Tempat itu terlalu riuh akan deritan orang. Namun kita tetap berdiri memperkokoh radar.
Now Playing = Fix you-Coldplay
Bel istirahat berbunyi. Bu Kina meninggalkan kelas diikuti seluruh siswa XII IPS 2 yang langsung berhamburan keluar begitu mendengar bel, terkecuali Kylie sepertinya.Gadis itu sedang tidak mood untuk pergi kemana-mana, biasanya saat istirahat tiba ia akan beranjak dari bangkunya menuju perpustakaan bersama sahabatnya Rara, tapi kali ini tidak ada Rara disisinya.
Sedangkan teman sebangkunya yang membuatnya kesal setengah mati itu sudah berlalu lebih dulu, membawa tas-nya yang Kylie yakini, Kevin cabut dari sekolah.
Kylie mengeluarkan ponselnya, ada sebuah line masuk dari sahabatnya.
Rara
Gimana kamu disana Li? Huftt aku bete banget gak ada yang mau diajakin keperpus kalo jam istirahat. Baru sebentar aja gak dengar ocehan kamu dikelas, jadi sepi rasanya. Main-main dong keBandung samperin aku ahhh huhu, rindu nihh.
Pesan dari sahabatnya itu membuat Kylie tersenyum, sungguh ia juga merindukan Rara, sahabatnya sejak pertama kali ia duduk dibangku kelas sepuluh.
Awal pertemananya dikarenakan mereka bertemu diperpus saat jam istirahat waktu mos, Rara menghampiri nya yang tengah membaca sebuah novel, sejak itu mereka jadi dekat dan sering menghabiskan waktu istirahat diperpustakaan.
Nyatanya takdir mempertemukan mereka dalam sebuah ke-beruntungan. Mereka disatukan oleh kelas yang sama, benar-benar kebetulan yang luar biasa.
Satu hal lagi, Rara memanggil Kylie dengan sebutan Lili. Pendapat Rara, Kylie seperti bunga Lili yang berwarna putih. Memberi arti cantik, menawan dan melambangkan persahabatan. Maka sejak dulu Rara selalu memanggilnya Lili.
Kylie segera membalas line sahabatnya itu, ia menceritakan segala hal yang membuatnya tegang sekaligus berdebar hari ini.
Saat pertama kali ia menabrak sang pentolan sekolahnya, dan ketika tiba-tiba Steven meraih tangannya.
Sepertinya Kylie naksir Stev, itu yang ia beritahukan kepada sahabatnya tersebut.
Saking sibuk memainkan ponselnya, Kylie tidak menyadari bahwa Steven sudah sejak tadi berada disebelahnya.
"Ngapain senyam-senyum sendiri? Ayo kekantin, sekalian aku temenin keliling sekolah" tawar lelaki itu dengan sangat antusias.
Kylie terkejut, ia membulatkan matanya dengan mulut ternganga.
Sesaat tersadar, dan buru-buru ditaruh ponselnya kedalam saku bajunya itu. "Hah?" tanya gadis mungil itu dengan begonya.
"Ayo kekantin? Kamu ngapain sendirian dikelas, kita keliling, lagian kamu kan harus tau seluk beluk sekolah ini." tawar lelaki itu sekali lagi.
"Ohh iya iya, yukk!" jawab Kylie bersemangat. Ajakan Steven itu mampu membuat ukiran senyum dibibirnya tak kunjung mereda.
Mereka bergegas meninggalkan kelas, berjalan melewati seluruh koridor sekolahnya, dengan semua orang yang sibuk memandang Kylie dengan raut bingung, namun lebih tepatnya takjub akan sosok gadis mungil yang jujur, sangat cantik tersebut.
*
Sesampainya dikantin, ternyata Kevin dan geng-nya sudah menduduki meja terdepan. Kalau tadinya ia mengira Kevin sudah cabut, nyatanya sang pentolan itu masih dikantin, merokok dengan entengnya. Tanpa beban. Dan masa bodoh.
Seperti biasa mereka memesan menu ter-enak diSMA PANCASILA. Bakso kuah Bu Tuti. Siapa pun yang bersekolah disini pasti sudah sangat mengenal masakan Bu Tuti, pemilik kantin di SMA ini. Bakso kuah yang benar-benar dapat memberikan kesan tidak terlupakan itu.
Kylie memandang dengan raut tidak percaya melihat segerombolan lelaki yang sepertinya sudah gila itu, siapa lagi kalau bukan Kevin dan geng-nya. Dengan pede dan santai dilihatnya sang pentolan tersebut tengah merokok dikantin tersebut. 'Dasar sinting!' desis Kylie dalam hati. Benar-benar lelaki yang menakjubkan Kevin itu. Yang artinya sejak kedatangannya tadi pagi, ia berurusan dengan orang yang luar biasa.
"Heh, kenapa malah melamum?" tegur Stev kepada gadis disebelahnya itu.
"Hah? oh iyaa. Sorry!" ucap Kylie merasa bersalah.
"Emang gitu mereka, jangan dipeduliin. Yaudah ayo!"
Segera Steven mengajak Kylie untuk menjauh dari segerombolan tukang rusuh tersebut. Mengajak gadis mungil itu untuk memesan bakso kuah dan duduk dipojokan kantin, tempat strategis dan jauh dari genk yang anggotanya gila itu.
Sementara yang tidak Kylie tahu, bahwa Kevin tengah memperhatikannya, sejak pertama gadis itu datang kekantin-bersama Steven, teman sekelas yang tidak pernah bertegur sapa dengan dirinya tersebut.
"Cabut yuk!" ajak Kevin kepada teman-temannya itu.
"Yuk!" jawab Raka selaku teman sekelas yang satu genk dengannya tersebut.
"Anjir! Gue pelajaran emak lo nih! Mampus dong gue kalau cabut! Gue nyusul aja, kasi tau gue ntar posisi dimana!" sambung Dipga selaku teman satu genk-nya Kevin, namun berbeda kelas dengannya.
"Cupu banget!" umpat Kevin asal.
"Bangsat!" jawab Dipga tak mau kalah. Sementara yang lainnya hanya cekikikan dibuat dua orang itu.
Sementara yang lain memutuskan untuk ikut. Kevin berdiri seraya menuju kasir untuk membayar baksonya dan milik teman-temannya itu.
Kevin tajir, hal itu membuat teman-temannya selalu meminta Kevin yang traktir, namun jangan salah jika mereka ingin membayar sendiri pun Kevin selalu menahan mereka.
Sang pentolan itu mengeluarkan dompetnya, mengambil uang seratusan dari bilik-bilik dompet miliknya. Kemudian dia melirik kearah gadis mungil yang kini menjadi teman sebangkunya itu. Dilihatnya Kylie tengah tertawa bersama Steven. Tidak ada yang salah, namun entah kenapa hal tersebut sangat mengusiknya.
'Bangsat!' desisnya dalam hati.Kevin melirik cukup lama, tersenyum dengan kecut, kemudian berlalu meninggalkan kantin, diikuti oleh teman satu genk-nya.
Sementara yang tidak Kevin tahu, sejak pertama Kylie menginjak kakinya di Kantin ini, matanya tak berhenti menerawang, sosok lelaki yang selalu menjadi pusat perhatian itu.
*
Ntah kenapa, melihat kebersamaan Kylie dan Steven mengesakkan dadanya, Kevin berjuang menahan amarahnya, dia dibuat bingung sendiri dengan perasaaannya.
Kemudian sebelum cabut, Kevin meminta teman segenk nya itu untuk kegudang terlebih dahulu.
"Kenapa jadi kesini? katanya mau cabut?!" tanya Raka kepada sohibnya itu.
"Tau tu, yuk ah!" sambung Adit selaku teman segenk nya itu.
"Gue lagi pengen bikin bonyok orang!" ujar Kevin tiba-tiba." cari umpan, gih!" sambung sang pentolan itu lagi.
Hal itu sukses membuat 4 orang digudang tersebut membulatkan matanya.
Terkecuali Dipga, karena dia pasti sudah berada didalam kelas, karena saat ini kelasnya tengah berlangsung pelajaran Bahasa Indonesia.
"Sakit lu?" desis Joy seraya menggelengkan kepalanya, heran kepada Kevin yang menurutnya terlihat aneh semenjak dari kantin tadi.
"Tau ah, buang waktu aja!" sambung Gio ketus, karena sama halnya dengan Joy, Kevin tampak aneh menurutnya.
"Ah tai!! Yaudah tempat bilyard, sekarang!" ucap sang pentolan tersebut, seraya bergegas meninggalkan gudang, diikuti oleh Joy, Gio, Adit dan juga Raka menuju gerbang belakang. Tempat masing-masing para pembuat onar itu memarkirkan ninjanya.
***
NOTE!! YANG MAU BACA PINDAH KE DREAME YA HEEHE
Jangan lupa votee ya guyss luuuvvvv!!
-Nilams
KAMU SEDANG MEMBACA
SEATMATE ( COMPLETED )
Teen FictionPindah ke Dreame. Yg mau baca di sana lengkap ya🦋 Tinggal cari dreame aku @Nilamunasari ❤ #34 in Teen Fiction - 07.01.20 #1 in Badboys - 17-11-2018 Kevin cowok berandalan yang punya hobi : √ Cabut dari sekolah, √ Merokok dikantin, √ Melawan guru, d...