Prolog

396 14 1
  • Didedikasikan kepada Angga Yenwang
                                    

“Eh, dulu kau pernah pacaran sama si Angga, kah? Habisnya dia pernah bilang kalau kau itu mantannya.”

Sudah tiga tahun setengah aku tidak pernah lagi mengingat-ingat kenanganku bersamanya. Aku sudah memiliki seorang kekasih yang menyita hampir seluruh waktuku. Namun sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Eka, sahabatku, ketika aku pulang kampung sebelum wisuda, membangkitkan kembali ingatanku tentangnya.

Awalnya kupikir Eka hanya bercanda dan menggoda. Namun dia berkata bahwa Angga memang benar-benar mengatakan itu kepadanya. Segera setelah aku kembali ke kota yang kini kutinggali, kubuka lagi lembaran-lembaran buku harian masa SMA-ku, berusaha menggali kenangan yang mungkin terlewatkan.

Aku pun mulai berasumsi,

1.     Dia hanya sedang bercanda, dan malah dianggap serius oleh Eka.

2.     Dia memang pernah suka padaku dan ingin jadi pacarku, tapi tidak kesampaian, akhirnya ngaku-ngaku.

Mungkin asumsi yang pertama lebih masuk akal. Namun setelah aku menelaah lembaran buku harianku, aku mulai ragu. Kami berteman dekat, setelah perkenalan singkat. Dia sering mengirimi sms-sms bernada perhatian, seperti “lagi ngapain?”, “sudah makan, belum?”, seperti sms dari seseorang yang sedang ‘pedekate’. Dia juga pernah memberiku novel, padahal aku tidak sedang berulang tahun atau merayakan sesuatu saat itu. Kami juga sering jalan bareng, berdua saja, bahkan kami pernah bergandengan tangan. Satu kali.

Apakah semua bentuk perhatiannya waktu itu adalah salah satu jurus pendekatan? Apakah waktu itu dia memang pernah berusaha untuk mendekatiku lebih dari seorang teman? Ataukah hanya aku yang ‘kege-eran’?

Sebelumnya aku tidak pernah punya teman dekat berjenis kelamin laki-laki. Semua temanku perempuan. Aku tidak terlalu suka berteman dekat dengan laki-laki, karena pasti akan segera disoraki. Aku juga tidak pernah pacaran dan tidak pernah merasakan yang namanya ‘pedekate’. Jadi saat itu aku tidak menyadari sinyal-sinyal tersebut. Baru sekarang aku paham, ketika aku sudah pernah didekati laki-laki di kampusku, hingga aku memacari salah satunya.

Namun aku masih belum berani menyatakan bahwa perhatiannya waktu itu adalah bentuk pendekatan. Aku memang pernah menyukainya, tetapi aku tidak tahu, apakah dia pernah menyukaiku atau tidak. Dan pertanyaan dari Eka untukku, masih harus kucari jawabannya. Jawaban darinya.

***

Sebuah Jawaban ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang