Chapter #3

12 3 0
                                    

Malam di rumah keluarga Black tak sepenuhnya tenang. Tidak, terutama pada sebuah kamar dimana ada dua manusia yang tengah melepas rindu.

"Dimi, aku kangen sama kamu."

"Ini bener kamu Renée?." Jawab seorang pria tak percaya dengan sosok tubuh yang ada dihadapannya.

"Ini aku, aku sudah membuktikannya bukan bahwa ini benar-benar Renée mu."

Gadis itu kembali memeluk tubuh hangat pria nya. Melampiaskan semua kerinduan untuk memeluk pria itu lagi dan lagi. Menelusupkan semua jemarinya untuk bisa menyentuh tubuh yang dirindukan nya itu.

"Selama ini kamu kemana aja?." Dimi yang masih tak percaya pun tak ketinggalan merengkuh tubuh kecil itu, ia rindu Renée nya.

"Aku selalu bersama kamu, sekarang kamu gak perlu khawatir karena aku gak akan pernah meninggalkanmu lagi." Gadis itu tersenyum dan menyandarkan tubuhnya pada tubuh kokoh milik Dimitri.

Malam semakin larut, dan mereka masih memeluk satu sama lain. Seakan tak ada hari esok bagi mereka berdua. Seakan takut bahwa pagi merenggut kebahagiaan mereka. Seakan semua hanya angan belaka.

Pagi menyambut dua manusia yang tidur sambil memeluk satu sama lain itu. Menyadarkan pada kenyataan bahwa semalam bukanlah sebuah khayalan.

"Sial! Bakal gue matiin dua kali tuh setan!." Pekik seorang gadis yang terbangun dalam rengkuhan kakak tirinya.

"Berisik banget ih." Seperti tak mau kalah, Dimitri ikut terduduk dan mengusap matanya melihat apa yang membangunkan nya sepagi ini.

"Lo ngapain badan gue semalem?. Kenapa gue bisa tidur disini." Keluh nya, karena ia tak menemukan alasan kenapa ia bisa ada disini. Seingat nya semalam ia hanya mendengar sebuah lirihan setelah itu tertidur sangat pulas hingga tak merasakan apapun.

"Gue peluk doang. Badan kerempeng kaya gitu gue gak doyan kali." Ucapnya tak peduli, meninggalkan Becca yang tengah syok setelah mendapat pukulan 64 Hit milik Hyuga Neji tepat dihatinya.

Apakah Dimitri tak pernah diajari tentang tidak menghina tubuh seorang gadis?

Becca masih terdiam diranjang sampai Dimi selesai mandi. Saling menatap canggung dimana Dimi mengira bahwa kamarnya telah kosong sehingga ia keluar hanya dengan selembar handuk yang dikaitkan dipinggangnya, dengan Becca untuk pertama kalinya melihat tubuh pria shirtless langsung oleh mata telanjangnya.

Ralat Becca pernah melihat pria shirtless ataupun yang memakai pakaian terkoyak berkeliaran dihadapannya, tapi mereka semua adalah para jiwa-jiwa yang tersesat. Lain halnya dengan yang tersaji dihadapannya.

Keduanya masih terdiam di tempatnya masing-masing. Suasana canggung seperti ini tak pernah dibayangkan akan mereka hadapi mengingat hubungan mereka tak sedekat itu hingga berujung pada Becca yang tersadar diranjang kakak tirinya dengan dihadapannya tersaji kakaknya tanpa sepotong kain yang menutupi tubuhnya selain selembar handuk.

Mendadak suasana kamar menjadi lembab, tubuh Becca pun terasa berat hanya disatu sisi bagian tubuhnya membuatnya tersadar bahwa kini Renée telah dihadapannya dengan wajah tak suka.

"Sial!" Pekik nya sambil berlalu keluar kamar.

Becca masuk ke kamarnya dan bergegas ke sekolah. Ia sampai terlupa bahwa hari ini mulai mempersiapkan dirinya untuk pindah sekolah. Matthew menginginkan Becca sekolah ditempat yang disarankan olehnya, dan Becca malas berdebat sehingga mengiyakan tanpa protes sama sekali.

Mendadak ia lupa seberapa jauhnya jarak sekolah dari rumah ini. Mendadak ia lupa membawa semua berkas yang ia butuhkan dari rumah lamanya. Dan mendadak ia lupa bahwa ia belum sarapan.

SKY OVER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang