Part 6

1.9K 286 18
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

Part 6

Menangis adalah bagaimana hatimu berbicara, saat bibir tak dapat mengatakan apa yang membuatmu merasa sakit. Suzy ingin mengeluarkan semua kekesalan serta amarahnya tapi dia tahu bahwa itu tak akan berguna, tidak ada satu orangpun yang akan membelanya, tidak akan ada satu orangpun yang akan menolong dirinya. Mereka semua hanya mendengar tanpa bisa berbuat apa-apa. Suzy tau, ayahnya tidak akan mengubah keputusannya dan beralih merestui Myungsoo hanya karena ia mencintainya. Mungkin itu adalah alasan kenapa dia terus menangis.

Dia berbicara dengan air mata, saat kata-kata sudah tidak ada gunanya lagi.

Suzy masih tetap menangis saat Ji Chang Wook ―petugas keamanan yang mengendong dirinya dengan lancang tadi, keluar dari kamarnya dan di gantikan oleh tuan Bae yang melangkah maju. "Suzy" Pria tua itu memanggil tapi Suzy masih tak bergeming ―terus meringkuk disudut ruangan dan menangis.

"Ayah pikir kau telah mengambil keputusan melihat bagaimana patuhnya kau siang tadi" Suzy masih berdiam diri, hanya suara isakan yang keluar dari mulutnya.

"Kau lihat bagaimana baiknya keluarga Seo? Mereka akan membuatmu nyaman nak. Jadi, lupakanlah Kim Myungsoo."

"Apa ayah harus sejauh ini?" suara Suzy terdengar sengau, hidungnya seperti tersumbat. Wanita itu bicara tanpa mengangkat kepalanya. "Apa ayah harus bertindak jauh seperti ini!!" nada bicaranya meninggi. Suzy tau bahwa ayahnya bukanlah pria jahat, tapi untuk beberapa hari belakangan ini dia terus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ayahnya tersebut sangat brengsek. Ia marah pada pria yang telah membesarkannya tersebut. Ia sangat marah.

"Besok adalah hari pernikahanmu, jangan lakukan sesuatu yang akan membuat ayah kecewa" ujarnya. Setelah mengatakan itu dia berbalik dan memilih untuk meninggalkan kamar Suzy. "Aku mencintaimu ayah"

Suzy berujar, kepalanya terangkat dan tangannya terkepal kuat sembari memeluk kedua lutut di sudut kamar. Langkah tuan Bae terhenti, pria itu berbalik dan melihat mata basah putrinya tersebut. "Aku mencintaimu dan mengagumimu selama ini. Tapi melihat keputusanmu ini membuat aku harus mengatakan, bahwa ―" Suzy menyeka air matanya dan menghembuskan nafas, "aku membencimu"

"Suatu hari nanti kau akan berterima kasih pada ayah, Suzy! Kau akan berterima kasih karena ayah menikahkanmu dengan pria sehebat In-guk. Camkan itu dalam kepalamu!" Suzy bergetar, tuan Bae tidak membentak atau menatapnya tajam, hanya dengan berbicara menggunakan nada dingin saja sudah membuat ia takut. "Aku membencimu" teriak Suzy habis pikir, ia tidak tau harus membalas ayahnya dengan kalimat yang seperti apa.

"Aku membencimu ayah! Sungguh!"

Teriakan Suzy hanya bagaikan angin lalu di telinga tuan Bae, dia tidak menanggapinya. Pria itu berlalu pergi, menutup pintu dan hilang sepenuhnya dari kamar Suzy. Wanita itu meringis putus asa dan kembali menangis. Dia sungguh tak berdaya.

***

Desisan tidak dapat Howon tutupi ketika dia melihat kondisi berantakan Myungsoo, celana pria itu kotor, jasnya entah hilang kemana dan kemejanya begitu lusuh. Wajah sahabatnya itu memerah dan rambutnya sangat berantakan, "Myung!" Howon hampir saja memekik melihat darah yang mengering di buku tangan sahabatnya itu.

"Ada apa denganmu?"

Pria yang di tanya hanya berjalan gotoi melewati Howon yang terlihat khawatir, ia menolak pintu ruang kerjanya dan masuk tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Howon padanya, "Hei Myung! Kau mengacau dimana?" Howon mengekor di belakang.

Our Love Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang