25: Hoping Too Much

85 9 0
                                    

Now playing
I Still Love you - The Overtunes
🌹❤


'Bagaimanapun juga, aku tetaplah aku yang hanya menjadi sebuah bayangan samar yang sesekali terlintas di hadapan mu tanpa peduli. Berjalan sendiri, tanpa meminta untuk disadari.' - 🌂

Gadis itu berjalan dengan kaki yang masih lemas menuju pekarangan rumahnya. Ia menghela nafas berkali-kali dengan tangannya yang masih setia memegangi kepalanya yang kembali berdenyut.

Pemandagan yang sangat tidak Guntur sukai. Ia tetaplah anak kecil dihadapan Guntur. Anak kecil yang selalu mengganggu Guntur sejak dahulu. Guntur dengan segera, langsung berlari menghampiri Karenina yang sedang berjalan menuju kedalam rumah

"astaga dek, lo ngapain sih?! Jangan bilang lo kambuh? Lo bikin gue panik" Ucap Guntur . Saking paniknya melihat keadaan Karenina

"ini nih , lo kadang lupa sama diri sendiri" Guntur berujar sambil melangkah kearah dapur untuk mengambil segelas air mineral untuk Karenina minum. Karenina hanya menghela nafas panjang, menelan perkataan Guntur yang sudah ia perkirakan akan menceramahinya seperti ini. Saking paniknya

"lo tau kan dek, Ayah pasti marahnya ke gue. Dan gue juga bakal ikut marah karena lo ade gue. Ade gue satu-satunya" ucap Guntur seraya menyerahkan segelas air mineral kearah Karenina

"iya, Bang. Iya, maaf" ucapnya sambil meraih gelas yang Guntur serahkan . Guntur hanya tersenyum menenangkan

"abisin minumnya" pintanya, Karenina mengangguk, dan meneguk air minumnya hingga kandas, lalu meletakkanya diatas meja ruang tamu,

"gue ambilin obat lo dulu, ya. Habis ini lo harus cerita kenapa tiba-tiba lo bisa kambuh" Ucapnya sambil melangkahkan kakinya menuju kamar Karenina

Mau gimana lagi, Karenina gak bisa nolak Guntur. Karena, kalau dia ngelihat Guntur marah, kea badak ngamuk. Jadi, lebih baik dia menurut, karena Guntur itu udah kea Cenayang yang tukang ramal-ramal orang cuman karena nyelidikkin Karenina yang bohong atau enggak.

Dan selama setahun ini, baru kali ini kembali kambuh karena jantungnya yang lemah. Seharusnya kayak gini gak akan kejadian kalau gak ada nenek lampir yang membuat Karenina naik darah seketika, dan akhirnya pingsan ditempat. Dan kalau Guntur tau disana ada Keane, takutnya Guntur bakal ngehajar Keane habis-habisan nanti.

Lalu tidak lama, Guntur kembali muncul kembali dengan satu kotak obat.

"Bi Diahhh " panggilnya setengah berteriak

Lalu, Bi Diah setengah berlari menghampiri tempat Karenina dan Guntur di ruang tamu,

"Iya, Den, kenapa?" tanya Bi Diah sambil bergantian melirik Karenina yang terduduk lemas di sofa

"ambilin air lagi Bi, buat Karenina minum" ucapnya

"siap Den" sahutnya lalu beralih kearah dapur dan segera mengambil segelas air untuk Karenina.

Guntur membuka kotak obat, dan mengambil satu tablet obat untuk Karenina minum. Lalu Bi Diah datang dengan segelas air di tangan kanan nya, "ini, Den" ucapnya sambil menyodorkan segelas air, lalu kembali kearah dapur

"makasih, Bi" ucap Karenina pelan, dan meraih satu tablet obat yang diberikan Guntur, lalu meminum air untuk membantu menelan tabletnya.

Guntur mengelus puncak kepala Karenina dan tersenyum, "jangan bikin gue khawatir lagi, dong. " ucapnya sambil tersenyum kearah Karenina yang hanya tersenyum penuh rasa bersalah sudah membuat Abangnya ini khawatir.

EVANESCETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang