Chapter 5 - Hurt.

32 5 0
                                    

"Baiklah , aku akan menyetujuinya demi perusahaan ayahku." Kata Elle sambil meneguk habis winenya . Hari ini Callum benar benar membuatnya gila.

"30 hari , hanya 30 hari dan tidak lebih."

"Baiklah. Aku setuju." Kata Callum sambil mengulurkan tangannya pada Eleanor.

--------------------
Eleanor hanya menatap uluran tangan Callum dengan tatapan malas .

Callum menarik kembali tangannya kembali.
"Karena kau sudah menyetujuinya , berarti mulai hari ini kau akan tinggal disini."

"Aku akan mulai tinggal di sini besok , aku belum menyiapkan barang barangku." Kata Eleanor sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Baiklah jika itu maumu." Kata Callum sambil berjalan kearah pintu dan membukanya.

Eleanor menatap Callum dengan tatapan tidak mengerti . Eleanor terdiam beberapa saat sebelum menyadari maksud Callum . Callum mempersilahkannya untuk keluar dari penthousenya itu . Sungguh , hari libur Eleanor yang ia kira akan menjadi hari yang indah ternyata menjadi hari terburuknya selama tahun ini .

Dengan langkah malas Eleanor berdiri dari sofa mengambil sling bag lalu berjalan menuju pintu . Ia melewati Callum sambil menginjakan stilettonya ke kaki Callum .

"Awww!" Callum meringis sambil mengangkat kaki sebelah kanannya dan mengelusnya pelan . Eleanor tidak memperdulikan Callum yang kesakitan . Ia terus melanjutkan langkahnya dan meninggalkan penthouse Callum.

Sesampainya di lobby , Eleanor merogoh isi tasnya untuk mencari ponselnya . Tapi hasilnya nihil , ponselnya tidak ada di dalam sling bag nya .

"Oh goshh! Just kill yourself Elle ! " Ucap Elle dengan suara yang cukup keras untuk di dengar oleh orang orang di sekililingnya . Semua mata di lobby itu tertuju pada Eleanor . Eleanor yang menyadari tindakannya itu  segera menundukan kepalanya dan memutar badannya untuk kembali ke penthouse Callum dan mengambil ponselnya yang tertinggal.

Untungnya Eleanor bertemu dengan seorang petugas di lift , yang tadi siang membukakan pintu mobil untuknya . Sehingga  Eleanor bisa  meminta bantuan petugas itu untuk membukakan akses lift ke penthouse Callum .

Mengapa pintunya terbuka batin Eleanor sambil menatap pintu penthouse Callum yang tidak tertutup rapat . Perlahan lahan Eleanor membuka pintunya , memasukkan kepalanya untuk mengecek keaadan di dalam penthouse itu . Tidak ada orang . Tanpa berpikir lebih panjang Eleanor memasuki penthouse Callum dan ia segera menuju piano yang berada diujung ruangan itu . Thank God ponsel Eleanor memang berada diatas piano itu sesuai dengan ingatan Eleanor . Kalau sampai ponsel itu tertinggal di cafe tadi dan hilang  , Eleanor pasti akan kesulitan untuk menghubungi partner partner kerjanya.

Eleanor baru saja hendak meninggalkan penthouse , ketika ia tiba tiba mendengar sebuah suara yang berasal dari kamar yang berada di lantai dua penthouse itu . Eleanor segera mengurungkan niatnya untuk meninggalkan penthouse dan memutuskan untuk mengecek kamar itu , barangkali ada seorang penyusup yang masuk ke penthouse Callum batiinya .

Kakinya perlahan lahan menaikki satu persatu anak tangga yang terbuat dari bahan marmer itu.

Eleanor mengulurkan tangannya untuk membuka pintu itu . Betapa kagetnya Eleanor ketika ia melihat pemandangan yang ada di hadapannya sekarang . Callum sedang berciuman dengan seorang wanita . Callum bahkan tidak mengenakan apapun di bagian tubuh atasnya , hanya tersisa celana kerjanya yang tadi ia kenakan . Sedangkan wanita itu hanya menggenakan underwearnya. Keduanya terus berciuman tanpa menyadari kehadiran Eleanor disitu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Disremember(ing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang