Cyber terror

282 15 0
                                    

Pukul 07.00 pagi.

Aku bekerja seperti biasanya. Bekerja sebagai seorang anggota FBI. Di pagi ini aku merasa ketenangan.

Aku segera membuka komputer untuk membuat surat bahwa aku menahan Sam.

Setelah itu aku segera ke kampus Sam.

Pukul 08.00 pagi.

Aku sudah sampai di kampus Sam. Lalu aku segera ke ruang rektor.

Ruang rektor berada di lantai lima di pojok kiri.

Aku segera memasuki ruangan tersebut.

"Ada yang bisa kubantu ?" tanya rektor tersebut bernama Reed Henry.

"Diego Vileiro, FBI." ucapku sambil menunjukan lencana.

"Ada perlu apa kau Ke kampus ini ?"

"Kau mempunyai murid bernama Sam ?"

"Ya. Dia mahasiswa teknik komputer."

"Dia telah menggunakan kepintarannya Untuk hal negatif. Dia di tahan tiga bulan atas kejahatan cyber. Dia membobol bank dan mengambil semua uang hanya untuk keperluannya sendiri." lalu kuberikan surat dari kantorku.

"Dari mana kau tahu dia melakukan itu ?"

"Kemarin, pukul 10.25 pagi. Dia berada di restoran di mana kami sedang dalam jam.Istirahat. Dia duduk menggunakan jaket hoodie hitam sambil memainkan laptopnya. Awalnya aku curiga. Di saat aku dan teman Temanku ingin kembali ke kantor, dia melakukan pembobolan. Dia tertangkap.Basah. Semua bukti sudah kudapatkan."

Rektor Reed hanya mengusap ngusap dahinya.

"Terima kasih atas infonya petugas Diego." kata rektor Reed sambil berdiri lalu mengajak berjabat tangan.

"Ya. Sama sama pak. Kau harus lebih mengawasi semua muridmu. Karena kami bisa menangkap muridmu kapan saja dan di mana saja."

"Terima kasih atas infonya petugas Diego."

Aku hanya mengangguk lalu keluar dari ruangan rektor.

Aku sudah berada di kantor. Di saata aku memasuki ruanganku ada dua orang petugas. Pertama adalah petugas Ben. Dia adalah agent yang bekerja di lapangan.

Dan satu lagi adalah adalah petugas Jen dia adalah agent khusus menangani penculikan.

"Diego, kau mendapatkan panggilan lapangan."

"Panggilan apa petugas Ben ?"

"Seorang gadis merasa di teror, dan di mata matai."

"Dari mana panggilan itu datang ?"

"Kau Bisa melihat itu di ponselmu."

kulihat ponselku. Aku tahu daerah itu.

"Baiklah. Aku akan segera ke lokasi. Terima kasih petugas Ben."

Aku berjalan ke parkiran untuk menggunakan mobil.Untuk ke lokasi.

Sekitar empat puluh lima menit kemudian aku sampai di lokasi. kuparkirkan mobil di depan rumah itu.

Aku berjalan ke pintu rumah. Lalu mengetuknya.

Dengan cepat ketukanku di respon.

"Ada yang bisa kubantu ?" tanya seorang ibu.

"Nyonya, apa kau melakukan panggilan ke FBI ?"

"Ya. Putriku yang melakukannya."

"Diego Vileiro. FBI."

"Silahkan masuk petugas Diego."

Aku masuk.

yang menjawab ketukanku adalah seorang ibu. Ibu itu membawaku ke ruang tamu.

Di ruang tamu aku melihat seorang gadis yang Red ingin kenal.

"Calsey. Petugas FBI sudah datang untukmu."

Aku duduk di sofa panjang berhadapan dengan Calsey. Lalu ibu Calsey meninggalkan aku bersama Calsey.

"Apa yang menganggumu Calsey ?"

"Aku merasa di mata matai dan di teror."

"Contohnya seperti apa ?"

"Seperti aku sedang mendengarkan lagu di laptop, tiba tiba microsoft word terbuka dan berisi ancaman."

"Boleh kulihat laptopmu ?"

Calsey mengangguk. lalu dia pergi ke kamarnya.

Tak lama dia kembali dengan membawa laptopnya.

Dia duduk di sampingku.

"Seperti yang bisa kau lihat, aku sedang tidak menjalankan aplikasi apapun."

Kemudian Calsey membuka suatu folder. Lalu menutupnya.

"Tiba tiba microsoft wordku terbuka sendiri."

"Kau terkena Excutable trojan. Excutable trojan adalah program yang di sebar oleh hacker. Bila di laptop seseorang terdapat aplikasi yang di sebar hacker tersebut, hacker bisa menguasai laptop tersebut."

"Apa kau bisa menanganinya ?"

"Tentu saja."

Lalu aku membuka command prompt. Menuliskan script untuk mencari program yang berisi tujuan negatif.

Aku sudah mendapatkan program tersebut. Program tersebut berukuran satu giga.

Aku segera menghapusnya.

Kurang lebih lima menit kemudian penghapusan sudah selesai.

"Program itu sudah kuhapus. Bila program itu tidak di hapus. Hacker bisa menghancurkan laptopmu."

Lalu aku mengerikan script virus. Tetapi virus itu adalah proteksi.

"Aku baru saja mengerikan proteksi untuk laptopmu. Bila kau mendapatkan program seperti itu lagi, proteksi akan dengan cepat menghapusnya. Lalu sang hacker akan terkena virus yang tak terlacak."

"Terima kasih. Siapa namamu ?"

"Diego Vileiro. FBI bagian cyber."

"Terima kasih Diego." lalu Calsey memelukku.

Aku sedikit terkejut. Tapi aku bisa membiasakan itu.

Tak lama Calsey melepaskan pelukannya. Lalu kedua orang tuanya datang dan duduk di sofa berhadapan denganku.

"Kau sudah menanganinya petugas ?"

"Tanya sang ibu."

"Di laptop putrimu ada sebuah program. Bila program itu berada di laptop sesorang, seseorang bisa dengan bebas menguasai laptop tersebut. Aku sudah memberikan proteksi di laptop putrimu."

"Terima kasih petugas. Kau petugas siapa ?"

"Diego Vileiro, FBI bagian cyber."

"Terima kasih petugas Diego."

"Sama sama nyonya."

"Diego boleh aku memiliki nomor ponselmu ?" tanya Calsey.

Aku mengangguk. Lalu aku menuliskan nomor ponselku.

"Terima kasih Diego." kata Calsey sambil tersenyum.

Aku tersenyum juga.

"Nyonya, aku harus kembali bekerja."

"Terima kasih banyak petugas Diego."

Lalu aku berjalan keluar rumah Calsey.

Di saat aku ingin menaiki mobilku, orang tua Calsey, melambaikan tangan. Sedangkan Calsey hanya Tersenyum.

Mobilku sudah menyala, aku segera kembali ke kantor untuk bekerja di balik meja.

D3TR0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang