laki laki bertubuh tegap itu sedari tadi hanya memantulkan bola basket, lalu memasukkannya kedalam ring, lalu kembali lagi begitu. Sampai sampai yang melihatnya jadi ikutan stres
Padahal, dari tadi Danu dan Abiyyu berada di sekelilingnya, namun ia malah mau sendiri gak jelas kayak gak ada tujuan hidup . Abiyyu juga Danu yang jadi pusing sendiri melihatnya. Akhirnya, Keane selesai untuk memainkan bolanya, lalu melemparnya ke sembarang arah.
"Ken, lo gak latihan olimpiade?"
"gak"
"kenapa lu?"
"kan besok,"
"oiya" jawab Danu dan Abiyyu bersamaan dan menyengir, dengan tujuan, biar bisa hibur Keane tapi malah gak ngebantu sama sekali, dan akhirnya mereka jadi bingung sendiri, lagi.
Akhirnya Abiyyu bangkit dari bangku di dekat lapangan basket, "eh, itu Alya" Gadis yang ditunjuknya melambaikan tangannya, tersenyum lebar, menghampiri ketiganya
"Hai, Bi. Nunggu lama? Udah boleh balik, kan? Ayo"
"ayo!"
Danu tiba tiba mencekal tangan Abiyyu, "ape lagi?"
"jangan bawa kabur Alya dulu, Zalfa mana?"
Alya mengembangkan senyumnya lagi, "oh, iya. Zalfa masih di kelas sama Karenina, Nu. Samperin aja gih"
Mendengar nama itu, rasa bersalah Keane kembali muncul.rasanya menjadi merasa aneh, apa ia harus minta maaf soal perkataan buruknya itu? Toh ia memang salah.
"oh oke oke, lo pada balik aja, hati hati ya!"
Dan pada akhirnya, Abiyyu balik sama Alya, Danu on the way sama Zalfa. Bulan masih on going tapi gak tau sama siapa.
Keane? Boro boro, sama hewan aja masih judes apalagi sama yang lain. Tapi, Karenina? Soal mereka?
"Ken, gue pengen samper Zalfa, lo gak ikut?"
"ga. Lo duluan aja"
"oke, awas lo ya, Karenina digebet orang baru tau rasa"
"bacot lu" ucap Keane seraya mengikuti langkah Danu,
jadi, Keane emang takut Karenina diambil orang ?
beneran begitu?
Author aja kaget, woy.
"AHAYYYYYY LO EMANG GAK MAU KARENINA DIAMBIL ORANG KANNNN???? HAHAHAHHA MAMPUS LO "
Keane mendengus kesal, "paansi." Seraya menabok muka Danu,
"GAK USAH NABOK JUGA GEBLEK, JAHAT LU"
🌹🌹🌹
sekarang, saat ini, detik ini, mereka benar benar tinggal berdua, iya, Keane dan Karenina. Sebenarnya, semua teman- teman mereka suka geregetan, mereka berdua itu gengsinya terlalu tinggi, jadi ya begini.
Karenina sebenarnya sudah tau keberadaan Keane sejak tadi, tapi ia enggan memulai duluan, jadi, ya gini, sepi .
"lo gak pulang?"
Karenina masih tidak berkutik, tidak merespon, dan tidak perduli. Ia malah berdiri, melangkahkan kaki keluar kelas, namun, Keane yang melihat itu jadi gelagapan sendiri, panic, nahlo.
Secepat yang ia bisa, ia mencekal tangan Karenina, dan menariknya, dengan spontan Karenina memutar badannya, dan kini, mata mereka bertemu, Mata Keane yang sangat tajam, setajam belati, dan begitu dingin, Karenina jadi takut sendiri
Keane masih menggenggam tangannya, "lo belum jawab gua"
"apa?"
"lo belum pulang?"
"ya lo liat aja, gue masih dikelas, kira kira gue udah pulang atau belum?
Nah kan, Keane menjadi ngerasa bego sendiri. Seorang juara olimpiade MIPA tingkat nasional, seorang pemegang peringkat pertama di sekolah, tapi bego cuma didepan sorang gadis bernama Karenina?
Bodoh.
"ikut gua"
"ngapain, sih?!" Karenina mencoba mengelak ajakan Keane yang sudah menarik lengannya lebih dulu, dan Ia hanya menurut.
Dan kini, mereka sampai di halaman sekolah, "Keane, lo belum jawab gue, ini mau ngapain?"
Keane sebenarnya juga bingung, Ia mau minta maaf atau bagaimana, ia bingung. Ia belum pernah berada dalam situasi seperti ini
"Heh, Keane Surya Aditama, lo mau ngapain sih? Gue mau balik"
Keane yang frustasi mengacak acak rambutnya kasar,
Karenina sebenarnya tidak tahan untuk tertawa, namun ia tahan mati matian agar terlihat marah dihadapan Keane
"maaf"
"hah? Apa? Gue gak denger"
"maaf"
"lo ngomong apa sih, ulangin, apa?" Karenina terkekeh pura pura tidak mendengar, seraya mendekatkan kupingnya kearah Keane
"gue minta maaf"
"hah? Gak salah? Lo? minta maaf? Mustahil."
"lo gak tuli kan? Gue minte maaf"
"heh, mana ada orang minta maaf tapi nyolot, gak mau gue"
Keane mendengus kesal, lalu ia langsung mengulum senyumnya, hadu, senyum lo ya lord, ko manis banget argh
"gini ya Karenina Octavianne, gue minta maaf, soal yang kemarin, ya?" ah, Keane yang begitu jutek, dingin, bodo amatan, bisa manis, kayak gini?
"HAHAHAHAHAHA TAU GAK SI MUKA LO TUH GEMES MINTA DI TAMPOL " Karenina tertawa keras, dan Keane yang kembali bermuka masam,
Keane memutar balikkan tubuhnya, masih dengan wajah kesalnya, minta maaf tapi malah diketawain, bete. Ya kira-kira gitu kata Keane
Karenina yang menyadari Keane menjauh, langsung ia kejar, "IHHHH KEENNNN, LO NGAMBEK YA? IH IYA LO NGAMBEK YA? GAK SERU NIH" ucap Karenina yang menarik narik seragam Keane, dan Keane yang merasa sebal menengok,
"apa?"
"ih, ya gue maafin"
"ya"
"ih, ya apa??"
"yaudah"
"ish, lo ga jelas"
"lo yang ga jelas"
"keane rese, dih. Yaudah gue balik" kata gadis itu seraya melangkah meninggalkan Keane.
Lalu, kembali laki laki itu mencekal tangan Karenina,
"hati- hati"
disanalah senyum Karenina kembali mengembang
***
"ja? lo liat kan, mereka malah tambah dekat gitu?"
"iya lah, kayaknya lo harus buru-buru buka rahasianya, Jane."
"gak, ini belum tepat, kita tunggu sampai mereka dekat banget, saat itu, baru kita jalanin rencananya. Keane bakal kecewa, dan Karenina yang bakal terpuruk" jawabnya sambil tersenyum miring
"gue setuju sama ide lo"
"kita lanjut besok"
🌹🌹🌹
pendekkk yaaaa?? Wkwk. Abisan gue makin bingung gitu deh, Kareninanya mau dibawa kemana sama Keane, coba? Duh.
Yauda lah ya. Vomment nya juga dong hahaha *tetep ya tetep.
-love, Deya
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCET
Teen FictionIni tentang dua sifat yang bertolak belakang. Dan juga bagaimana rasanya ketika 'rasa' tanpa izin datang menyelinap masuk di sela-sela dunia putih abu-abu yang banyak menceritakan tentang kenangan. Dan cerita ini dimulai, ketika, Keduanya tidak s...