3: Berfikir Positif.

156 20 10
                                    

" Jika suatu hari aku akan mencintaimu setinggi langit, maka mulai sekarang aku harus bersiap siap untuk terjatuh sedalam jurang. "


•°•

" Eh, iya. Masa tiba - tiba dia ngajak gue keluar buat makan terus ditraktir lagi." ucapnya menjelaskan.

" Wih, terus lo gimana ? Lo mau ? " Tanya sahabatnya tak ragu.

" Awalnya sih nggak mau, eh tapi dia nya maksa. " ucapnya

" Lu mau juga kan Ra kalo gratis, ya kan, haha. "

" Lumayan loh Ra, Zio ganteng gitu, cewek mana sih yang nggak suka ama cowok kayak dia. "

" Tapi, gua belom suka. "

" Belom, nanti bakal suka kok. " ucap Lisa. Sekarang, mereka sedang berkumpul di cafe dekat dengan sekolah. Mencari bahan ghibah dimanapun berada.

Naura, Lisa, dan Salma telah bersahabat dari SD, dari saat mereka tak mengerti bagaimana caranya membuat garis dengan lurus. Tetapi, ketika mereka menuju ke jenjang selanjutnya, Salma pindah kedaerah yang cukup jauh yang membuat Salma pindah sekolah. Akan tetapi, setelah 2 tahun kemudian Salma kembali lagi ketempat asalnya karena urusan ayahnya telah selesai. Dan, kini mereka kembali lagi bersahabat seperti dulu.

" Eh, udah selesai belum makannya? " tanya Salma.

" Udah, tinggal Lisa tuh yang makannya lama banget. " ejek Naura kepada Lisa sembari meminum minumannya.

" Ighh, kaghyuan magh, jangghan gitu ighh " ucap Lisa yang berbicara debgan mulut yang penuh.

" Mangkanya makan dulu baru ngomong Lisa " ucap Salma dengan suara yang agak nyaring dengan menekan kata LISA, nama temannya. Sedangkan Naura hanya terkekeh melihat keduanya.

Tak sampai lima menit, Lisa pun selesai menghabiskan makanannya yang memang cukup banyak, karena diantara mereka bertiga ini memang Lisa lah yang paling banyak makan.

" Yaudah, yuk cabut. Lisa juga udah selesai juga tuh makannya " ucap Naura. Sedangkan teman temannya hanya mengangguk sembari membawa tasnya dan berjalan mengikuti Naura yang keluar dari tempat itu.

•°•

Kini, ia telah berada di kamarnya. Ia bersandar pada ranjang tidurnya. Ia rasa ia cukup lelah karena mereka tadi pulang sudah hampir jam setengah enam. Ia mengingat ucapan teman temannya tadi, tidak hanya ucapan Lisa. Apa mungkin Zio sering melihatnya diam - diam ? Apa mungkin Zio menyukainya ? Ah, mana mungkin dengan seperti itu saja, Zio sudah menyukainya. Ah, tidak Ra, singkirkan dulu pikiranmu jauh - jauh, jangan berfikiran seperti itu dulu. Ia pun menyingkirkan pikirannya itu jauh - jauh. Ia harus berpikir secara matang - matang untuk kedepannya agar tidak jatuh.

Kini, Naura pun akhirnya mengubah posisinya yang tadi duduk menjadi terlentang. Ia pun segera mengambil handphone nya. Membuka aplikasi di hp nya, kemudian membuka roomchat antara dirinya dan Lisa.


NauraA
Lis.

LisaAulia
Iya Ra? Knp?

NauraA
Boleh nanya?

LisaAulia
Boleh atuh, nanya apa?

NauraA
Tapi, kamu nggak boleh
Kasih tau yang lain ya?

LisaAulia
Knp? Salma nggk boleh?

NauraA
Nanti aja gue kasih tau dia

LisaAulia
Iya, elah cepet

NauraA
Menurut lu, Zio itu
orangnya gimana ?

LisaAulia
Cie Naura . .

NauraA
Cepet

LisaAulia
Zio tuh orangnya baik, kadang
juga dingin dingin gimana git

NauraA
Gitu aja?

LisaAulia
Gue belum selesai ngomong

NauraA
Lu ngetik bukan ngomong

LisaAulia
Trus Zio tuh ganteng, pinter,
alim lagi. Suami idaman
bener dah.

NauraA
Masih kecil udah ngomomgin
suami, astaghfirullah


LisaAulia
Astaghfirullah

NauraA
Yaudah, makasih infonya

LisaAulia
Eh, lu suka ama Zio ya ?
P
P
P
P
P
P
Woi jawab elah
P
P
Beb
Anjir sider . .

Sedangkan Naura hanya terkekeh melihat obrolannya dengan Lisa.

Kini, ia mulai memejamkan matanya. Membayangkan dirinya dengan seseorang hingga ia mulai tenggelam dalam mimpinya, mimpi bersama seseorang.

•°•

559 kata
12.35

Please, dont forget to vote and comment.

Naura AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang