Chapter 3: Comfortable

21 6 2
                                    

Sepanjang jalan, Adira kelihatan murung karena dia merasa telah melakukan hal yang sangat berdosa. Ya begitulah, namanya juga anak alim. —ralat, anak yang amat sangat alim. Diajak bolos sekali saja rasanya kayak diajak mencuri barang orang lain.

Adira melihat jam yang ada di pergelangan tangannya yang mungil, jam sudah menunjukan pukul 9.00 pagi. Julian mau bawa gue kemana sih, dari tadi ga nyampe-nyampe. Batin Adira. Sebenarnya ia mau nanya mereka akan pergi kemana, tapi Adira masih kesal dengan Julian karna telah mengajaknya bolos. —lebih tepatnya lagi 'memaksa' bolos.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di sebuah taman yang cukup luas yang jaraknya cukup jauh dari keramaian kota. Taman indah ini dihiasi dengan sebuah air mancur besar ditengah, dan beberapa bangku yang mengitarinya. Ada juga taman bermain kecil di sebelahnya. Udara terasa segar karna banyak pohon yang mengelilingi taman ini.

Julian segera memarkirkan motornya dan menyuruh Adira untuk turun.
"Kita ngapain ke taman?" Tanya Adira tanpa menatap Julian.
"Jalan-jalan aja." Jawabnya enteng lalu menarik tangan Adira untuk mengelilingi taman ini.
"Kebiasaan deh, narik-narik tangan gue mulu." Ujar Adira. "Lagian tangan lo minta ditarik mulu." Sahut Julian datar.

Taman ini tidak terlalu ramai, mungkin karna masih pagi jadi orang-orang mulai sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing. "Gue mau gulali." Rengek Adira kepada Julian sambil menunjuk tukang gulali yang tidak jauh dari mereka.
"Kayak anak kecil lo." Sahut Julian sambil tertawa kecil. Adira tidak menghiraukannya dan langsung memesan 1 gulali untuknya.
"Jadi gue ga dibeliin nih?" Tanya Julian yang sudah disampingnya.
"Gak. Gue masih marah sama lo." Sahut Adira sambil membayar dan mengambil gulalinya.

Sebelum memakannya, Julian sudah mencomot gulalinya duluan.
"Ish apaan sih lo main comot-comot aja." Sahut Adira kesal. "Salah sendiri belinya cuma 1." Jawab Julian. "Beli sendiri kek! Ga modal." Ujar Adira sambil melindungi gulali dengan tangannya, karna takut dicomot lagi dengan cowok disampingnya yang sangat menyebalkan itu.

"Kalo maunya makan berdua gimana?" Ledek Julian berusaha mengambil gulali dari tangan Adira. Lantas Adira lari sejauh mungkin dari Julian. "Hei jangan lari!" Ujar Julian sambil mengejar Adira.

"Ambil gulali ini kalo bisa!" Tantang Adira padanya. "Oh jadi lo nantangin gue! Bentar lagi gulali lo jadi milik gue." Teriak Julian di belakang Adira.
Mereka pun kejar-kejaran di sekeliling taman dan sesekali terdengar canda tawa mereka. Beberapa orang melihat ke arah mereka karna kelakuannya seperti anak bocah, hanya memperebutkan 1 gulali. Tapi kalau dilihat-lihat, mereka cocok juga(?) eits sebagai apa nih, sahabat atau pacar? Haha.

"Dapet! Lo gak bisa kemana-mana skarang." Sahut Julian sambil mengambil gulali dari tangan Adira.
"Ih kembaliin Julian!" Teriak Adira.
"Perjanjiannya, kalo gue bisa nangkep lo, berarti gulalinya jadi milik gue." Ucap Julian sambil tersenyum kemenangan.

Adira langsung memanyunkan bibirnya.
"Jangan cemberut gitu, ntar makin jelek. Nih gue kembaliin, lagian gue ga terlalu suka gulali." Kata Julian sambil mengembalikan gulali milik Adira.
"Trus buat apa dari tadi kita kejar-kejaran kayak orang gila?" Tanya Adira.

"Supaya lo ketawa. Lagian dari tadi lo murung mulu." Sahutnya datar.
"Kalo begitu selamat ya, lo berhasil buat gue ketawa." Jawab Adira sambil tersenyum.

Setelah mengobrol cukup lama, tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 11.00.
"Cabut yuk. Gue masih mau ngajak lo ke suatu tempat." Kata Julian.
"Pake baju sekolah gitu?" Tanya Adira.
"Yaudah ke rumah gue dulu. Kebetulan jaraknya gak jauh dari sini."

Mereka segera menaiki motor dan melaju menuju rumah Julian. Tepat 10 menit mereka sampai di rumah Julian.
Begitu sampai di pintu, mereka di sambut dengan Bi Ayu, pembantu Julian.

"Eh den Julian sudah pulang." Sapa Bi Ayu.
"Iya bi, kenalin ini temen saya, Adira." Mereka berdua pun berkenalan dan saling tersenyum.

Julian langsung ke kamarnya untuk mengganti baju. Setelah selesai, dia turun sambil membawa kaos hitam polos dan celana jeans milik ibunya. Kebetulan ukuran tubuh mereka sama-sama mungil.

