Sampailah aku di depan sebuah restoran mewah ibukota. Mobil-mobil terparkir rapi di halaman . Dari sudut dalam restoran , kulihat pengunjung yang sangat ramai. Aku semakin tidak sabar untuk masuk ke dalam . Selain itu , aku juga sangat penasaran tentang sosok kejutan yang dimaksudkan oleh bapak. Aku membuka pintu mobil dan segera turun bersama adikku.
" Dek , yuk turun."
" Oke."
Aku berjalan melewati halaman depan . Namun , semakin jauh aku berjalan kurasakan sesuatu menahan langkah kakiku. Aku mengalihkan pandangan untuk melihat apa yang terjadi.
" Dek , ngapain lu nginjek rok gue ?"
" Oh.... Masyaalloh. Maaf maaf. Makanya pake rok tuh jangan kepanjangan. Kan nyangkut. Udah gitu yang disalahin gue lagi."
" Ya emang lu yang salah. Kalo jalan tuh lihat pake mata jangan pake hati."
" Lu kira jatuh cinta gitu ? Hati bisa menentukan jalan yang terbaik ?"
" Tau ah. Yuk buruan masuk ! Bapak sama ibu udah nungguin kita disana tuh!"
****
" Arya , Verika sini nak."
Aku dan Arya menghampiri ayah dan ibuku. Mereka berdua sedang berbincang dengan sebuah keluarga yang duduk sudut kiri restoran. Saat aku semakin mendekat , aku melihat seseorang yang sangat kukenal. Dia adalah Revita. Tunggu , kenapa dia ada disini ? Setiap aku melihat wajahnya , aku merasakan semangat di dalam jiwaku lenyap begitu saja.
Tanpa pikir panjang , aku menarik lengan ibuku untuk kuajak bicara berdua." Buk , yang dibilang bapak temenku sekelas itu cewek itu ?"
" Iya. Dia katanya anak sepuluh ipa empat juga."
" Aduh buk... dia tuh musuhku. Aku nggak suka banget sama dia , sifatnya itu lho. Ih... tau gini mendingan aku tadi nggak usah ikut aja!"
" Eh , kamu jangan gitu dong. Orang tuanya dia itu mau ada bisnis besar sama bapakmu. Jadi kamu juga harus bersikap baik sama dia. Udahlah , lupakan semua kebencianmu. Mendingan kita balik ke sana lagi , kita dilihatin sama keluarga mereka. Nanti mereka mikir macem-macem. Jangan lupa , bersikap yang baik!"
Dengan sangat berat hati , aku melangkah ke sana. Kulihat wajah Revita juga menunjukkan perasaan tidak senang akan kehadiranku. Namun , karena ibuku menyuruhku bersikap baik pada Revita , terpaksa aku harus menutupi semua perasaan benciku padanya. Dan dengan sangat terpaksa , aku harus bersandiwara dihadapannya.
" Hai Revita." sapaku sambil menjabat tangannya.
" Oh... Hai juga."
" Jadi temen spesial yang diomongin bapak itu Revita ? Kalau Revita mah nggak cuma temen sekelas , tapi juga temen sebangku bahkan temen yang akrab banget sama aku. Iya kan Rev ?"
" E ee... Iya."
" Kita deket banget lho om , tante. Bahkan kita juga sering curhat bareng , ngantin bareng , main bareng , belajar banget. Pokoknya kompak banget. Iya kan Rev ?"
" Mmm.. Iya. Bener."
" Maaf nih , ayah , ibu , om , tante , saya mau ngomong sebentar sama Verika. Mau ngomongin sesuatu , biasalah urusan anak remaja."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE / TRUE FRIENDSHIP
Teen FictionKu pikir persahabatan itu selalu berawal dari perkenalan manis yang berujung cerita indah. Dua wanita yang awalnya memperebutkan satu cinta dari pangeran tampan harus menerima kenyataan pahit kalau ternyata pangeran yang didamba tak lebih dari seeko...