan banyak ilmu yang sangat berguna.Ya , meskipun aku harus bertemu Revita.

        Aku segera duduk di bangku dan menyapa anak lain yang bangkunya berdekatan denganku. Tak lama kemudian , guru jam pertama datang. Namanya adalah Bu Astuti. Beliau terkenal sebagai guru yang cerdas dan tegas. Tapi jangan salah , guruku yang satu ini kekinian banget. Anak-anak lain saja kalah kekinian sama guruku ini.

         Saat guruku mulai memasuki kelas dan duduk , Revita masuk dalam kelas dengan tergesa-gesa sambil mengucap salam. Lalu dia duduk di bangku sampingku. Aku sangat benci saat melihatnya. Bukan hanya benci sifatnya , aku juga sangat benci penampilannya. Penampilannya sangat menor dan tidak cocok diterapkan pada anak seusianya.

" Ya alloh , Princess Revita gincunya tebel banget. Mau sekolah apa mau kondangan neng ?"

" Apaan sih lu Ver ? Udah diem aja. Kebanyakan omong!"

" Mending gue kebanyakan omong , daripada lu yang pikun kuadrat itu. Sekarang gue tanya , lu sekolah emangnya gak bawa tas ya ?"

" Oh iya , ketinggalan di kantin."

"Huuuu...." semua anak menyoraki Revita bersamaan.

" Masih SMA aja udah pikun , gimana tuanya ? Amnesia mungkin!" timpalku.

" Permisi bu , saya mau ambil tas dulu."

" Iya.Silakan."

        Bu Astuti langsung memulai pembahasan materi. Aku mendengarkannya dengan seksama sambil mencatat hal yang kuanggap perlu. Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku segera menoleh ke arahnya.

TRUE LOVE / TRUE FRIENDSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang