Regret 1

361 21 18
                                    

ANNYEONG...I'M COMEBACK AGAIN.
KALI INI AKU BAWA CERITA BARU. FF REVISI BARU OTW, DITUNGGU YA. DISARANKAN UNTUK MENDENGARKAN LAGU YANG SEDIH, KARENA MENURUTKU INI LUMAYAN SEDIH. SEMOGA FEEL-NYA NYAMPE KE KALIAN YAA. MAAF JIKA ADA KEKURANGAN ATAU TYPO. AKU SUDAH BUAT INI SEMAKSIMAL MUNGKIN. HAPPY READING~

JANGAN LUPA VOMENTNYA...

****

"Aku menyesal tanpa henti. Aku tidak bisa melupakanmu pada akhirnya."

****

"Menatapmu saja bisa membuatku sakit.
Hatiku sudah terlalu sakit.
Kau sangat berharga dan tak tergantikan.
Ini bukan tentang kenangan kita.
Tapi ini tentang cintaku, hanya kau yang bisa membuatku tertawa."

Hati Kyuhyun begitu hancur, melihat sang kekasih hati menutup mata dengan banyak selang menempel pada tubuh mungilnya. Sudah satu bulan setelah kecelakaan itu, gadis bermarga Park itu masih betah memejamkan mata indahnya. Padahal pertunangan mereka akan dilaksanakan beberapa minggu lagi dari sekarang.

"Hyo Jin-ah, kapan kau membuka matamu, heum? Apa kau tidak merindukan kekasihmu yang tampan ini?" Ucap Kyuhyun lirih, sangat lirih. Karena dia sedang menahan laju airmatanya.

Pergerakan kecil terasa pada genggaman tangan Kyuhyun. Dengan segera dia menatap wajah Hyo Jin. Matanya berbinar melihat dengan perlahan mata Hyo Jin mulai terbuka. Dengan wajah sumringah Kyuhyun menggenggam tangan kekasihnya dengan sangat erat.

"Hyo Jin-ah. Kau sudah sadar, sayang? Kau mendengarku?"

Hyo Jin menyesuaikan matanya dengan cahaya sekitar. Saat matanya menangkap sosok yang sangat dicintainya, senyum Hyo Jin perlahan muncul, walau masih samar-samar terlihat.

"Op-oppa?"

Kyuhyun mengangguk dan tersenyum, namun airmatanya menetes dengan deras. Dia bahagia, bahkan kelewat bahagia. Sudah satu bulan penantiannya, dan sekarang penantian itu membuahkam hasil.

"Uljima...bogoshipo"

Kyuhyun kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. Dengan erat dia memeluk tubuh lemah Hyo Jin. Hyo Jin pun mulai mengangkat tangannya untuk membalas pelukan Kyuhyun.

"Aku juga merindukanmu, sayang. Sangat sangat sangat merindukanmu. Kenapa kau tidur sangat lama, heum?" Ringisan kecil keluar dari bibir Hyo Jin ketika dia berusaha untuk duduk.

"Jangan banyak bergerak dulu. Tunggulah disini, aku akan memanggilkan dokter untukmu." Kyuhyun berlalu dari ruang rawat Hyo Jin. Tak lama kemudian dia kembali muncul dengan seorang dokter dan dua perawat.

"Apa yang kau rasakan, Nona Park?"

"Kepalaku sangat pusing, dok. Badanku juga sulit digerakkan?" Jawab Hyo Jin, masih dengan volume suara yang rendah.

"Itu wajar, Nona. Kepalamu terbentur benda keras. Jika tubuhmu merasa kaku, itu karena anda sudah tertidur selama satu bulan. Anda bisa mengikuti terapi untuk mengembalikan kondisi tubuh anda."

"Ta-tapi, dok. Kakiku tidak bisa digerakkan sedikit pun. Aku ti-tidak bisa merasakannya. Apakah ini efek dari koma'ku selama ini juga?" Hyo Jin terbata ketika mengatakan itu. Sedangkan Kyuhyun sudah berdebar. Dokter bermarga Kang itu berjalan mendekati kaki Hyo Jin, dan menyikap selimut yang menutupi kaki itu. Dia mencoba menggelitik dan mencubit kaki Hyo Jin. Tapi tak ada ekspresi apapun yang keluar dari Hyo Jin. 

"Anda tidak merasakan apa-apa, nona?"

"Ti-tidak. Aku tidak merasakan apa-apa."

"Apa dia akan baik-baik saja, dok?" Suara Kyuhyun terdengar, setelah sedari tadi terdiam dan hanya mendengarkan.

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang