5

2.3K 258 9
                                    

"I-ini...indah sekali."

Kakashi tersenyum di balik maskernya. Ditatapnya punggung mungil Hinata yang sekarang terlihat terpana menatap hamparan padi yang menguning di hadapannya. Memang sawah ini indah sekali. Terlebih lagi untuk Hinata Hyuga yang baru kali ini datang ke desa.

"Kau suka?"

Hinata menoleh ke arah Kakashi. Wajah gadis itu merona dan ia tersenyun senang, "Ya, aku..suka."

Kakashi membimbing Hinata untuk mengikutinya berjalan. Mereka bergerak hati-hati, karna tanah di sini agak basah dan licin. Hinata bahkan beberapa kali tersandung, untungnya Kakashi membantunya hingga keduanya berhasil sampai di sebuah...

"A..apa Ini gazebo?"

Kakashi sedikit geli mendengarnya, "Jika maksudmu gazebo bambu khas persawahan yang sangat sederhana, maka kau benar."

Hinata mengerjapkan mata lavender itu dengan malu, lalu mengikuti Kakashi yang sekarang duduk di tempat itu.

Gazebo dari bambu itu ada di sisi area sawah. Hanya terdiri atas bambu-bambu dan atapnya terbuat dari daun kelapa yang sudah kering. Sepertinya ini dijadikan tempat bagi para petani untuk beristirahat.

Mereka diam.

Angin terasa sejuk meski langitnya cerah sekali. Tanaman padi yang menguning itu seperti percikan mentari yang sangat indah. Hinata tersenyum, terpesona.

Desa ini indah sekali.

Dan tenang.

Benar-benar tempat yang disukai gadis itu.

"Selamat sore, Kakashi!"

"Oh? Bibi Guren, apa kabar?" Kakashi berdiri dan menyapa wanita yang kira-kira berusia 50 tahunan, "Ah, baru kembali dari kebun?" Tanya pria itu ramah.

Bibi Guren mengangguk sambil tersenyum, "Iya, Kakashi," Lalu tatapannya beralih pada Hinata yang ikut berdiri canggung disamping Kakashi, "Gadis ini cantik sekali! Apa dia kekasihmu?" Ucapan wanita itu membuat Kakashi dan Hinata salah tingkah.

"E-eh...dia..." Kakashi kebingungan merangkai kata.

Sementara Hinata mencoba tersenyum dengan khas wajah meronanya. Gadis itu tetap tersenyum ketika Bibi Guren mendekat dan menyentuh pipinya lembut.

Mata Bibi Guren berbinar, "Cantik sekali." Katanya dan menggumamkan pujian lagi berkali-kali, "Siapa namamu, gadis cantik?"

"T-terimakasih," Hinata nampak malu, "A..aku Hinata."

"Hinata." Bibi Guren mengulang namanya kemudian menatap Kakashi, "Kau sangat hebat mencari gadis."

Kakashi hanya tertawa garing sambil mengusap rambut keperakan miliknya. Bibi Guren terus berbicara dan memuji betapa cocoknya mereka. Hal yang membuat Kakashi dan Hinata semakin malu dan salah tingkah.

"Nah, ini...ambilah."

"Eh? Bibi, tapi-"

"Ambil saja, Kakashi. Aku baru memanen buah mangga. Dan memang tadinya aku akan menyuruh putraku mengantarkannya untukmu."

Kakashi mengangguk dan menerima serenteng mangga, ada tujuh buah di sana. Terlihat masih segar saat Bibi Guren mengeluarkannya dari karung yang wanita itu bawa.

"Terimakasih banyak, bibi."

"Ya, sama-sama. Kalau begitu aku pergi dulu."

"Biar kubantu." Kakashi mengangkat karung buah milik wanita itu, lalu ia melirik Hinata, "Bisa menunggu sebentar?"

Hinata mengangguk pelan.

"Kakashi, tidak perlu repot-repot. Putraku ada di seberang sana."

"Jika begitu aku akan membantumu sampai ke tempat putramu."

Simple LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang