Haii selamat datang!! Aku dateng bawa cerita baru nih. Semoga suka yaa.
Sorry kalo typo bertebaran. Dan diksinya berantakan.
Enjoy ya!
~~~~~~
"Lo nggak papa, Ann? "
Ann tahu siapa yang sedang berbicara kepadanya tanpa harus menoleh.
"Kalau gue bilang baik-baik aja. Apa lo bakal percaya Na? "
Helaan nafas Sabrina terdengar. "Enggak"
Ann terdiam. Membiarkan dirinya untuk tenang, Ann yakin ia bakal bisa lewatin ini semua.
"Gue tau apa yang lo rasain Ann. Bisa nggak sih lo ngelakuin hal yang wajar. Sama kaya orang lain, gue takut dengan lo yang cuma diem kaya gini"
Ann menutup matanya perlahan. "Maksud lo, gue harus nangis histeris?"
"Mungkin.. Biar lo bisa luapin semuanya Ann." Tangan Na terulur mengusap bahu Ann. "Jangan lo pendem sendiri Ann. Lo masih punya gue. Bahkan orang tua yang selalu dukung lo."
Ann menyahut. "Gue tau. Cuma lebih baik begini. Gue nggak mau nambah beban lagi buat orang-orang yang gue sayang"
Ann bangkit dari duduknya, diikuti Na disampingnya.
"Udah malem Na, lo mending tidur. Nggak usah khawatirin gue." ucap Ann lalu pergi meninggalkan Na yang terdiam di balkon kamarnya.
Na, tepatnya Sabrina adalah salah satu sahabat Ann. Memandang punggung Ann yang perlahan terlihat menghilang dari hadapannya. Na tahu apa yang sedang Ann rasakan. Karena Na tahu bagaimana sahabatnya itu sangat mencintai kekasihnya. Na sendiri tidak habis pikir dengan kekasih Ann termasuk orang ketiga yang telah berani menghancurkan hubungan Ann. Yang tidak lain adalah sahabat mereka sendiri, Lea. Awalnya Na tahu jika Lea sahabatnya mempunyai tatapan berbeda kepada Alby -mantan kekasih Ann, namun segera ditepisnya pikiran buruk itu. Karena Na yakin, Lea tidak akan mungkin mengkhianati Ann. Dan juga persahabatan mereka.
Tapi seolah Tuhan tahu jika Na keliru. Pikiran buruk Na terwujud. Dimana Lea sahabat mereka -Ann dan Na- dan Alby terlibat skandal khusus.
Secara tidak sengaja fakta yang mengejutkan bagi Ann dan Na merasa tersakiti melihat dimana Lea dan Alby saling bergandengan mesra menyusuri Mall yang kini Ann dan Na kunjungi sambil sesekali tertawa. Terlihat jelas jika kedua pasangan itu sangat bahagia.
Na yang merasa sangat tidak nyaman dengan situasinya segera menoleh ke arah Ann. Terlihat wajah cantik sahabatnya itu syok sama sepertinya. Lalu selang tiga detik. Raut wajah itu berubah menjadi tenang dan datar. Saat itu Na yang sangat terkejut mendapati sahabatnya hanya memasang wajah datar melihat kedua pasangan tadi.
"Gue harap lo tutup mulut Na. Biarin aja, gue yang bakal selesain masalah ini secepatnya."
Suara Ann masih terngiang dipikiran Na. Dia bingung mengahadapi situasi ini. Jadi dia memutuskan untuk tidak ikut campur masalah Ann, Alby dan Lea.
"Gue tau lo kuat Ann. Dan gue akan selalu berusaha supaya tetep ada di samping lo." lirih Na lalu masuk kedalam kamarnya dan tidur.
***
Pagi ini terasa dingin bagi Ann. Bahkan Ann nggak sanggup untuk sekedar bercanda. Seolah Ann memang dilahirkan dengan tampang datar dan dingin. Yang padahal itu kebalikan dari sifatnya yang dulu.
Ya, dulu. Saat semuanya berjalan baik-baik saja.
Ann terlalu sibuk dengan pikirannya, hingga ia tak sadar jika Lea kini datang menghampiri nya.

YOU ARE READING
Unscrew
Short StoryBerisi cerita pendek. Langsung tamat. Terinspirasi dari segala hal bisa pengalaman sendiri, pengalaman orang lain, film dan lagu-lagu. 60% hanya khayalan belaka. 40% benar-benar terjadi. Butuh banget saran dan komentarnya. Jadi jangan sungkan. Mungk...