"Nih ganti di kamar mandi." Suruh Julian yang memberikan pakaiannya ke Adira. Adira menurut dan langsung ke kamar mandi.

Tidak sampai 3 menit, Adira keluar dengan pakaian yang Julian berikan. Benar saja, bajunya terlihat pas di tubuhnya.
"Bi kita mau pergi lagi. Tolong jaga rumah ya!" Pamit Julian dan Adira kepada Bi Ayu yang sedang mencuci piring di dapur. Mereka segera pergi setelah Bi Ayu menjawabnya.

Julian langsung mengeluarkan mobil fortuner miliknya dari garasi. Setelah Adira masuk, mereka langsung pergi ke tempat yang dituju.
"Kenapa naik mobil?" Tanya Adira yang duduk di kursi depan.
"Agak jauh soalnya." Jawab Julian sambil menyetir.
"Btw ini baju siapa?" Tanya Adira lagi sambil memegang baju yang dipakainya.
"Nyokap gue."
Setelah percakapan tersebut, hanya alunan musik di radio yang menemani mereka.

Siang ini udara kota Jakarta cukup panas. Untungnya jalanan tidak macet.
Kurang lebih 1 jam mereka sampai di tempat yang ingin mereka datangi.

"Dufan?" Ucap Adira pelan tapi masih bisa terdengar. Yap, sekarang Julian membawanya ke Dufan.
Julian langsung memarkirkan mobilnya, lalu mereka turun.
"Hebat ya kita bolos malah ke Dufan." Sindir Adira. Dengan santainya Julian menjawab, "sekali-kali mah gapapa." Adira memilih untuk mengabaikannya karna dia tau Julian akan menang dan tidak bisa di bantah.

Setelah membeli tiket masuk mereka segera berjalan melihat berbagai macam wahana disekelilingnya. Mungkin karna weekdays, tempat ini tidak terlalu ramai.
Tetapi beberapa perempuan disekitar, mengamati Julian yang kini berjalan di samping Adira.

Jelas saja, hari ini Julian terlihat cool dengan kaos putih polos ditambah dengan bomber yang melapisi kaosnya dan celana yang robek-robek di bagian dengkul, dan tentunya sepatu adidas putih yang dipakainya. Selain itu mukanya yang bisa dikategorikan masuk kedalam cogan dan gaya nya yang bad boy langsung menarik perhatian para perempuan, kecuali Adira.

"Banyak yang merhatiin lo tuh." Ujar Adira sambil menyikut tangan Julian. Yang di tanya hanya diam dan seolah-olah mukanya berekspresi 'bodo amat'.
"Naik bianglala yuk!" Ajak Adira mengubah topik. Julian pun menurutinya.

Setelah mencari wahana bianglala, mereka langsung naik dan kincir angin itu mulai bergerak memutar. "Damn the scenery looks beautiful from here!" Gumam Adira setelah posisi mereka berada di atas.

Julian hanya tersenyum melihat Adira yang sibuk mengamati pemandangannya. Adira terlihat cantik dengan rambut yang digerai terhembus oleh angin. Batin Julian sambil memperhatikannya dalam diam.

"Jul foto yuk! Buat kenang-kenangan." Ajak Adira sambil membuka kamera di hpnya. Setelah berpose senyum, Adira langsung memotret foto mereka.
Ah, mereka seperti pasangan yang serasi. Mereka terlihat sangat bahagia.

Setelah selesai, mereka pun mencoba wahana lain seperti halilintar, hysteria, tornado, kora-kora, dll.
"Gila tadi seru banget!" Sahut Adira setelah mencoba wahana arung jeram.
"Udah puas belom mainnya?" Tanya Julian. "Udah banget. Dan sekarang gue laper hehe." Jawab Adira sambil nyengir.

Mereka pun segera menuju ke Segarra Seaside Escape. Selain makanannya yang enak, viewnya juga dapet apalagi pas sunset. Setelah sampai, mereka mengambil meja yang berhadapan dengan pantai. Adira memesan Spaghetti Meat Sauce, Tomato Beef Bacon Cream Soup, Green Tea Oreo dan untuk dessertnya Black Pearl Melted. Sedangkan Julian memesan Grilled Salmon, Peach Italian Soda dan Green Salad.

Karna keasyikan bermain, waktu berlalu begitu cepat sehingga sekarang sudah menunjukan pukul 17.00.
"Bentar lagi sunset, jadi gak sabar." Kata Adira menatap pantai didepannya itu.
"Haha iya. Pasti indah, as beautiful as you." Goda Julian. "Seriously?"
"Just kidding." Jawab Julian sambil tertawa.

Tak lama pesanan mereka datang. Mereka langsung menikmati makanan ditambah pemandangannya yang sangat indah.
"Makasih." Ucap Adira tiba-tiba.
"For what?" Tanya Julian sambil menatapnya.
"For everything. Makasih lo udah ajak gue ke sini, makasih udah bikin gue ketawa puas, makasih udah sabar ngadepin gue pas lagi cemberut." Jelasnya sambil tersenyum hangat.
Makasih udah buat gue nyaman sama lo. Sambungnya dalam hati.

Secret Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang