Sudah seminggu ini Tee sering kali menghabiskan waktunya bersama Godx, dimulai dari makan siang bersama, jalan-jalan di akhir pekan dan sebagainya. Bahkan Tee rela melakukannya secara sembunyi-sembunyi agar Tae tidak mengetahuinya. Entah orang akan berpikiran apa tentang dirinya, yang terpenting dia bisa bersama Godx.Anggap saja dia sedang berselingkuh dari Tae.
Sungguh, Tee tidak mau peduli. Selama Tae tidak tahu hubungannya itu, dia tidak menyakiti hati pria itu kan? Seperti hari ini, Tee meninggalkan kliniknya dan memilih untuk menerima ajakan Godx. Pemuda cantik itu pun mengikuti kemana saja Godx membawanya.
"Apa kau mau es krim?"
"Tentu"
Tee pun duduk di pasir pantai itu sambil menikmati semilir angin yang berhembus hingga.
"Ini"
'Coklat? Apa Godx lupa es krim kesukaanku?'
Tee menerima es krim itu karena merasa tidak enak dan mulai memakannya. Mereka pun akhirnya menghabiskan waktu di pantai yang perlahan mulai ramai oleh pengunjung itu. masih sambil menikmati es krim di tangan mereka.
Skip Time
Tee masuk ke dalam rumahnya masih sambil tersenyum. Selama perjalanan dari pantai sampai rumahnya, Tee tidak henti-hentinya tersenyum. Pemuda itu benar-benar senang bisa berkencan dengan Godx. Kencan? Ya anggap saja itu seperti kencan.
Tee melangkahkan kakinya secara perlahan menuju kamarnya, tapi belum genap dia menaiki anak tangga yang mengantarnya ke lantai 2, dia mendengar suara Godx dari kamarnya yang terbuka.
'Tidak biasanya Tae sudah pulang?'
Tee mendekati kamar Tae berniat untuk sekedar menyapanya, tapi percakapan Tae dengan orang diseberang line teleponnya membuatnya mengurungkan niat itu dan malah memilih untuk menajamkan telinganya untuk memperjelas pendengarannya.
"Aku sudah mengetahuinya Copter"
"..."
"Tidak! aku tidak bisa melarang Tee untuk bertemu dengan Godx. Aku tahu semenjak dia bertemu dengan pria itu, dia menjadi lebih bahagia"
"..."
"Aku tidak akan apa-apa selama dia bahagia. Aku tidak akan membuatnya menangis. Itu janjiku padanya"
"..."
"Ya. Terima kasih Copt"
Tae pun terlihat memutus sambungan teleponnya. Tee yang mendengar percakapan itu dari balik pintu hanya bisa diam membatu. Dia tidak tahu harus berbuat apa? Bahkan Tae sudah tahu tentang dirinya dan Godx, tapi terus berpura-pura tidak tahu. kini, Tee benar-benar seperti 'Istri' yang jahat.Bagaimana bisa dia menyakiti hati pria yang bahkan hanya memikirkan untuk membahagiakan 'Istri' yang sudah berselingkuh dibelakangnya?
"Hikss... hikss"
Tee berlari ke kamarnya sambil membekap mulutnya agar isakan itu tidak terdengar. Perlahan rasa bersalah itu mulai muncul. Memikirkan Tae yang sakit karenanya membuatnya semakin bersalah. Tapi dia pun tidak bisa menipu kalau dia masih mencintai Godx.
BLAM
Tee segera menuju ranjangnya dan membaringkan tubuhnya secara menyamping disana. Masih sambil menangis dia meringkuk di bawah selimut.
"Apa yang harus aku lakukan Tuhan?"
Sementara itu Tae yang mendengar suara debaman pintu dari kamar di sebelahnya segera keluar menuju kamar tersebut. Dibukanya pintu itu perlahan, dan dilihatnya seseorang yang sudah terbaring disana. Tae pun mulai mendekat ke arah ranjang dan duduk di pinggirnya, seperti yang selalu dia lakukan setiap malam.Dibelainya rambut Tee dengan lembut kemudian tersenyum.