"Ayo, Kakashi. Mengapa kau diam saja? Silahkan makan sarapanmu."
"Y-ya, tuan." Kakashi menjawab dengan gugup.
Hiashi melihat kegugupan dan kecanggungan pria tinggi itu dengan seksama. Seolah mengerti, Hyuga itu berkata kepada beberapa pelayan di sana, "Kalian keluar lah dari sini. Kami ingin membicarakan hal penting."
Tidak sampai disuruh dua kali, para pelayan langsung membungkuk hormat undur diri. Setelah itu, hanya ada tiga orang di ruang makan itu.
Hiashi Hyuga yang duduk tenang di tempatnya, Kakashi Hatake yang mencoba menghilangkan kegugupannya, dan seorang gadis dengan kecantikan yang mempesona. Ya, Hinata Hyuga duduk di samping sang ayah.
"Maaf, Kakashi. Mungkin kau agak asing untuk sarapan dengan sandwich. Ini karna putriku memang bersikeras untuk makan makanan yang sehat," Hiashi tersenyum, "Kuharap kau tidak keberatan."
Kakashi tersentak, merasa tidak enak karna pikirnya Hiashi mengira ia tidak selera dengan sarapan sederhana ini, "Itu...tidak masalah, tuan. Aku...eh, aku juga menyukai sandwich."
Ugh! Kenapa terdengar tidak jelas? Memalukan, Kakashi! Kemana pribadi tenang dan kerenmu itu? Kakashi mengutuki dirinya dalam hati.
Hinata sendiri hanya diam. Sejak tadi di ruang tamu, pertama kali melihat pria itu membuatnya bungkam. Well, gadis itu memang merasa asing jika dengan orang baru. Dan menurutnya, sepertinya pria berambut perak dengan masker menutupi sebagaian wajahnya itu terlihat misterius. Meski Hinata tidak melihat wajahnya, namun ia masih bisa yakin bahwa orang ini bukanlah teman ayahnya.
Maksudnya, pria ini memang terlihat misterius. Dan juga sepertinya masih muda. Bukan seperti teman ayahnya yang biasa mampir.
"Hinata, ambilkan minuman untuk Kakashi."
Sedikit terkejut, Hinata menoleh pada sang ayah. Yang mana satu-satunya orangtua yang ia miliki itu tersenyum lembut dan menenangkan. Hiashi tahu pasti, putrinya sangat pemalu apalagi pada orang baru. Namun dari tatapannya, Hinata merasa ayahnya seperti memberitahu bahwa pria yang bersama mereka itu adalah orang yang baik, jadi Hinata tak perlu takut.
Gadis itu mengalihkan pandangannya pada Kakashi yang juga menatapnya. Dengan keanggunan yang alami, Hinata bangkit dari duduknya. Ia mengambil teko kaca di meja dan menuangkan segelas susu hangat ke gelas.
Kakashi sampai menahan nafas saat Hinata menghampirinya. Ohhh...aroma lemon yang manis menggelitik penciumannya saat putri tunggal Hyuga meletakkan gelas di samping piring Kakashi.
"Terimakasih, nona."
Hinata mengangguk pelan namun tidak mengucapkan apa-apa. Membuat Kakashi bingung dan berpikir apakah ia salah bicara...
Saat Hinata kembali duduk, suasana hening...
Kakashi perlahan mengangkat tangannya untuk menyentuh masker gelap yang menutupi sebagian wajahnya. Oh, sebenarnya pria itu tidak ingin memperlihatkan wajahnya pada oranglain. Tetapi, entah kenapa Kakashi bersedia menunjukkan wajahnya pada dua orang ini.
Hiashi nampak tenang saja sambil mulai menikmati sarapannya. Ia memang penasaran dengan rupa putra sahabatnya itu, namun ia yakin wajah Kakashi akan sangat mirip dengan Sakumo. Karna Hiashi sendiri sudah tahu sejak Kakashi lahir ke dunia ini 29 tahun yang lalu.
Lain dengan Hinata. Gadis lavender itu nampak tak acuh dan terus menunduk sambil memakan sarapannya. Tetapi sebenarnya Putri Hyuga itu sesekali melirik Kakashi yang sekarang menurunkan maskernya.
Kenapa ia memakai masker? Apa...pria ini buruk rupa? Dengan lugu Hinata berpikir seperti itu yang membuatnya penasaran.
Turun...
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Love
FanfictionSederhana sekali, saat melihat gadis itu untuk pertama kalinya, Kakashi langsung memiliki dorongan untuk menjaga Hinata. Hyuga Hinata yang cantik dengan caranya sendiri. Kelembutan gadis itu begitu anggun dan mempesona. Hal yang tidak bisa ditolak o...