Semakin lama, Jason dan Selena semakin dekat dan akrab. Tidak ada kecanggungan lagi diantara mereka.
Bahkan, satu sekolah dibuat heboh oleh berita itu. Mereka mengira bahwa Selena dan Jason telah resmi berpacaran.
Tetapi, kenyataannya tidak. Mereka tidak menjalin hubungan yang lebih dari sahabat.
"Abis ini lo mau kemana?" Harry memasukan seluruh peralatan tulisnya kedalam loker.
"Pasti mau jalan sama Jason tuh, kiwkiw." Goda Kylie.
"Sering jalan, jadiannya kapan?" Harry ikut menggoda Selena.
"Ish, apasi kalian. Masa iya pacaran sama dia sih?" Selena menahan agar pipinya tidak tersipu.
"Udah nih, yuk Ky." Harry menoleh kerah Kylie.
"Sel, yuk. Palingan si Jason udah nunggu lo di mobil." Kylie menggandeng tangan Selena.
Saat mereka sampai di parkiran khusus siswa-siswi yang membawa kendaraan roda empat, benar saja ternyata Jason sudah berada di dalam mobil mini cooper berwarna merah milik Jason.
"Yaudah, gue duluan ya." Ucap Selena sambil melambaikan tangan kearah Harry dan Kylie.
"Oke, tiati ya.. Luplup" Kylie mengedipkan sebelah matanya kearah Selena.
Sedangkan Harry, ia melenggang pergi duluan menuju mobil yang terparkir tidak begitu jauh dari mobil Jason.
* * *
"Kita main kerumah gue yuk?" Ajak Jason.
"Hah? Serius?" Selena terbelalak.
"Iya. Kenapa?" Jason menaikan salah satu alisnya.
"Gue takut,"
"Takut kenapa? Dirumah gue gada setan kok." Jason tertawa.
Selena pun ikut tertawa karena jawaban Jason.
* * *"Pak, papa udah pulang?" Tanya Jason kepada seorang maid yang berada di depan pintu utama rumahnya.
"Belum, den. Hanya ada den Justin saja." Maid itu sedikit menundukan kepalanya.
"Oh, oke." Jason menggenggam tangan Selena, dan memasuki rumah megah milik Bieber family.
Saat mereka sudah berada di ruang keluarga, mereka mendapati Justin sedang menonton pertandingan basket ditemani beberapa makanan ringan dan tiga botol soda.
Saat Justin melihat kearah Jason, ia terperanjat kaget karena kehadiran Selena.
"Eh? Serena?" Justin memicingkan matanya.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Purpose | J.B & J.M
FanfictionMereka kembar dan sama. Sama-sama angkuh. Merasa bahwa mereka lah yang mempunyai derajat lebih tinggi daripada murid lainnya. Sama-sama tidak menghargai perasaan orang lain. Sama-sama dingin. Tetapi, mereka berdua dapat memikat hatiku. [Justin Biebe...