Tee memasuki pekarangan rumahnya setelah berjalan beberapa meter dari tempatnya turun. Tee memang tidak pernah menyuruh Godx untuk mengantarnya sampai rumah, takut mereka akan menjadi bahan perbincangan tetangganya nanti. Tee sedikit heran melihat dua mobil yang sudah terparkir di halaman, satu mobil memang sudah dia ketahui milik Tae tapi mobil satunya dia tidak tahu milik siapa.
Sebelum masuk ke dalam rumah, Tee meletakkan buket bunga pemberian Godx diantara semak-semak pohon yang tumbuh di taman mungilnya itu dan kemudian barulah diamasuk.
CKLEK
Suara pintu yang baru saja dibuka oleh Tee membuat tiga pasang mata di ruang tamu itu menatap ke arahnya secara serempak.
"Aku pulang"
"Tee, cepat kemari"
"Cop? Sedang apa kau disini?"
"Shawa dhi Tee~. Kau pasti tidak ingat siapa aku? Perkenalkan aku Kimmon, sahabat Tae. Sedang bertemu denganmu lagi"
"Salam kenal Kim"
"Tapi apa yang sedang kalian bicarakan?"
"Duduklah dulu, Tee"
"Aku dan Kim mengajak kalian untuk jalan-jalan ke Pattaya selama 3 hari 2 malam. Disana kita akan menginap di villa milik Kim. Bagaimana? Kau mau ikut kan Tee?"
"Copter~, aku rasa Tee—"
"Sepertinya itu akan menyenangkan"
"Jadi kau mau ikut?"
"YEAY! LIBURANNNN!"
Setelah berhasil membujuk Tae dan Tee untuk ikut liburan bersama ke Pattaya, Kim pun mengantar Copter pulang. Dan kini mobil audi putih itu sudah terparkir manis di depan gedung apartemen milik Copter.
"Khun Kim~ Terima kasih kau sudah membantuku"
"Jangan terlalu formal padaku, panggil saja aku Kim. Lagi pula yang seharusnya berterima kasih itu aku bukan kau. Tae adalah sahabatku dan idemu ini sangat brilian"
"Ah ne Kim~"
"Aku benar-benar tidak tega melihat Tae seperti itu. Semoga rencana ini berhasil"
"Tapi apa benar akan berhasil?"
"Kau yang bilang padaku. Kalau Tee tidak bisa mengingat kembali, maka kita harus buat dia mencintai Tae"
"Kau benar. Yasudah, aku masuk dulu"
"Tunggu"
"Ada apa?"
"Besok kita harus menjalankan rencana kita dengan baik"
"Ne. Aku mengerti. Aku masuk dulu. Selamat malam"
"Selamat malam"
Kim terus menatap punggung Copter yang semakin lama semakin menjauh dan sebuah senyuman perlahan terukir di wajah pria tampan itu.
Sementara itu Tee duduk merenung di depan meja riasnya. Dikeluarkannya kotak berisi cincin itu dari dalam tasnya dan dibukanya, pandangannya pun langsung disambut oleh permata kecil yang terdapat di cincin tersebut. Tee terus memandangi cincin perak di dalam kotak itu dan kemudian beralih pada cincin yang melingkar di jari manisnya. Disentuhnya cincin itu perlahan. Entah sejak kapan cincin itu tersemat dijarinya, yang jelas dia sudah terbiasa dengan adanya cincin itu. Bukannya memakai cincin pemberian Godx, dia malah mentup kotak cincinnya dan menaruhnya di laci meja rias.
Tee juga bingung dengan apa yang diperbuatnya. Rasanya sangat berat harus mengganti cincin itu dan rasanya dia tidak tega harus menyakiti hati Tae lebih dalam lagi. Tee sadar kalau selama ini Tae sangat tersiksa, tapi pria itu benar-benar pintar menyembunyikannya dari Tee.