Satu

54.6K 2.3K 47
                                    

"Karena kita baru saja ingin memulai tahun pelajaran baru, ibu tidak akan memberi kalian tugas."

Satu kelas bersorak gembira saat guru mereka, Bu Gina mengatakan bahwa mereka tidak akan diberi tugas.

Seketika mata Bu Gina yang dibalut kacamata menangkap sesosok manusia yang mambuat aliran darahnya naik ke kepala.

"Siapa itu? Siapa? Radinka pasti. Iya kan?" Tanya Bu Gina dengan raut marahnya. Satu kelas diam dan hanya menyumpah serapahi sosok yang ditunjuk Bu Gina selaku guru yang menyandang title 'Guru Killer' dalam hati.

"Yang disamping Radinka, tolong bangunkan dia." Suruh Bu Gina sambil memijat pangkal hidungnya.

Anak yang disuruh Bu Gina segera melaksanakan perintahnya.

Anak itu menepuk pundak Radinka beberapa kali.

"Kamu lagi mpok-mpok dia hah? Panggil namanya. Kalau perlu siram dia." Anak itu langsung bergidik ngeri. Tapi ada beberapa anak di kelas yang menahan tawa.

"Din. Din. Dinka. Wey Din bangun." Tidak ada sahutan atau pergerakan. Anak yang dipanggil Radinka seperti manusia yang tidak bernyawa.

"Masih ada nafasnya tidak?" Tanya Bu Gina sarkastik.

Bu Gina berjalan ke arah Radinka dan

Brak

Menggebrak meja menggunakan penghapus papan tulis.

Barulah Radinka bangun dan langsung menegakkan tubuhnya. Wajahnya seperti ketakutan. Tapi itulah yang membuat seisi kelas tertawa bahkan Bu Gina menahan tawanya.

"Astaga ibu... saya kaget banget Ya Allah ibu teh kejam pisan sama anak muridnya. Kalau saya punya penyakit jantung gimana?. Udah mati saya bu." Tawa seisi kelas makin menjadi.

Bu Gina tersenyum dan menarik telinga Radinka sampai Radinka berdiri dan meringis menahan sakit di telinganya.

"Gak usah banyak omong kamu. Ikut ibu ke kantor dan yang lain, kalian kerjakan dulu latihan pertama di buku paket. Nanti ibu bahas. Harus dikerjakan dulu. Kalau belum gak akan ibu bahas." Semua kecewa. Dan itu karena Radinka. Andai Radinka tidak tidur di kelas, pasti tidak akan seperti ini.

"Bu. Aww..wadaw wadaw. Bu sakit bu ih." Keluh Radinka saat Bu Gina makin kencang menarik telinganya.

"Ayok ikut ibu." Radinka menurut saat Bu Gina membawanya.

"Radinka sih ih. Dirumah ngapain aja kali. Tidur di sekolah mulu." Gerutu Xavima yang biasa dipanggil Vima. Teman sebangku Radinka yang tadi sempat kena omelan karena disuruh membangunkan Radinka.

Sementara Radinka, kini ia sudah berada di ruang Bu Gina. Ruang yang sering dibilang kandang beruang.

"Duduk kamu disini dan jawab pertanyaan saya." Radinka duduk dikursi sebrang Bu Gina sambil mengusap telinganya yang ia yakin sudah semerah lipstik Bu Gina.

Bu Gina terus memperhatikan anak muridnya yang suka membantah dari kelas 10 itu. Mau jadi apa anak muridnya ini kalau terus-terusan seperti ini.

"Kamu itu kenapa suka tidur di kelas? Ngapain aja kamu kalau malam dirumah?" Nada suara Bu Gina merendah tapi justru terdengar mengerikan di telinga Radinka.

"Saya ngantuk bu. Ibu tau gak sih? Saya kalau dirumah insom tapi kalau disekolah, saya mendadak pelor." Bu Gina menghela nafas dan tersenyum mendengar jawaban dari mulut Radinka.

"Alesan kamu itu lucu banget. Hahaha...pengen ketawa terus saya. Hahaha" Radinka ikut tertawa bersama Bu Gina

Brak

I'M BR(OK)EN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang