Part 1

768 23 2
                                    

"Bismillahirrahmannirrahiim..." bantinku

"Mi, aku sekolah dulu yah. Mohon do'anya Rai sekarang mau ujian yang terakhir nih" ucapku pada Umi sambil mencium punggung tangan lembut Umi.

"Bang, Do'ain Rai juga ya! Kamu de juga yaa. Kakak deg-degan nih." sambungku setelah berucap pada Umi.

"Iya sayang, semoga lancar ngerjakan soalnya ya. Semoga nilainya bagus-bagus. Umi yakin kamu pasti bisa. Umi tahu, Rai kan anak yang pandai" jawab Umiku sambil menyemangatiku dengan penuh senyum.

"Iya de, Umi bener. Abang juga yakin sama kamu. Kamu bisa kok!" sambung Abangku.

"Terimakasih Mi, Bang suportnya. Rai berangkat dulu ya. Assalamualaikum..." ucapku dengan penuh semangat.

"Kak, jangan lupa baca basmallah dulu sebelum ngisi soalnya. Hehe..." sambung Reno dengan berteriak ketika aku sedang berjalan kaki menuju gerbang depan rumah.

"Haha iya de. Makasih udah ngingetin!" balasku singkat

"Subhanallah, keluarga ku memang sangat bermakna. Mereka penyuport terbaikku, mereka anugerah terindahku. Terimakasih Tuhan telah memberiku kehidupan pada orang yang sangat menyayangiku dengan tulus, seperti mereka" batinku saat melihat mereka melambaikan tangan sesaat sebelum menginjakan kaki ke pintu mobil.

***
Setiba di sekolah, aku mendapat kartu peserta dengan urutan no 27. Aku masuk di ruang A2.

Saat ujian berlangsung, aku sangat semangat mengisi soal-soal dari 45 pertanyaan pelajaran IPA. Bagiku itu mudah, mudah untuk aku pecahkan. IPA merupakan pelajaran kesukaanku. Apalagi tentang Biologi, aku banget :)

Gak terasa ujian sudah berlangsung 4 pelajaran. Toh sekarang ujiannya di tambah 1 pelajaran, yaitu PPKN. Owwwhhh...

Meski ujian kini sudah selesai, aku tetep aja merasa takut. Walaupun aku termasuk murid teladan dan selalu menduduki peringkat 1. Rasa cemas selalu saja menghampiri. Takutnya tanpa aku sadari aku salah membaca soal atau salah menempatkan opsi. Kalau salah yaa tetep aja salah, dan bakal mengurangi nilai di raport.

Jujur saja aku sangat khawatir. Semoga aja aku benar mengisi dan gak ada yang salah nempatin opsi utamanya. Eimm ...

***
Satu minggu berlalu setelah ujian. Dan sekarang adalah saatnya pembagian raport.

"Raisya Arliana Sahara"

Tiba-tiba Pak Haris menyebut namaku saat pembagian raport sehari sebelum hari pelulusan.

"I..i..iya Pak, saya sendiri." jawabku dengan gugup.

"Selamat kamu bisa bertahan sampai saat ini. Kamu sudah 3 tahun berturut-turut mendapat peringkat 1 dan kini kamu mendapat nilai ujian terbesar. Bapak bangga sama kamu Nak!" jelas Pak Haris wali kelasku dari kelas 7.

"Alhamdulillah, terimakasih Pak!" jawabku penuh syukur dan berdiri lalu melangkahkan kaki menuju tempat Pak Haris di atas panggung depan aula sekolah.

Sontak teman-temanku juga bertepuk tangan saat namaku di panggil dan saat aku menaikan kaki menuju panggung menuju tempat Pak Haris berdiri.

"Tingkatkan terus prestasi dan pertahankan peringkat kamu Nak" ucap Pak Haris dengan menjabat tangan sambil memberikan 1 piala besar padaku.

Syukur Alhamdulillah, aku gak bakal nyangka dengan kejadian hari ini. Aku harus cepet-cepet kembali pulang dan memberi kabar gembira ini pada Umi, Abang dan Reno. Mereka pasti bangga denganku. Tapi Abi? Abi mungkin tak menghiraukanku lagi. Padahal aku kangen dengan sentuhan tangan lembut Abi.

Saat di perjalanan menuju pulang, tiba-tiba ...

Bruuggghh...

Mobil yang di kendaraiku di tabrak mobil truk yang melaju kencang. Hingga pada saat itu aku di larikan ke rumah sakit. Karena luka yang cukup parah.

MENGAGUMIMU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang