3. Takdir

2.1K 127 1
                                    

Meskipun Hinata sudah berteriak berkali-kali namun tetap saja tidak ada yang menolongnya

Pada jam istirahat biasanya para murid akan memenuhi kantin, jarang ada yang tinggal di kelas kecuali orang yang malas dan belum mengerjaan PR pelajaran setelah istirahat

Pun jangan mengaharapkan akan ditolong oleh cowok ganteng yang akan menjadi pangeran penyelamatnya seperti di ftv-ftv gitu

Hidup itu tak seindah ekspektasi

Kembali ke cerita....

"Aku mohon Karin hentikan ini." Teriak Hinata frustasi

"Sabar baby tanpa kau minta nanti kita akan berhenti sendiri."

"Cih, beginikah caramu bermain. Semakin kau bertindak begini padaku kau terlihat semakin menyedihkan Karin."

"Apa katamu !"

Plak

Satu tamparan keras mengenai pipi kanan Hinata yang meninggalkan jejak merah

"Berani j一"

Belum selesai Karin menyelesaikan ucapannya tiba-tiba pintu kelas terbuka

Brak

Semua yang ada di kelas menolehkan kepalanya ke pintu. Ternyata Sasuke sang Ice Prince yang membuka pintu

"Oh sorry kalau mengganggu kegiatan kalian. Karin kau dipanggil Guren sensei." Ucap Sasuke yang masih berdiri di pintu kelas

"Jam istirahat akan segera selesai. Kalian tidak takut kegiatan kalian diketahui yang lain ? Jadi bergegaslah pergi." Sambungnya lagi

"Ayo girls kita pergi." Karin melangkahkan kakinya meninggalkan Hinata yang masih sibuk memperbaiki penampilannya

Sementara Sasuke, setelah Karin dan kawan-kawannya pergi dia ikut pergi. Tanpa diketahui diam-diam Sasuke melirik keadaan Hinata

'Hmm menarik.' Gumamnya dalam hati
.
.
Setelah kepergian Karin, Hinata menelengkupkan kepalanya di atas meja. Sampai pelajaran berakhir posisi Hinata masih sama. Saat teman-temannya bertanya apakah dia baik-baik saja hanya dibalas dengan anggukan kepala

Meskipun orang tersebut tak berniat menyelamatkan Hinata, namun dirinya bersyukur dengan kehadiran cowok tersebut membuat Karin dan teman-temannya menghentikan perbuatannya
.
.
Berhari-hari bahkan berbulan-bulan Hinata tidak lagi diganggu sama Karin. Entah apa alasannya yang pasti dapat membuatnya lega

Trauma akan kejadian tersebut menjadikan Hinata menjadi lebih dingin bahkan lebih tertutup dari biasanya. Dia bukan lagi Hinata yang ceria dan ramah

Seperti saat ini. Hinata baru saja keluar dari toilet dan berjalan sendirian di lorong sekolah. Karena dia sibuk mengelap tangannya yang basah sambil menunduk dia lupa memperhatikan jalan, tiba-tiba

Bruk

Oh tidak dia menabrak seseorang. Dengan santainya Hinata berojigi dengan orang tersebut tanpa melihat wajahnya

"Sorry enggak sengaja." Setelah mengucapkan hal tersebut dia melenggang meneruskan perjalanannya

Sementara orang yang ditabrak hanya tersenyum sangat tipis bahkan tidak akan ada orang yang akan menyadari senyumannya

"Semakin menarik saja." Gumam Sasuke
.
.
Entah takdir atau nasib yang jelas kedekatan mereka berdua semakin terlihat. Dimana ada Sasuke disitu ada Hinata. Siapa yang memulai kedekatan mereka berdua juga tak ada yang tau dengan pasti

Saat ini Hinata sedang di atap sekolah sendirian memakan bentonya sambil menikmati hembusan angin yang begitu menenangkan dan memainkan anak rambutnya

Tetapi kedamaian tersebut tak berlangsung lama saat tiba-tiba pintu atap dibuka oleh seseorang

Telihat rambut hitam legam mencuat dari balik pintu. Kini Sasuke mulai mendekati Hinata

"Sendirian lagi ?" Ujarnya sambil duduk di sebelah Hinata

"Hm seperti yang kau lihat." Kata Hinata cuek tanpa memperhatikan Sasuke

"Tak bosankah selalu sendiri ?"

"Aku menikmati kesendirianku."

"Hei, tak bisakah kau ramah sedikit ? Ku pikir Hinata yang ku kenal bukan seperti yang ada di sampingku sekarang."

"Sejak kapan kau peduli padaku ?"

"Sudah dari awal masuk sekolah aku memperhatikanmu."

"Oh."

"Hanya oh saja tanggapanmu."

"Lalu apa ? Jangan mengharapkan jawaban yang lebih dariku."

"Ya sudahlah. Sebentar lagi bel masuk ku harap kau bergegas menghabiskan makananmu."

"Karena siapa juga aku makannya lama."

"Buruan dihabiskan. Aku ke kelas dulu."

Sasuke lalu meninggalkan Hinata yang melanjutkan makannya. Seperti itulah kedekatan mereka tidak ada yang spesial. Setidaknya belum ada yang spesial
.
.
Hari minggu biasa dihabiskan Hinata dengan berdiam diri di rumah bersama ibunya

Biasanya pagi-pagi sekali dia akan olahraga keliling kompleks dengan sepeda lipat polygon urbano i3 warna putihnya

Saat ia hendak menaiki sepedanya tiba-tiba Sasuke melintas di depan rumahnya sedang lari pagi

"Hei mau pergi kemana ?" Tanyanya

"Kau tak lihat ?" Kata Hinata sambil menunjukkan sepedanya

"Aaa, aku pergi dulu ya."

Sasuke kembali melanjutkan lari paginya setelah mengacak-acak rambut Hinata

"Dasar, awas kau ya !" Hinata kemudian menaiki sepedanya mengejar Sasuke

Dari dulu rumah Hinata dan Sasuke memang berdekatan hanya berjarak satu blok saja. Meskipun begitu tidak membuat mereka serta merta dekat seperti sekarang

Baik Hinata maupun Sasuke juga belum pernah saling memanggil dengan nama. Paling hanya 'kau' 'hei' dan lainnya

Setelah merasa cukup dengan olahraga mereka, kedua insan ini memutuskan berjalan santai sembari mengobrol ringan

"Kau pasti frustasi setelah apa yang dilakukan Karin padamu"

"Hm mungkin"

"Lalu kenapa tak melaporkannya kepada guru ?"

"Aku bukan anak kecil lagi yang akan mengadu kepada guru atau orang tua tentang masalah yang terjadi. Ini masalahku jadi aku sendiri yang akan menyelesaikannya"

"Hebat, aku tak tau kalau kau sedewasa ini"

"Setelah semua kejadian yang ku alami lah yang menjadikanku dewasa. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Oh iya terimakasih untuk yang dulu"

"Yang dulu ?" Sasuke hanya menaikkan sebelah alisnya mengingat-ingat apa itu

"Dulu saat kau datang pas Karin membullyku"

"Aku enggak merasa menolongmu"

"Tapi aku merasa tertolong dengan kedatanganmu"

"Oh jadi kau membutuhkanku ?" Goda Sasuke

"Bukan, aku hanya merasa tertolong"

"Benarkah ?"

"Ya" Hinata memutar bola matanya bosan

"Setelah ku pikir-pikir kau terlihat seksi jika tidak memakai seragam." Bisik Sasuke di telinga Hinata

"Apa kau bilang ?"

Sebelum Hinata mengamuknya Sasuke suah melarikan diri terlebih dahulu

"Hei kau berhenti lari !" Teriak Hinata sebal

Ya mungkin ini yang disebut takdir atau bisa juga nasib

Setelah nasib pembullyan Hinata semakin dekat dengan Sasuke. Dan Sasuke merasa beruntung disuruh Guren Sensei memanggil Karin yang tanpa diketahuinya malah menjadikan dirinya seperti pahlawan kesiangan
.
.
.
To be Continued......

School  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang