/happy birthday to you/
SMA Tiara Bangsa, 2016
Seperti biasanya, kantin di semua sekolah pasti merupakan salah satu tempat melepas jenuh dan penat seusai melakukan kegiatan belajar mengajar. Ada yang membeli makanan karena lapar, ingin bercanda bersama kawan-kawan mereka, atau bahkan melakukan hal yang aneh-aneh dan terbilang menyenangkan di kalangan remaja seusia mereka. Tapi tepat tanggal 24 Maret hari ini, suasana kantin di SMA Tiara Bangsa lebih ramai lagi dari biasanya. Nyanyian lagu selamat ulang tahun terdengar jelas sampai beberapa orang menutup telinga.
Salah satunya, dia.
"Woooi! Berisik lo semua, asli!" teriak anak perempuan yang dikuncir satu itu sambil menutup telinganya. Ia Assyifa Thalia, perempuan yang paling tidak suka keramaian yang dibuat-buat seperti ini—ya... meskipun ia juga berisik. "Happy birthday, happy birthday! Norak lo!"
Mendengar gerutuan dan keluh kesah Thalia, Kanaya yang sedang meminum jus mangganya itu terbahak. Sebenarnya ia tahu mengapa Thalia sejengkel itu mendengar nyanyian ulang tahun di kantin hari ini, karena yang berulang tahun tidak lain tidak bukan adalah Sonya. Adik kelasnya yang pernah bermasalah dengan Thalia.
"Lo kenapa, sih, kesel banget sama Sonya?" tanya Kanaya. "Kan katanya no more hard feelings, tapi kok—"
"Ya elah, gue no more hard feelings juga bukan sama dia kali. Sama satu lagi tuh, si siapa?" Thalia mengerutkan alisnya sambil terus menutup telinga. "Vera? Iya, dia! Kalo Sonya mah, dih, amit-amit mending ribut aja gue sampe tua!" teriak Thalia yang Kanaya yakin disengajakan agar perempuan itu mendengar.
Kanaya hanya tertawa dan kembali menatap ke kerumunan yang sedang ramai-ramai itu. Matanya menangkap Sonya yang sedang meniup lilin sambil menutup matanya. Ia akui Sonya memang cantik, tak heran banyak teman-teman seangkatannya atau angkatan lalu yang sudah lulus pernah gencar mendekati anak perempuan itu. Ditambah lagi Sonya anak cheerleader yang ekskulnya diagung-agungkan oleh hampir seluruh siswa Tiara Bangsa. Tapi tentu saja bukan itu alasan sahabatnya bertengkar dengan Sonya, melainkan karena adik kelasnya itu pernah menjelek-jelekkan Thalia di depan teman-temannya yang sebenarnya Kanaya tidak tahu awal mulanya seperti apa. Namun, bukan Thalia yang memulai perang lebih dulu. Kanaya tahu itu.
"What the hell?" gumam Thalia yang berhasil menyadarkan Kanaya dari lamunannya. Dua perempuan itu menatap dua orang yang berada di samping Sonya. "Ngapain Jasmine sama Sacha di situ, sih? Tadi katanya ada urusan!"
Kanaya yang mendengar itu tidak merespon perkataan Thalia. Meskipun ia juga penasaran dengan apa yang dilakukan dua temannya yang lain itu, tetapi perhatiannya terfokus ke arah lain. Matanya menangkap sosok lain yang berdiri di depan Sonya. Dengan ikat kepala yang bertengger di atas dahinya, anak laki-laki itu tersenyum ke arah Sonya dan begitu juga sebaliknya. Kanaya mengerutkan dahi.
"Enek gue di sini," kata Thalia lagi sebelum bangkit berdiri. "HAPPY BIRTHDAY SONYA! YOU DESERVE ALL THE MISFORTUNE AND I HATE YOU TOO!" Kemudian setelah meneriakkan itu dan berhasil membuat banyak orang menatap ke arah meja mereka, Thalia pergi tanpa repot-repot menarik tangan Kanaya.
Kanaya yang tersadar atas apa yang sedang terjadi menelan ludahnya. Ia melihat semua orang yang menatapnya seolah-olah mengatakan 'what's wrong with you?' karena perkataan Thalia tadi. Buru-buru Kanaya bangkit berdiri dan menyusul Thalia yang tanpa sengaja menjadikannya kambing hitam.
Baru kali ini Kanaya merasa sepanik itu.
***
Bagi Arbi, keributan bukan lagi masalah besar. Di sekelilingnya, hampir setiap hari terjadi keributan. Entah di sekolah dengan teman-temannya, atau bahkan di rumah yang harusnya menjadi tempat ternyaman. Namun, keributan yang berisik dan menyebalkan seperti ini yang sangat Arbi hindari. Semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun, ada kue ulang tahun, dan semua yang berbau ulang tahun.