Raya terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat.
'Apa benar ini pesan dari dia?'batin Raya.
Dibukanya aplikasi berwarna hijau itu. Ia terkejut untuk kedua kalinya, namun sekarang ia juga merasakan amarah yang tiba - tiba muncul.
Pasalnya room chat itu menampilkan percakapan yang ternyata Raya lah yang memulainya. Tapi, seingat Raya ia tidak pernah mengirim pesan sebelumnya, kontaknya saja Raya dapatkan dari timeline Dika.
Setelah berfikir beberapa saat Raya ingat kejadian siang tadi. Dika tiba-tiba diam saat ia bergabung dengan dua lelaki itu di ruang tengah. Sekarang semuanya mulai masuk akal bagi Raya. Dika menjadi diam karena sedang melakukan sesuatu.
Sesekali harus di beri pelajaran anak itu. Pikir Raya.
Tapi harus ia apakan pesan itu sekarang. Kalau ia bilang bahwa itu kerjaan iseng Dika nanti hubungan Raya dan kakak itu malah semakin jauh. Tapi, ia merasa malu sekarang.
'Iya dek, tau kok. Maaf ya baru bales, soalnya baru kumpulan teater tadi. Salam kenal juga :)'. Sekali lagi Raya melihat pesan yang baru saja ia terima.
Lagi - lagi Raya mendengus kesal melihat pesan diatasnya yang dikirim lewat akunnya.
'Hai kak, ini aku Raya kelas 10 ipa 2. Salam kenal ya ka'
Uhh. Itu sangat memalukan untuk seorang perempuan.
Jempolnya mulai mengetik menuliskan sesuatu. Berniat untuk membalas pesan kakak kelas itu.
' iya ka, ga apa apa ko. Maaf udah ganggu.'
~SEND~
Raya menghembuskan nafasnya kesal. Hp warna hitam yang digenggamnya ia lemparkan diatas kasur.
Kini Raya tidak lagi merasakan kantuk yang tadi menguasainya. Ia terus memikirkan tentang pesan itu.
Arrrggghhh...
Raya bangkit san mencari Hp yang tadi ia lempar. Raya bermaksud untuk menelpon Dika.
Ditekan kontak bernama Dika dan ditempelkannya di telinga.
Tuuttt...
Tuuttt...Nada tanda terhubung.
Setelah beberapa kali nada itu berbunyi akhirnya suara Dika terdengar di sebrang sana.
"Hallo"
"Dika! Lo yang nge-chat kak Domi kan?!"
"Weh, santai dulu dong. Emng gue yang chat. Hehehe."
"Ih, sialan lo. Gua malu Dik. Gimana nanti kalo gua papasan sama kak Domi? Malu gue"
"Santai aja, lagian lo suka kan sama kak Domi. Tenang aja gua bantuin."
"Tau dari mana lo? So tau."
"Waktu di gerbang, lo ngeliatin kak Domi gitu amat sampe ga sadar gua dateng."
"Tau ah so tau lo."
"Ya maaf, tapi benerkan gue. Nanti gue bantuin."
Tak menjawab, Raya langsung mematikan sambungan dan melempar Hp-nya lagi.
Membantingkan tubuhnya ke kasur dan mendengus kasar.
***
"Raya ayo turun, sarapan dulu." Ajak wanita paruh baya yang sekarang telah pergi dari kamarnya.
Tinggal sentuhan terakhir dan semuanya akan selesai.
Sudah selesai.
Raya keluar kamar dan menuruni tangga bermaksud pergi menuju ruang makan.
Semua anggota keluarganya sudah berada disana dan ada Dika juga ikut serta duduk manis di meja makan.
Sudah tidak aneh, Dika sering datang sangat pagi dan ikut sarapan bersama keluarga Raya. Dika sering mengeluh kesepian karena setiap pagi ia selalu sarapan sendiri dirumahnya. Ayahnya sering terburu - buru berangkat kerja sehingga tidak sempat sarapan bersama.
Semua keluarga Raya sudah berkumpul kecuali ayahnya yang sedang tugas di luar kota bersama dengan ayahnya Dika.
Jadi dika ada disini ikut sarapan bersama.***
"Lo ke kelas duluan aja, gue mau parkir motor dulu. Tungguin gue disana."
"Ok, nih helmya." Menyodorkan helm pink hello kitty kepada Dika.
----
Dengan langkah pasti Raya mendekati ruang kelasnya. Seolah lupa dengan kejadian semalam Raya terus menyunggingkan senyumnya lebar. Entah kenapa, ia merasa senang. Dia merasakan firasat baik untuk nasibnya hari ini.
Raya menyusuri setiap lorong yang mengarahkan ia menuju ruang kelas IPA 2. Walaupun baru kelas 10, tpi mereka sudah mendapatkan jurusan.
"Hey." Suara ceria terdengar bersamaan dengan tangan yang merambat merangkul bahu Raya.
.
.
.
.
.Yok vote + comment.
Terimakasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY ?
أدب المراهقينKamu sahabatku, apa kamu ingin mengubahnya? Kenapa ? Tapi... Apakah itu mungkin? Apa yang akan terjadi setelah itu? Aku takut. Membencimu, aku kehilangan kamu atau hal buruk lainnya. Menceritakan tentang sepasang sahabat yang terjebak di dala...