"Mas!" Gue memanggil mas Hansol dengan cukup nyaring dan dia hanya melengos melewati gue begitu aja tanpa menjawab panggilan gue dan masuk kedalam mobil. Dia ngebuka pintu mobil dengan cepat lalu menutupnya dengan kasar.
Gue yang melihat emosinya yang tak terkendali itu reflek menutup mata dan memijat pangkal hidung gue yang terasa sedikit sakit
Gue ikut masuk kedalam mobil tanpa berbicara sama seperti dia. Diperjalanan pulang biasanya kita akan berbagi banyak cerita dan mukut kita gak berhenti buat berbicara tapi sekarang yang ada hanya keheningan. Dia maupun gue gak mau buka suara malam ini.
Gue tau emosi dia sedang tidak dalam keadaan baik kali ini, jadi gue biarkan dia untuk mengatur emosinya terlebih dulu lalu berbicara dengan dia dirumah dan meluruskan kesalah pahaman kami
Setibanya dirumah dia juga masih mengabaikan gue dan lebih memilih berdiam diruang kerjanya. Gue yang merasa kesalah-pahaman ini harus segera diselesaikan masuk kedalam ruang kerjanya sambil membawa nampan yang berisi dua gelas teh hangat. Kami perlu teh hangat saat ini agar dapat menenangkan pikiran
Begitu gue sampai diruang kerjanya dia hanya melirik ke gue sekilas lalu sibuk dengan laptopnya.
Gue menghela nafas berat lalu duduk disamping dia yang nampak sibuk mengecek email dari para karyawannya
"Mas..." panggil gue lembut. Dia tak membalas ucapan gue, dia malah mengetik sesuatu dan membalas pesan karyawannya tanpa melirik ke gue
Kepala gue semakin pening karena dia yang mengabaikan gue saat ini. 12 tahun kita nikah dan baru kali ini dia cuekin gue yang membuat kepala gue sangat pening
"Mas, ngomong sama saya dong.." bujuk gue sambil menyentuh lengannya. Dia terdiam lalu meliik gue yang sedang menatap dia dengan tatapan memelas. Dia menatap gue datar lalu melepaskan kacamata yang semula bertengger di hidung mancungnya
"Apa yang harus kamu bicarakan?" Tanya dia dengan nada datar namun cukup menusuk
Gue menyisir rambut gue asal lalu menghembuskan nafas gue "mas, aku sama dia udah gak ada hubungan apa-apa lagi... dia cuman mantan aku--"
"Tapi dia masih menyukai kamu Qanita.." kata dia dengan dingin, gue terdiam lalu menutup mata gue sebentar
Gue gak tau kalau dia akan semarah ini karena perkataan mantan gue. Tadi kami pergi ke acara pernikahannya Jaehyun dan sudah pasti disana banyak sekali alumni dari SMA gue. Dan ada 1 tamu yang gak pernah gue kira bakal datang dan dia itu mantan gue. Dia datang dengan senyumannya disaat gue dan mas Hansol asik berbicara bersama teman-teman gue yang lain. Dia datang dan langsung memeluk gue. Sontak seisi meja pada saat itu langsung tersentak dan mematung karena ulah dia, dia juga mengatakan bahwa dia merindukan gue yang gue respon dengan senyuman canggung
Saat itu mas Hansol masih bisa menahan amarahnya tapi ketika mantan gue berbicara lagi mas Hansol langsung diliputi amarah dan berakhirlah kami yang bertengkar sekarang
"Qanita, kamu makin cantik ya... aku rasa aku harus ngelamar kamu secepatnya" gue tersentak kaget lalu tertawa canggung
"Apaan sih Jungwoo, ngada-ngada aja... aku itu udah ni--"
"Aku serius Nit, kalo bisa aku bakalan ngelamar kamu akhir minggu ini..."
Dan tepat setelah dia mengucapkan aimat itu, mas Hansol langsung beridiri dari duduknya dan berjalan menjauhi kami. Meninggalkan gue dengan Jungwoo serta teman-teman yang lain
Suasana meja langsung sepi hingga akhirnya Mingyu membuka suara "dia udah nikah woo..."
"Siapa?" Tanya Jungwoo
"Kamu gak mungkin udah nikah kan nit?" Tanya dia. Gue bisa menangkap nada kecewa dan kaget bercampur menjadi satu.Gue menganggukan kepala gue "aku udah nikah woo... jadi kamu gak bisa nngelamar aku"
"Aku pikir kamu cinta sama aku nit..." kata dia lirih
"Ya itu sih salah lo ninggalin dia demi cewek lain. Nyesel kan lo?" Sambung Dokyeom yang dihadiahi botol susu kosong bekas anaknya yang menghantam kepalanya
"Maaf woo... aku harap kamu bisa mencari wanita lain yang lebih baik---"
"Tapi kamu yang terbaik nit... aku nyesel nit... please kasih aku kesempatan..."
