PT.8

1.9K 285 6
                                    

"Kyungsoo. Jadikan ke rumah ku?" Sohyun yang awalnya berlari di belakang Kyungsoo kini telah berada di samping namja (pria) itu.

Kyungsoo mengangguk dan terus berjalan bersama Sohyun.

"Aku sudah bicara dengan eomma ku, dan dia sangat senang menerimamu. Bahkan kau tak perlu membayar karena kau sahabatku." Sohyun bercerita sepanjang jalan.

Sesekali Kyungsoo ikut tertawa karena candaan Sohyun. Tapi dia juga menjadi pendengar yang baik saat Sohyun bercerita.

"Nah. Selamat datang di rumahku." Sohyun membuka gerbang rumahnya. Rumahnya cukup besar namun terlihat sederhana.

Banyak bunga-bunga yang menghiasi halaman rumahnya. Dengan tembok bercat putih dan gerbang berwarna silver, itu membuat rumah ini terasa damai.

"Aku pulang!!" teriak Sohyun ketika membuka pintu rumahnya.

Dari sini terlihat ruang tamu yang cukup luas dengan sofa berwarna abu-abu dan tak jauh dari ruang tamu, terlihat pula ruang keluarga dengan TV layar lebar menempel di dinding.

"Ayo masuk. Tunggu saja di ruang tamu, aku akan memanggilkan eommaku dulu." Sohyun pun pergi meninggalkan Kyungsoo yang masih berdiri di ambang pintu.

Perlahan Kyungsoo melangkahkan kakinya lalu duduk di sofa ruang tamu. Sambil menunggu, Kyungsoo melihat ke sekeliling rumah Sohyun.

Beberapa foto terpajang rapi dan indah. Mulai dari foto keluarga, foto Sohyun kecil, foto eomma dan appa Sohyun, sampai foto Sohyun sekarang pun ada.

Saat sedang asik melihat isi rumah ini, Sohyun datang bersama wanita parubaya di depannya. Kyungsoo rasa, itulah eomma Sohyun. Karena mereka sedikit mirip.

Eomma Sohyun duduk di depan Kyungsoo, sedangkan Sohyun duduk di samping Kyungsoo.

"Oh, ini yang namanya Kyungsoo. Ternyata kau cukup tampan, ya." Kyungsoo hanya tersenyum. Tapi Sohyun memelototi eommanya. Eomma Sohyun terkekeh kecil.

"Mau ngobrol disini, apa di ruangan saya saja?" tawar eomma Sohyun.

"Terserah anda saja."

"Geureh. Lebih baik kita ke ruangan saya saja. Disana lebih nyaman untuk mengobrol." Eomma Sohyun berdiri lalu berjalan menuju sebuah ruangan di sudut ruang tamu ini.

"Kajja (ayo)." Sohyun menarik Kyungsoo mengikuti eommanya.

Ruangan itu cukup luas. Ada sebuah kursi sofa yang hanya bisa diduduki satu orang saja, dan kursi kerja eomma Sohyun. Ada juga jendela kaca besar yang menempatkan kolam ikan juga bunga-bunga yang indah, sangat menenangkan.

Eomma Sohyun duduk di kursi kerjanya, sedangkan Kyungsoo di minta duduk di sofa tadi. Sohyun? Gadis itu ternyata sudah membawa kursi plastik untuk ia duduki.

"Sohyun sudah katakan semuanya. Jadi, kau mau memulai terapinya sekarang?" Kyungsoo berpikir sejenak kemudian mengangguk.

"Santai saja berada disini. Kau tak perlu tegang." Kyungsoo mengangguk dan berusaha tenang.

"Dari tadi kau belum berbicara. Jangan takut, saya tidak akan menggigitmu." Eomma Sohyun tertawa kecil begitu pula Sohyun yang ada di belakang Kyungsoo.

"Untuk hari ini, tidak papa kau diam. Tapi besok, kau harus sudah bicara." Kyungsoo mengangguk pelan.

"Geureh. Kita mulai. Sekarang, pejamkan matamu. Berusahalah untuk konsentasi. Temukan titik masalahmu, titik yang membuatmu resah. Lalu katakan apa yang kau lihat." Kyungsoo menurut dan melakukan apa yang diminta eomma Sohyun.

"Aku melihat eommaku terjatuh dengan darah di tubuhnya. Dia mengulurkan tangannya padaku dan meminta tolong. Aku ingin menolongnya tapi sebuah rantai mengikat kakiku. Aku berusaha melepas rantai itu, tapi tidak bisa. Tiba-tiba wajah appa ku terlihat sangat besar di belakang tubuh eomma ku. Dia tertawa iblis. Dan sebuah pisau besar berada di tangannya. Lalu...
Aggghhhh!!!" Kyungsoo terengah-engah setelah sadar.

"Lalu?" tanya Sohyun penasaran.
Kyungsoo mengerutkan keningnya bingung.

"Ia tidak ingat dengan apa yang ia katakan, Sohyun. Jadi jangan hanya bertanya lalu?." Sohyun menganguk mengerti.

"Baiklah, Kyungsoo. Setelah appa mu memegang pisau, lalu apa yang terjadi," lanjut eomma Sohyun.

"Dia menusukkannya pada tubuh eomma ku beberapa kali sampai darahnya mengenai wajahku." Eomma Sohyun segera mencatat apa yang dikatakan Kyungsoo.

"Apa disana sangat gelap?" Kyungsoo mengangguk.

"Apa hal seperti itu sering menghantuimu?"

"Ne. Setiap aku akan menjadi badboy, mimpi itu selalu datang padaku." Eomma Sohyun mengangguk mengerti.

"Kau mendapatkan emosi dari mimpi itu. Itulah yang menyebabkanmu menjadi kasar, dan pemarah. Ku minta, setiap mimpi itu datang, berusahalah melawan mimpi itu. Kau hanya perlu yakin kalau itu hanya mimpi. Kau lakukan apa yang bisa membuatmu senang di mimpi itu. Arraseo?" Kyungsoo menganguk.

"Sohyun-ah. Kalau di sekolah Kyungsoo melakukan hal-hal yang kasar dan nakal lagi, tolong sadarkan dia. Apapun caranya, yang penting dia bisa sadar." Sohyun mengangguk mengerti.

"Kyungsoo, kau boleh memanggilku eomma. Anggap saja saya eomma mu. Saya tau kamu merasa bersalah setiap kau tak bisa menyelamatkan eomma mu, jadi kau bisa bersamaku dan menganggap eomma mu baik-baik saja dan sedang tersenyum di hadapanmu sekarang." Eomma Sohyun tersenyum.

Tbc........

Hai hai. Udah berapa lama gue gak upload? Lama ya? Mian.

Gue update mungkin 2 minggu sekali. Tapi kalo gue gak sibuk gue usahain seminggu sekali.

Mian kalo ada typo. Gue ngetik langsung upload soalnya.

Jangan lupa vote dan comment.

See you😀😁

Disositif -dks Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang