Part 8

1.8K 279 25
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

Part 8

Hal pertama yang menarik perhatian Suzy ketika ia melihat kartu ucapan yang terselip disela-sela pita kado tersebut adalah tulisannya. Tulisan itu mengingatkan dirinya pada seseorang yang beberapa saat yang lalu berkelana di pikirannya.

"Myungsoo oppa?" lirih Suzy pelan. Ia cukup yakin bahwa itu adalah tulisan Myungsoo, ia menggenalinya dengan sangat. Setiap gurat pena yang tergores, semuanya menginggatkan Suzy pada kekasih hatinya yang sangat ia cintainya. Pria bermarga Kim yang sangat ia dambakan. Kim Myungsoo.

"Apa ini ―oppa" Suzy menatap ganjil kotak yang berada di atas meja makan tersebut. Kotak itu tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu berat, membuat Suzy menimbang-nimbang tentang apa isi kotak tersebut.

"Nona" dengan sialnya bibi Choi kembali datang menghampirinya yang sedang merenung di depan kotak itu. "Apa bi?" tanya Suzy, mencoba menutupi rasa marahnya karena kegiatan merenungnya terganggu.

"Anda tidak menyentuh makanannya, apakah anda tidak suka?"

"Bukan begitu bi, aku hanya sedang membaca ini" Suzy menganggkat kartu ucapan itu kemudian kembali menyelipkannya di sela-sela pita. "Kado dari seorang teman" sambungnya.

"Haruskah saya menggabungkan kado ini dengan kado yang lain nona?" tanya wanita tua itu dengan penuh perhatian yang membuat Suzy ingin menghela nafas kesal, kado-kado pernikahan yang ia dapatkan dari beberapa rekan kerja ayahnya yang ia kenal serta beberapa dari teman In-guk masih tersimpan di salah satu kamar tamu. Mereka belum sempat membukanya.

"Tidak bi, aku akan melihatnya lagsung nanti di kamar" jawab suzy sembari berharap bibi Choi tidak akan kembali bertele-tele. "baiklah kalau begitu nona" Suzy menghela nafas lega, untunglah wanita tua itu tidak bersikeras. Setelahnya, Suzy mulai menyantap sarapan yang tersaji dengan mata masih melihat kado itu dengan tatapan penasaran.

'Aku membelikanmu sesuatu yang berguna, aku harap kau tidak membuangnya.'

Kata-kata di kartu ucapan itu juga membuat Suzy bertanya-tanya. Yang berguna? Apakah itu?

***

Dengan gerakan cepat tapi pelan, Suzy menutup pintu kamar mandi sembari membawa kado yang sejak tadi ia genggam dengan hati-hati. Ia berharap suaminya terus tertidur sampai rasa penasarannya tentang isi kotak ini terjawab. Untuk yang ketiga kalinya ia membaca kartu ucapan yang terselip, setelah puas dengan itu ia pun pelan-pelan membuka kotak kadonya.

"Eh?" Suzy mengernyitkan kening. Di dalam kotak itu terdapat sebuah kotak persegi panjang lagi, di depan kotak tersebut terdapat gambar ponsel yang sama dengan ponsel Suzy sebelumnya. Suzy menarik kotak persegi panjang itu, ia meletakkan kotak besar yang pertama di atas meja kamar mandi.

"Ponsel?" Suzy membalik-balikkan kotak ponsel tersebut, kemudian ia membukanya dan mengambil ponsel yang ada di dalam. Saat ponsel itu ada di tangannya, barulah Suzy menyadari bahwa ada sebuah memo kecil di kotak tersebut ―tepat di belakang ponsel yang ia ambil tadi.

Ponsel ini terdaftar dengan namaku. Jika kita berkomunikasi dengan ini, ayahmu tidak akan mengetahuinya. Hubungi aku segera, kapanpun kau siap.

Suzy terdiam, kata-kata 'hubungi aku segera, kapanpun kau siap' sudah berganti 'hubungi aku jika kau masih mencintaiku' di dalam benak Suzy. Ia menelan salivanya dengan susah payah. Myungsoo mengatakan bahwa ini sangat berguna untuknya, apakah benar begitu? Apakah ia benar-benar butuh ponsel ini?. Bukan. Bukan ponsel yang ia maksudkan, tapi Myungsoo. Masihkah ia membutuhkan Myungsoo?

Our Love Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang