--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
– Part 4 –
'Tolong bawa aku, kemana saja. Tolong. Tolong!'
Kim Myungsoo bisa merasakan kakinya gemetar mendengar racauan putus asa Suzy yang terdengar begitu memilukan di telinganya. Sambil melihat ke arah dinding kamar, tangannya terkepal kuat. Walaupun dia masih belum tau apa-apa tentang permasalahan yang Suzy lalui, dia tahu bahwa ini ada sangkut paut dengan dirinya dan ini bukanlah permasalahan sepele yang bisa di selesaikan dengan mudah. Suzy tak pernah terdengar semenyedihkan ini sebelumnya. Wanitanya itu adalah wanita yang kuat.
"Suzy ―Bae Suzy, katakan padaku apa yang terjadi. Katakan kenapa kau seperti ini? Apa lagi yang ayahmu rencanakan?" tanya Myungsoo tegas, sambil berharap Suzy akan menjadi lebih tenang dan menghentikan racauannya yang memilukan. Pria itu seperti ingin berlari dan mendobrak pintu keluarga Bae, tapi ia tahu bahwa itu tidak akan menyelesaikan apapun.
'Aku ―aku akan menikah oppa. Ayah akan menikahkanku dengan pria pilihannya'
"Ap―"
'Kami akan menikah dalam dua hari lagi'
Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Myungsoo merasa panas, dia seakan gosong karena pernyataan Suzy yang sudah seperti sambaran petir yang tepat mengenai pucuk kepalanya. Bibirnya kelu, 'Tolong bawa aku oppa. Mari kita melarikan diri, berdua'
Myungsoo tak bisa menjawab perkataan Suzy. Samar-samar dia bisa mendengar wanitanya menangis di seberang telepon. Dia ingin menenangkan Suzy, tapi dirinya sendiri saja tengah sangat terkejut sekarang ini. Tak pernah sekalipun dia berfikir bahwa Suzy akan menikahi orang lain selain dirinya, tidak pernah dia berfikir akan ada orang lain yang akan memasuki jalinan kasih mereka.
Myungsoo memaki, "Brengsek!!" marahnya, "SIALAN!!!!" tubuhnya jatuh kebawah, bersimpuh di lantai apartemen yang dingin. Detik selanjutnya, dia ikut menangis bersama Suzy. Tersedu-sedu dan meraung pilu.
***
Lee Howon memandang ke arah tengah kamar ―tidak jauh dari kaki ranjang yang terlihat berantakan. "Myungsoo" panggilnya sembari mengeryitkan wajah, bau alkohol mendominasi kamar tersebut.
Pria yang sedang duduk bersimpuh di hadapannya itu mencoba untuk bangkit dari posisinya tapi gagal karena dia kembali terjerembab ke bawah dan kembali bersimpuh. Tampaknya alkohol telah membuat ia tidak dapat berdiri tegak. "Kim Myungsoo!" panggil Howon sekali lagi. Dia tahu sahabatnya itu tidak bisa fokus lagi karena di kuasai oleh alkohol. Dia mendekat, "Jangan lakukan ini kawan, alkohol tidak akan menyelesaikan masalah" ingatnya lagi.
Dia paham. Myungsoo minum-minum seperti ini bukannya tanpa alasan. Ketika Howon memasuki lobi kantor pagi ini, dia sudah melihat banyak karyawan-karyawati KM Company yang fokus kepala ponsel mereka dengan mulut komat kamit menyebut tentang pernikahan dan juga nama Bae Suzy. Howon yang merasa penasaranpun bertanya pada salah satu karyawan yang ia kenali, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat sebuah artikel yang di rilis pagi itu. Artikel tentang rencana pernikahan penerus BiM Company satu-satunya ―Bae Suzy, bersama dengan direktur utama perusahaan keluarga Seo.
Howon kalang kabut pagi itu. Kalau Bae Suzy akan menikah dengan anak dari pendiri perusahaan Seo lalu bagaimana dengan sahabatnya? Kim Myungsoo. Howon berlari cepat menuju lift dan menekan tombol lantai teratas, tangan yang lainnya ia gunakan untuk meraih ponsel miliknya, ia mau menghubungi Myungsoo. Ingin mengkonfirmasi berita yang baru beberapa menit yang lalu ia baca dengan mata membulat sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story [END]
FanfictionBerkisah tentang perjalanan kisah cinta Bae Suzy dan Kim Myungsoo yang penuh dengan lika liku. Permasalahan datang silih berganti, mencoba untuk memisahkan kedua anak manusia yang saling mencintai tersebut. Ketika mereka pikir bahwa tidak ada hal ya...