Bank

575 26 1
                                    

5 Juni 2017.

Aku menjalani hariku sebagai seorang agen FBI di bagian cyber. Aku bekerja sampai pukul 20.00 malam. Memang itu terbilang lama. Tetapi aku akan menjalankan ini dengan senang hati.

Pukul 10.00 pagi.

Aku dan teman temanku sedang istirahat makan siang di suatu restoran. Kami ke restoran itu dengan mobil dari kantor kami.

Kini kami bukanlah orang yang jahat. Melainkan orang jahat yang sudah di filter.

Kami sudah memesan hidangan.

Aku melihat seorang pria menggunakan laptop dengan.menggunakan hoodie hitam. Aku hanya menaruh curiga.

Kubuka ponselku. Lalu aku menyusup kelaptopnya.

Ternyata dia sedang melakukan pembobolan suatu bank. Bank ini juga cukup besar.

Di ponselku terlacak alamat ipnya. Walaupun dia menggunakan alamat ip palsu, aku akan menggali alamat ip aslimu.

Pesanan kami datang. Lalu kami menyantap hidangan yang sudah ada di depan mata kami.

Dua puluh menit kemudian.

Kami semua sudah selesai makan siang. Sebelum kami kembali ke kantor untuk bekerja, kami memesan beberapa minuman, lalu kami akan kembali bekerja.

Lima menit kemudian.

Kami sudah selesai. waktunya untuk kembali bekerja.

Disaat aku ingin berjalan kembali ke mobil, aku melihat ponselku apa yang sudah di lakuka. Pria berhoodie hitam itu.

Di membobol bank dan mendapatkan sekitar empat juta Dollar.

"Red, apa kau melihat pria yang menggunakan laptop dengan hoodie hitam ?"

"Ya, aku melihatnya. Mengapa ?"

"Dia membobol bank. Dia sudah mendapatkan keuntungan empat juta Dollar."

Red mengangguk.

"Ayo kita tangkap dia."

Sebelum melakukan penangkapan, kami membuat rencana.

Rencana kami sudah siap. Hanya perlu untuk beraksi.

Kami kembali masuk ke dalam restoran itu.

Red duduk di belakang pria itu. Aku dan yang lain duduk di meja depannya.

Aku membuka Line.

"Sekarang Red!"

Red mengangguk.

Red memukul meja sekali. Itu adalah kode bahwa "lakukan sekarang".

Red bangkit dari duduknya. Merapihkan bangku kembali. Lalu Red mencekik pria itu.

"FBI. Kau akan di tahan atas kejahatan cyber." ucapku sambil menunjukan lencana.

Lalu kami membawa pria itu.

Sekitar hampir lima belas menit, kami sampai di kantor.

Aku memerintahkan Marvin untuk menaruhnya di ruang interogasi. Aku akan menginterogasinya langsung.

Aku memasuki ruang interogasi. Aku duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Siapa namamu ?"

"Sam."

"Usiamu ?"

"Sembilan belas tahun."

"Kau kuliah ?"

Sam mengangguk.

"Di mana kau kuliah ?"

"Univerisity of Wisconin Madison."

"Apa alasanmu meretas ?"

"Aku Ingin mendapatkan uang."

"Kau harus lulus kuliah dan setelah itu kau bisa bekerja dan menghasilkan uang."

"Apa alasanmu meretas ?, kau tidak bisa berbohong di sini."

"Aku Ingin bersenang senang. Dan aku mendapatkan uang yang banyak tanpa harus bekerja."

"Kau tidak bolej melakukan Itu. itu adalah kejahaYan. Kau di tahan selama tiga bulan atas kejahatan cyber membobol bank dan hasilnya kau gunakan untuk kesenangan pribadi."

Lalu aku meninggalkan Sam dan mencari salah satu petugas untuk menahannya.

Di hari ini aku sudah mendapatkan lima alamat ip. Aku tidak segera mancari mereka. Karena tujuan hacking beragam.

Pukul 20.00 malam.

Aku sudah pulang dan telah sampai di rumah. Di saat aku sampai di rumah, ayahku menerima telfon dari suatu bank credit card.

Aku menyimaknya.

Tagihan credit card ayahku melonjak dan serta bunga 3,5%.

Aku segera memasuki ruang khususku. Kubuka laptop Alienwareku.

Aku sudah berada di Dalam komputer bank tersebut.

Ternyata tagihan ayahku sebenarnya adalah hanya empat ratus Dollar. Aku menemui ayahku.

Ayahku ada di dapur, sedang menenggak segelas soda.

"Ayah, mari kita ke bank. Kau menerima telfon dari bank credit card kan ?, aku punya sesuatu yang harus kau tahu dan mereka tahu."

Ayahku mengngguk.

Kami segera ke bank tersebut. Perjalanan dua puluh menit. Akhirnya kami sampai di lokasi bank tersebut.

Aku berjalan ke meja di mana orang memulai membuat credit card dan lain sebagainya.

"Maaf, apakah benar ayaku mempunyai tagihan sebesar sebesar seribu empat ratus Dollar ?, nama ayahku Antonio Dany Vileiro."

"Ya benar."

"Seribu empat ratus Dollar ?"

"Ya."

"Katakan ke padaku berapa tagihan ayahku sebenarnya."

"Seribu empat ratus Dollar."

Kubuka laptopku. Lalu kutunjukkan kepada pegawai pria itu.

"Tagihan ayahku hanyalah empat ratus Dollar. Apa maksudmu ?, bunga 3,5% bila tidak bayar dalam kurun waktu seminggu credit card ayahku tidak bisa digunakan ?"

Ayahku hanya terdiam saja melihat aksiku.

"Tagiham ayahmu seperti yang sudah kuucapkan."

"Kau masih saja berbohong. Aku sudah melihat tagihan ayahku sebenarnya."

Pegawai itu terdiam.

Kuputar arah laptoku ke arahku. kutuliskan script serangan. Serangan itu menghancurkan data dan mengambil semua uang mereka kembali ke pada pemilik credit card.

kuputar laptopku ke arah pegawai pria itu.

"Aku sedang menyerang bank kalian. Dalam waktu lima detik serangan itu bisa kau rasakan setelah lima detik."

Aku diam menatap pegawai tersebut.

Lima....empat......tiga........dua.....satu.

Pegawai itu merasakan keanehan pada komputer yang berada di hadapannya.

"Seranganku sudah kau bisa rasakan sekarang juga. Semua data datamu hancur dan uang yang kau miliki semuanya kembali ke pada pemilik credit card tersebut. Bila kau mencoba lagi berbohong, kau akan kubuat bangkrut. Aku hanya ingin melakukan itu. Semoga malammu menyenangkan bung." ucapku sambil tersenyum.

Ayahku tersenyum. Lalu aku dan ayahku kembali ke rumah.

Lima belas menit kemudian aku dan ayahku sampai di rumah. Di saat aku sampai di rumah, aku segera ke kamarku Untuk beristirahat.

D3TR0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang