Rain (KyuhyunXYeonBi)

676 28 6
                                    

Penasaran baca sampai ending. Maaf kalo ceritanya gaje.  Kalo ga suka segera tinggalkan imajinasiku ini. Tapi jangan lupa vomentnya buat yang baca sampai ending.
Gamsahamnida 🙏

Ini versi revisi yaa. Happy Reading...

☔☔☔☔☔


"Kupikir hujan bisa menghilangkan semua rasa sakitku. Ternyata tidak, hujan hanya menyamarkan airmataku yang terus jatuh."

****

Jalanan Kota Seoul terlihat basah, udara pun terasa lembab. Hawa dingin mulai menusuk kulit. Saat ini hujan turun dengan derasnya. Tak membuat gadis yang sedang duduk dibalkon kamarnya itu gentar akan dinginnya udara malam itu. Dia memejamkan matanya, meresapi dinginnya malam itu yang merasuk, membuat hatinya terasa nyeri. Tanpa sadar airmata turun dari pelupuk matanya.

Gadis itu tampak sangat menyeramkan. Lingkar hitam dibawah matanya tercetak sangat jelas. Pipi yang dulunya berisi sekarang menjadi tirus. Bibir yang dulunya berwarna merah muda kini menjadi pucat. Tubuh yang dulunya selalu dipuji-puji sang suami kini menjadi kurus kering tak terawat. Penampilan yang dulunya menawan kini terlihat sangat berantakan. Dan semua itu terjadi sejak beberapa bulan yang lalu. Sejak pertengkarannya dengan sang suami tercinta.

Semua kejadian buruk yang menimpa gadis itu terjadi saat hujan turun. Padahal hujan adalah saat-saat yang dinantikan olehnya. Selama ini dia tidak melakukan apa-apa, seperti seseorang yang tidak memiliki tujuan hidup. Makan pun hanya dilakukannya sekali dalam sehari, itu pun dengan makan seadanya. Dan selama itu dia seakan melewatkan hal yang dulunya sering dia lakukan, seperti berdandan. Dia mulai pasrah dengan takdir yang sedang dijalaninya. Dan pilihannya hanya dua, melanjutkan takdirnya saat ini, atau menyerah sampai disini.

****

Pagi ini hujan kembali menguyur jalanan Kota Seoul. Tak banyak kegiatan yang bisa dilakukan Yeon Bi selain melamun memandangi hujan. "Mungkin aku akan mandi hujan saja." Gumamnya pelan.

Dia keluar rumah hanya dengan piyama yang menempel pada tubuhnya. Tanpa memikirkan cibiran orang, Yeon Bi berjalan menyusuri jalanan yang saat itu tergenang air. Dengan sangat percaya diri Yeon Bi terus berjalan. Selama perjalanan pun airmata itu terus tumpah, tapi tersamarkan oleh adanya air hujan yang jatuh ke wajahnya. Tibalah dia disalah satu bangku dipinggiran taman. Padahal taman itu sangat jauh dari tempat tinggalnya.

Yeon Bi menyandarkan tubuhnya. Dia memejamkan mata, merasakan kepalanya berdenyut. Ingatan ingatan kelam kembali seperti roll film. Yeon Bi mengerang pelan. Ingin rasanya dia berteriak, mengungkapkan bahwa dia tak sanggup lagi meneruskan takdir yang dijalaninya. Namun apalah daya, dia memilih untuk menyembunyikan semua itu sendiri.

"Op-oppa?" Yeon Bi memanggil suaminya, tapi sang suami sama sekali tidak bergeming dari duduknya. Tengah malam Yeon Bi rela kedinginan karena hujan untuk menjemput suaminya yang saat ini berada di club malam. Tapi apa yang didapatkan olehnya. Dia malah melihat suaminya bercumbu dengan gadis lain.

Yeon Bi mencoba menekan rasa sakit yang menjalan pada lubuk hatinya. Tanpa mengesampingkan sakit itu, Yeon Bi melangkah maju mendekati sofa dimana suaminya duduk. Memang ini bukan yang pertama kalinya Yeon Bi melihat suaminya melakukan hal laknat seperti itu. Bahkan setiap mengunjungi kantornya pun Yeon Bi harus melihat pemandangan itu.

Kejadian ini bermula ketika mereka kehilangan anak pertama yang mereka nantikan selama lima tahun. Seorang anak yang meregang nyawa sebelum melihat betapa indahnya dunia orang tuanya. Saat itu Yeon Bi tertekan dan stres karena kematian orang tuanya secara tiba-tiba. Dari situlah suami Yeon Bi mulai berubah. Pulang larut malam, dan pergi sebelum Yeon Bi membuka mata. Bahkan yang lebih parah adalah, suaminya itu tidak pulang ke rumah. Berhari-hari Yeon Bi tidak berkomunikasi dengan sang suami.

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang