Dering hp berbunyi, Ahmad rupanya yang mengirim pesan padaku. Mengajakku berkenalan lebih jauh. Awalnya aku berpikir bahwa itu benar-benar Ahmad yang chat denganku. Sialan!!! Itu Bayu. Kalau tahu dari kemarin itu adalah dia, mustahil aku akan cuek. Pada saat itu Bayu bilang padaku bahwa ia akan meneleponku siang nanti sehabis latihan drama.
Aku kaget tiba-tiba hpku berbunyi. Suara telepon lelaki muda dengan nomor yang tidak aku kenal. Seperti suara Bayu namun aku masih ragu.
"Hallo,!", suara lelaki itu.
"Emm iya hallo." jawabku agak gerogi.
"Frin, nama lengkap kamu siapa?"
"Eh maaf ini siapa ya?"
"Lah kok balik nanya. Aku Bayu, ini nomor telepon milikku."
"Ohh kamu, aku kira siapa. Habis suaranya beda sih. Maafin."
Gaduh sekali suasana di rumah Bayu. Aku hampir tak bisa mendengar suaranya. Lepas itu aku ngobrol dengannya hingga tak terasa sudah cukup lama aku berbicara dengannya.
Setelah kumatikan teleponnya, kenapa aku jadi seperti ini. Rasanya aneh kalau tidak mendengar suaranya. Dalam benakku hanya ada ingatan tentang suaranya. Kata-katanya yang khas selalu terukir di otakku.
Saat ini aku berada di tempat aku berlatih drama. Semua rasa yang aneh ini aku tuangkan seluruhnya pada Witi.
"Kamu ada rasa itu Frin. Hayoo ngaku." kata Witi ngakak, sambil menggodaku untuk mengaku.
"Ngomong apaan sih kamu, nggaklah mana mungkin. Aku kan masih sama Renan."
"Mungkin saja, Bayu lebih pantas."
"Tidak ahh." jawabku sambil berlalu dari Witi.Latihan drama kali ini aku benar-benar tidak fokus. Selain Bayu, aku dibuat kacau dengan kedatangan Renan di tempat itu. Cobaan apalagi ini. Aku sebal. Aku tidak menemui Renan. Aku benci melihatnya.
"Itu kan Renan. Samperin sana." kata Delia temanku.
"Tidak ahh, kamu saja sana. Aku benci ngeliatnya." geregetan aku menjawab.
"Kemana Witi aku ingin berbicara padanya"
"Itu dia disana." jawab Delia menunjuk ke arah pohon dekat warung.Aku menghampiri Witi dan menceritakan segala kegelisahanku hari ini. Aku berkata yang sebenarnya pada Witi.
"Apa?!!!" gertak Witi. Dia tak percaya dengan pengakuanku.
"Aku sungguh Wit, kurasa memang seharusnya aku putuskan Renan. Aku mencintai Bayu, dari awal kita sering lewat, bertemu, bertatap bahkan sampai sekarang." jelasku pada Witi, tanpa rasa bersalah.
"Kamu ini sudah gila, tapi benar kan kataku....."
Belum selesai Witi ceramah, aku langsung memotong pembicaraannya. Kupingku tak mau mendengarkan kalimat-kalimat menyebalkan itu.
"Sudahlah aku bingung, sekarang bantu aku untuk putus dengan Renan."
![](https://img.wattpad.com/cover/101693033-288-k650664.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Kamu
RomanceEntah mengapa rasanya ingin saja menuliskan cerita ini. Kisah yang kumuat dari penglaman pribadiku. Memulai kisah cinta unik dengan seseorang yang memang itu masih memiliki aliran darah denganku. Menitipkan hati ini padanya, bukan untuk disakiti mel...