"Aku udah berkeluarga woo... aku udah punya anak dan suami... aku gak bisa ninggalin mereka hanya untuk kamu. Aku juga gak cinta sama kamu jadi aku mohon agar kamu membuang jauh-jauh permintaan kamu tadi..."
Setelah itu gue mengejar Mas Hansol dan melihat dia yang seperti menunggu gue didepan pintu gedung
"Sebelum aku ketemu mas, aku memang sempat pacaran sama dia selama 1 tahun. Kami putus karena dia yang ninggalin akh demi wanita lain... yah saat itu aku marah dan sedih tapi setelah beberapa bulan kemudian aku malah biasa aja dan gak sedih lagi... aku bisa ngelupain dia karena aku ketemu mas saat itu. Kesedihan aku akan dia seakan hilang saat ngeliat mas datang kerumah saat itu dengan nenteng tas dan kamus... dan saat itu aku sadar kalo aku udah jatuh cinta dengan orang lain dan bukan dia lagi...." ucap gue panjang lebar yang membuat tatapan mas Hansol sedikit demi sedikit melembut
"Aku bahkan gak memikirkan dia setelah ketemu mas saat itu... aku bener-bener lupa sama dia karena---" gue menggantungkan ucapan gue saat merasa pasokan udara disekitar terasa menipis. Gue mencengkram lengan dia lalu menatap mata coklat milik dia
"---aku yakin aku udah cinta sama mas sejak pertama kali aku ngeliat mas datang..." ucap gue dengan pelan. Selanjutnya adalah dia yang menarik wajah gue lalu menempelkan bibirnya dibibir gue lalu melumatnya dengan sedikit menuntut
Dia melepaskan pagutan kami dengan nafas gue dan nafas dia yang memburu. Dia menempelkan kening kami lalu berbicara "aku saat itu takut kamu ninggalin aku dan kembali kemantan kamu..." ucap dia yang membuat gue terkekeh kecil
"Mas, mas inget gak ucapan mas dulu?" Tanya gue yang membuat dia nampak berpikir sejenak
Tanpa menunggu jawabannya gue menempatkan diri gue di pangkuannya lalu kembali berbicara "mas pernah bilang kalau aku aja udah cukup... mas gak butuh wanita lain... itu yang mas ucapkan... dan aku sama seperti mas, aku gak butuh laki-laki lain untuk menpati posisi mas sekarang karena aku hanya ingin mas yang menempati posisi itu sampai akhir nanti..." dia tersenyum lalu memeluk pinggang gue posesif sementara gue mengalungkan tangan gue dilehernya
"Aku rasa masalah kita udah selesai sekarang" ucap gue yang dibalas gelengan oleh dia. Gue melebarkan mata gue lalu melayangkan protes
"Loh aku kan udah jelasin tadi!"
"Ada yang belom kamu selesaikan..." kata dia tepat ditelinga gue. Gue seketika merinding saat tangan dia udah menjalar keman-mana sekarang
"Mas--"
"Mumpung Daniel sama Kassy masih di rumah neneknya,gimana kalau kita bikinin mereka adek?" Tanya mas Hansol dengan seringaiannya yang membuat gue menelan ludah dengan gugup
"A-anu---"
"Kamu gak keberatan kan kalau kita bikinnya disini?"
"Ma-mas aku-- ARGH JANGAN GERAK TIBA-TIBA AH SAKIT!"
"yang penting kamu suka kan?"
"BODO AMAT-- MAAASSS!" Teriak gue yang dijawab kekehan oleh dia
jadilah ruangan kerja dia penuh dengan suara -suara nista gue dan dia melengkapi malam itu
1 masalah terselesaikan... dan gue yakin masih ada masalah yang harus kami selesaikan dimasa depan...
TBC
This is a small present for #21 rank in short story. Thank u baes for all your support and the vomment❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
English Teacher 🌹Chwe Vernon✔
Fanfiction"kalo bahasa inggris nya 'apakah kamu mau menikah denganku' apa pak?" "will you marry me?" "yes pak. i will hehehe" -The 1st Teacher Series- [typos and harsh word] Highest rank #21 in short story [22.04.17] #110 in ss [26.9.17] #120 in fanfiction [...