Lima

25.8K 1.5K 9
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 17. 50 dan Bara baru sampai dirumah.

"Kok pulangnya sore banget?" Suara agak melengking itu terdengar saat Bara baru saja ingin naik tangga menuju kamarnya.

Bara menghampiri wanita pemilik suara itu dan menyalami tangannya."Aku ada tugas tadi. Yang lain kemana?" Wanita itu tersenyum dan mengusap rambut Bara.

"Papamu di ruang keluarga. Lagi nonton film. Kalau kakakmu ada dikamarnya. Adikmu di kamarnya juga. Kalau kakakmu sih mama yakin lagi belajar tapi kalau adikmu, mama gak tau." Bara tau apa yang dilakukan adiknya di dalam kamar. Maka dari itu Bara hanya tersenyum dan mengangguk.

"Aku mau ke kamar." Wanita yang merupakan mamanya itu mengangguk.

"Bara udah pulang?" Tanya Andra, suami Nada.

"Udah. Dia ke kamarnya. Mau bersih-bersih kayaknya." Jawab Nada.

"Oh yaudah. Aku mau beresin kerjaan dulu. Kalau waktunya makan malem panggil aja." Nada belum menjawab tapi suaminya itu sudah pergi meninggalkannya.

"Oh yaudah. Pada sibuk sendiri aja terus. Trisha dikamar dari tadi pulang ngampus. Gio juga dikamar dari tadi pulang sekolah. Bara langsung masuk kamar juga pulang sekolah. Papanya juga langsung kerja lagi padahal baru pulang kerja. Mama doang emang gak punya kerjaan. Jadi gak bisa sibuk." Cibir Nada. Ia kesal dengan keluarganya yang sibuk sendiri itu. Makanya ia tidak perduli walau ia akan dikira gila karena mengomel sendiri.

"Mama kenapa ma?" Gio yang merupakan adik Bara bingung karena mamanya yang marah-marah.

"Gak usah nanya. Balik ke kamar aja sana." Ketus Nada. Gio hanya melongo tidak mengerti mengapa mamanya seperti itu.

Gio yang tadinya hendak ke dapur untuk mengambil minum malah mengubah tujuannya. Ia berbelok ke ruang kerja papanya.

Tok

Tok

"Pah...Ini Gio." Ucap Gio dari luar.

"Masuk aja Gi." Suara Andra terdengar sampai ke telinga Gio.

"Ada apa Gi? Mama kamu ngambek lagi?" Tanya Andra tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Papa gak peka banget. Mama kesepian tuh. Aku kena juteknya mama tau." Andra akhirnya menatap Gio. Ia melepas kacamatanya dan menghela nafas kemudian menutup laptopnya.

"Papa lagi ada proyek besar Gi. Gak bisa Papa tinggalin." Gio menatap Andra dengan tatapan sedatar papan talenan.

"Pah. Kalau mama udah kesel trus abis itu punya temen curhat cowok trus bla bla bla kebablasan curhatnya, papa baru bakal nyesel. Apalah arti proyek itu dibandingkan seo-"

"Sssttt udah udah. Kamu anak kecil. Gak usah ngomongin temen curhat atau apalah itu. Mending kamu temenin mama kamu. Sana keluar." Gio cemberut saat dirinya malah diusir oleh papa kandungnya sendiri.

"Kau begitu tega terhadap anakmu ini papa. Aku tidak akan pernah melupakan ini." Andra geleng-geleng kepala setelah Gio keluar.

"Ibu sama anaknya sama-sama dramatis. Haduh.." Ucap Andra. Andra kembali berkutat dengan pekerjaannya.

Ia seorang arsitek dan ia baru saja mendapat klien orang penting. Dan proyek yang sedang ia kerjakan benar-benar proyek besar. Kalau gagal, bukan hanya uang yang melayang tapi harga dirinya juga akan melayang dan otomatis nama keluarganya akan tercemar.

Tadi saja ia pura-pura nonton tv padahal pikirannya kemana tau. Gio sendiri sedari tadi bermain game di kamarnya. Dan Trisha sedang belajar. Sejak masuk kuliah, Trisha jadi rajin belajar. Dan Bara.

I'M BR(OK)EN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang