4. Minta Maaf

1.8K 125 4
                                    

"Ini pesanan anda." Kata penjaga kasir

"Terimakasih." Kata Sasuke

Setelah mendapatkan pesanannya Sasuke menuju meja tempat dia dan Hinata duduk. Sebelum pulang ke rumah mereka memutuskan untuk mampir dulu di sebuah kafe yang tak jauh dari sekolah

Sasuke sengaja mengajaknya mampir begitu melihat Hinata yang sedang bad mood kalau dihitung-hitung sepertinya sekarang Hinata memang sedang memasuki masa PMSnya

Jangan bertanya darimana Sasuke tau. Semua informasi yang berkaitan dengan Hinata tak akan luput darinya

Bahkan dia lebih tau tentang Hinata daripada Hinatanya sendiri

"Apa bimbinganmu berjalan dengan baik ?" Tanya Hinata sembari membuka minuman yang diberikan Sasuke

Sebentar lagi akan diadakan olimpiade nasional. Untuk itu Sasuke selaku perwakilan sekolah bagian mata pelajaran fisika harus mengikuto bimbingan yang rutin dari minggu kemarin

"Hm aku yakin nanti aku bakal menang"

Hinata yang melihatnya hanya menampilkan muka bosannya. Bosan dengan kelakuan Sasuke yang kadang-kadang sombong

Meskipun Hinata tau kalau omongannya tersebut akan terwujud tapi tetap saja dia tak suka

"Key"

Untuk pertama kalinya Hinata memanggil Sasuke dengan namanya

"Apa ? Tumben memanggil namaku." Ejek Sasuke

"Seberapa baik kau tau akan diriku ?" Tanya Hinata

"Aku tak begitu yakin. Aku pikir aku tau segalanya tentang dirimu ?"

"Sejak kapan ?"

"Bukankah aku pernah bilang sejak awal masuk sekolah"

Hinata diam sambil mengaduk-aduk minumannya

"Hei hentikan ekspresi jelekmu kenapa. Aku tau kalau kau lagi PMS." Sindir Sasuke sembari mengacak-acak rambut Hinata

"Berhenti selalu mengacak-acak rambutku"

Akibat ulah Sasuke, bad mood Hinata semakin menjadi

"Hei apa yang kau rasakan saat tiba-tiba dituduh melaporkan tindakan tak benar tapi kau tak melakukannya ?" Tanya Hinata

"Heh itu pasti benar-benar menyulitkanmu"

"Kau pasti kasihan padaku kan ?"

"Ya aku sungguh kasihan padamu"

Mendengar jawaban Sasuke, Hinata mengangkat gelasnya ingin melempari Sasuke dengan gelas tersebut

"Ya ! Kau ingin mati ?" Ucap Hinata

"Tapi aku merasa lebih baik sekarang dengan kau ajak kesini." Lanjutnya sambil tersenyum tipis

Sasuke yang mendengar hal tersebut ikut tersenyum
.
.
.
"Tadaima."

"Okaeri Hinata-chan. Bagaimana sekolah hari ini ?"

"Melelahkan sekali kaa-chan." Ujar Hinata sambil memeluk ibunya

"Melelahkan apa menyenangkan. Ku lihat kau diantar pulang lagi sama Sasuke"

"Ah kaa-chan bisa saja"

"Hehehe jadi apa hubunganmu dengan Sasuke ?"

"Kita hanya berteman saja kaa-chan. Sudah ku bilang berulang kali juga"

"Hanya teman ? Kok setiap hari bareng mulu. Buruan jadian gih, kaa-chan ijinin kalau pacarannya sama Sasuke." Goda ibu Hinata

"Kaa-chan.... sudahlah aku mau mandi dulu"

Hinata buru-buru meninggalkan ibunya sebelum digodain lebih jauh lagi
.
.
.
Keesokan harinya

Hinata memasuki kelasnya sembari menyenandungkan lagu favoritnya

SHA LA LA itsuka kitto

boku wa te ni surunda

hakanaki mune ni sotto

hikari moete yuke

aitaku naru no shoutou

nakitaku naru no junjou

natsu no hini tobikonda

hotaru waka一

Lagu yang dinyanyikan Hinata berhenti di tengah jalan, begitupun dengan orangnya begitu melihat Karin dan teman-temannya ada di depan kelasnya

Tiba-tiba kenangan buruk beberapa bulan yang lalu kembali hadir di kepalanya. Kenangan tentang perbuatan Karin terhadapnya

Hinata dengan langkah yang sedikit ragu mendekati kelasnya. Begitu sampai di depan kelasnya, dia berhenti berjalan ketika ada suara yang memanggilnya

"Hinata." Panggil Karin dengan lembut

'Siapa yang memanggilku ?' Hinata berbicara dalam hati

"Hinata, tolong berhenti sebentar." Panggil Karin kembali

'Aku tak salah dengar kan ?' Inner Hinata kembali berbicara

Dengan agak ragu Hinata menghentikan langkahnya

"Iya ada apa ?"

"Jadi begini, aku mau minta maaf dengan apa yang sudah aku perbuat kepadamu. Mohon maafkan aku." Ucap Karin penuh penyesalan

"Oh begitu. Akhirnya kau sadar juga." Kata Hinata dengan ekspresi datar padahal sebelumnya dia agak ketakutan

"Mohon maafkan aku. Aku sadar kalau aku salah. Aku baru tau kemarin kalau yang melaporkanku ternyata bukan kamu." Imbuh Karin

"Iya sudah aku maafkan. Lain kali jangan asal tuduh. Klarifikasi dulu dengan apa yang terjadi. Tak apa-apa kalau hal tersebut terjadi padaku. Tapi bagaimana kalau orang lain yang mengalaminya. Bagaimana kalau kau sendiri yang mengalami hal tersebut ? Nggak enak kan dituduh melalukan sesuatu padahal kau tak melakukannya." Ujar Hinata panjang lebar

"Aku tau. Aku sangat menyesal sekarang. Sekali lagi maafkan aku."

"Maafmu aku terima. Jadi bisakah kita berteman sekarang ?" Hinata mengulurkan tangannya

"Ya kita teman." Karin menyambut uluran tangan Hinata dengan tersenyum lega

Begitupun dengan teman-teman Karin juga meminta maaf pada Hinata

Akhirnya masalahnya selesai dengan damai. Bahkan dia tak kepikiran akan berakhir seperti ini
.
.
.
Suasana taman sekolah tampak tak begitu ramai hanya satu dua orang saja yang berada di taman tersebut

Hinata menikmati bentonya dengan tenang. Kali ini dia ingin mencoba mencari suasana yang baru

Sasuke yang melihat Hinata dari kejauhan segera berlari menghampiri Hinata

"Aku dengar kau dan Karin sudah berdamai." Katanya yang baru mendudukkan dirinya di samping Hinata

"Ah sebegitu cepatnyakah berita itu menyebar"

"Aku pikir tak begitu"

"Ish kau ini selalu saja begitu. Aku tak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi setidaknya aku senang. Kau tak perlu mengkhawatirkanku lagi"

"Memangnya aku pernah khawatir padamu ?"

"Ah aku salah bicara ternyata"

Sasuke yang melihat muka cemberut Hinata hanya tersenyum simpul sambil mengacak rambut Hinata

"Meskipun kau tak ada masalahpun aku akan tetap mengkhawatirkanmu"

"Terimakasih atas perhatianmu"

"Sudahlah. Kau bawa bento apa hari ini ?"

"Hanya nasi goreng saja"

"Apakah ada tomatnya ?"

"Dasar kau ini. Ada kok sengaja aku kasih banyak"

"Waah terimakasih"

Hinata hanya tersenyum simpul membalas ucapan terimakasih Sasuke. Kini mereka berdua menikmati makan siangnya dengan tenang sesekali diselingi candaan yang dikeluarkan kedua insan tersebut
.
.
.
To be Continued

School  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang