5: Mulai beda.

63 10 1
                                    

Matahari menyingsing dari ufuk timur secara perlahan yang mulai menyinari bumi. Burung-burung mulai terbang bertengger di atas pohon dan mengeluarkan kicauannya. Embun pagi pun timbul untuk melengkapi indahnya ciptaan Tuhan.

Naura berjalan menuju ke kelasnya setelah di antar oleh ayahnya. Ia berjalan melewati tengah lapangan yang terkadang menjadi pusat perhatian yang membuat ia benci lewat sini.

Besok - besok gue lewat pinggir deket pohon itu aja dah

Ia mendongakkan kepalanya melihat langit yang terang dengan matahari yang cukup bersemangat.

Kemudian, ia kembali melihat kedepan terfokus pada kelasnya. Ketika ia berjalan, tiba - tiba seseorang menyenggol bahu nya membuatnya sedikit lagi ingin terjatuh tapi ia berhasil menahannya. Ia mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang telah membuatnya hampir terjatuh. Dan ketika ia melihatnya, orang itu hanya diam sambil tersenyum tipis. Naura diam melihat sosok itu. Matanya sinis memandang lelaki itu.


" Ngapain lo senyum - senyum? Suka lo sama gue? " ucapnya sok pd.

" Nggak kok, cuma mau bilang aja. " ucap Zio sambil mempertahankan senyumnya.

" Bilang apa? " ucap Naura tampak pura-pura sibuk sambil melihat jamnya.

" Belek mata lo udah nyangkut di idung." ucap Zio sambil menahan tawa. Dirinya masih berdiri di depan gadis itu. Sedangkan Naura, ia terdiam beberapa detik setelah itu gelagapan langsung memegang mukanya membersihkan apa yang di katakan Zio tadi. Dirinya sangat malu dengan apa yang di ucapkan lelaki itu. Mukanya merah padam bak kepiting rebus.

" Nggak ada kok sebenernya. Gua cuma pengen liat lo malu aja pagi ini. " ucap Zio sambil tertawa. Kemudian, dirinya pergi meninggalkan Naura. Naura berdecak kesal. Ia terdiam. Tapi, pikirannya kemana-mana.

" Awas aja lo. "

•°•

Lima belas menit lagi apel pagi di mulai. Naura masih sibuk bercengkrama dengan sahabatnya. Mereka membicarakan video klip baru dari idolanya yang baru update malam tadi. Hingga sekarang telah beralih topiknya jadi topik ghibahan yang sedang panas.

" Eh, lo tau ga kalo si Kyla anak kelas sebelah kemaren pake lipstik ke sekolah? " ucap Lisa. Mukanya tampak sangat meyakinkan.

" Ih bener? Terus ga di tegur guru gitu? " ujar Salma menyambar.

" Engga anjir. Dia malah kesenangan gitu nunjukkin dia pake lipstik ke sekolah. Kek tante-tante padahal. " ucap Lisa tertawa. Naura punya ikut tertawa mendengar ucapan Lisa. Tiba-tiba pengumuman apel akan di mulai telah terdengar. Naura hendak mengambil topinya dalam tas. Tapi?

" Eh Sal, Lis. Lo liat topi gua ga? " ujar Naura bertanya sembari memeriksa tasnya.

" Engga. Orang ga lo keluarin tadi. " ucap Salma.

Dag dig dug ser.

Naura mulai panik. Dirinya kebingungan mau mencari topi dimana. Ia tak ingin berdiri di depan dekat rombongan orang terlambat sendirian. Dirinya berjalan kesana kemari mencari topi tapi tak kunjung dapat. Tiba-tiba . .

Plop!

Sebuah topi terpasang di atas kepalanya. Keberuntungan menghampirinya saat ini. Ia kemudian melihat sosok yang meminjamkannya topi. Eh, sebentar? Zio? Zio meminjamkannya topi?

Naura AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang