Tee masih terpaku di tempatnya. Matanya memandang lurus ke depan, namun pikirannya melayang ke kejadian sebelum ini. Masih segar dalam ingatan bagaimana seorang Tae Darvid menciumnya dengan lembut, menumpahkan segala rasa cinta yang selama ini tidak bisa dia ungkapkan pada Tee. Dan ketika Tee sudah mulai memiliki rasa kepada pria itu, kenapa kejadian tidak masuk akal harus terulang kembali? Tee yakin bahwa kebersamaannya dengan Tae bukanlah mimpi belaka.
Kejadian ini terasa begitu nyata bila hanya dikatakan sebagai mimpi. Tapi apa yang sebenarnya terjadi? Apa dirinya sedang dipermainkan oleh sang waktu? Kalaupun iya, apa maksud dari semua ini? Tee menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Entah kenapa sesuatu dari matanya terus mendesak keluar, dan perlahan cairan bening itu turun membasahi pipinya.
Dia takut. Sangat takut. Disaat dia mulai menerima semuanya, dia harus kembali dihempaskan ke masa ini.'Lalu, kau dimana Tae?'
Dan suara isakan mulai lolos dari bibirnya.
Setengah Jam kemudian.
"Hari ini kau terlihat berbeda dari biasanya, Tee? Apa kau sakit?""Mai. Aku baik-baik saja"
"Bagaimana mungkin kau baik-baik saja? Dari aku datang menjemputmu sampai sekarang kau terus melamun. Apa ada yang kau pikirkan?"
"....."
"Tee? Kau baik-baik saja?"
"Maaf. Aku rasa..... Aku hanya kelelahan"
"Apa kau ingin aku antar pulang? Kau terlihat pucat"
Tee pun mengangguk. Sepertinya sendiri akan membuatnya lebih baik.Godx terus menggenggam tangan Tee menuju mobilnya. Dipakaikannya seat belt ke tubuh Tee, namun pria manis itu tanpa sadar menepis pelan tangan Godx membuat laki-laki itu menatapnya bingung.
"Aku bisa pakai sendiri"
Godx yang sebenarnya tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada kekasihnya saat ini hanya mengalah dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Selama perjalanan menuju apartemen Tee, tidak ada satu percakapan pun yang terjalin di antara mereka.
Tee yang seakan mengunci mulutnya rapat-rapat membuat Godx enggan untuk sekedar bertanya apa yang terjadi. Ini baru pertama kalinya Godx melihat sang kekasih seperti ini.
Tee bukanlah tipe orang yang akan memendam sendiri masalahnya. Tapi sekarang? Entahlah. Mobil itu sudah terparkir sempurna di depan gedung.Tee yang sedari tadi terus melamun bahkan tidak sadar bahwa mereka sudah sampai.
"Tee? Kita sudah sampai"
"Terima kasih sudah mengantarku. Aku masuk dulu"
"Biar aku antar"
"Tidak. kau kembali saja ke kampus"
Dan lagi-lagi Godx mengalah. Tee keluar dari mobil Godx dan langsung melesak ke dalam gedung apartemennya.
"Apa yang terjadi padamu, Tee?"
Setelah mendapat kabar dari Godx, Copter langsung bergegas menuju apartemen Tee. Godx menyuruhnya untuk menjaga Tee karena pemuda manis itu terlihat sedang kurang enak badan. Sedangkan Godx sendiri masih ada mata kuliah yang harus dihadiri. Mengambil jurusan Bisnis Internasional memang beresiko mendapatkan jadwal yang lebih padat.
Ting..... Tong.....
Suara bel memenuhi apartemen milik Tee. Dengan langkah gontai, Tee menyeret kakinya menuju pintu. Sebenarnya hari ini dia sangat malas kedatangan tamu, tapi....
CKLEK
"Tee, kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja"