Serial: Catatan Hati Keira-5
Penulis: @Isnaiyah
Dipublikasikan: 25 April 2017
***
💀👣💀
Keira POV
Prang..prang..
Tuh kan..tuh, si nenek lampir sedang mulai menabuh genderang peperangan, baru sepagi ini dia sudah sibuk bermain alat musik berbahan stainlis steel di dapur. Eits, dia bukan masak lo ya. Dia mana tega melihat kukunya yang melengkung keriting itu rusak karena sabun dan minyak? Hedeuh, mana mungkin manusia parasit itu rela merusak pedicure menicurenya yang ber UTA-UTA dengan mengotorinya? Lucu sih ya, orang dia perwatan sejumlah juta juga pakai uangnya Papa , jadi kalau dia merasa rugi uang jadi dapat dipastikan kalau wanita gila itu benar-benar sableng.
Wanita jelek itu sedang asyik membuat kegaduhan guna membuatku keluar dari sarang, dia memancingku entah untuk alasan apa, balas dendam mungkin?
Kebetulan Papa memberi kabar padaku kalau dia akan keluar kota selama lima hari. Si Rehan? Belum pulang, maklum ya anak yang satu ini hobinya pencitraan dan sok sibuknya luar binahong.Karena malas harus meladeni omongannya yang pedes mirip cabe sepuluh kilo itu, aku keluar. Bermaksud pergi ke base campku, tempat yang kudatangi tadi malam. Dari pada di rumah sumpek melihat wajah PHO yang bikin nyesek, sampai rasanya pingin kutimpuk pakai gedebok pisang. Aku berjalan mengendap-endap guna meredam derap langkahku, ketika aku mulai menstaer motor, dengan seenak jidat dia sudah sampai di ambang pintu sambil memegang sebuah teflon dan sendok sayur. Aku? Masa bodoh! Bahkan otakku lebih berpikir kenapa penampilannya yang sekarang lebih pantas sebagai sales perabot masak-memasak. Emang ya, kalau wajah sales mau hidup dimana saja tetep sales.
Motor menyala, segera kuputar kemudi motor seratus delapan puluh derajat ke utara.
"Kei, nanti malam gak usah pulang deh. Sampek seterusnya aja ya, Mama heppy lo Kei", wanita itu tersenyum licik padaku, semua itu membuatku mual hingga ingin rasanya memuntahkannya tepat di wajah dempulnya."Enak banget kalau ngomong . Mana mungkin kutinggalkan rumahku dengan seekor ular di dalamnya. Tenang saja, aku cuma mau keluar sebentar mencari racun pembasmi ular tidak tahu diri, apa mau nitip obat penumbuh rasa malu?"
"Loh, ular kok bilang ular" ,ujarnya sinis. Dia menampilkan senyum menghina kepadaku. Oh kurang ajar ya!
"Medusa!"
Aku berlalu pergi meninggalkan gerbang rumah, dari spion nampak dapat kulihat dia menutup pintu utama.
Motorku melaju, membelah keramaian jalan raya. Hari ini hari minggu, jadi maklumilah kalau hari ini jalan sedang macet luar biasa, kendaraan saling merayap mencari celah agar kendaraan mereka bisa bergerak. Sebagian besar dari mereka adalah keluarga yang sedang pergi berlibur bersama, entah itu ke tempat wisata, mengunjungi sanak kelurga yang lain, makan-makan, atau sekedar jalan-jalan ke mall. Sedangkan aku? Hanya sedang meratapi nasib dan menerima takdir, takdir yang buruk sekali.
Aku berubah pikiran untuk menghabiskan waktu seharian di base camp, aku punya rencana baru yang lebih baik. Aku akan pergi mengunjungi seseorang, kupikir beberapa hari ini aku tidak menemuinya.
Aku mampir sebentar ke sebuah toko bunga, hampir semua pelayan toko di sini sudah hapal denganku. Karena aku sangat sering datang kemari dengan wajah jutek dan datar seperti triplek. Kalau mereka risih aku lebih merasa tidak peduli, aku datang untuk bertransaksi bukan untuk berkelahi kok.
"Selamat datang", ucap seorang wanita di meja kasirnya, dia menyunggingkan senyum penyambutan dengan ramah.
Seorang wanita yang lain datang mendekatiku, dengan mengenakan seragam putih dia mengarahkanku pada gerai bunga yang ada.
"Mau memesan satu buket bunga Lili seperti biasa mbak?", tanya wanita itu to the point, pelayan di sini sudah hafal di luar kepala dengan aku dan pesananku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Hati Keira
Детектив / ТриллерIni tentang aku, tentang spesies manusia bernama Keira. Jangan harap aku akan bercerita tentang cinta pada pandangan pertama? Lebay! Cinta ABG labil? Ciihh menjijikkan! JANGAN HARAP!!! Ini bukan kisah cinta-cintaan atau kawin-kawinan dan pernikahan...