1

43K 695 5
                                    

ALLETHA POV

Seperti biasa aku bangun di pagi hari dengan menghirup oksigen yang masuk lewat jendela dan fentilasi kamarku, oh sungguh luar biasanya sejuknya Udara di pagi hari.

Kegiatan pagi ini seperti biasa sangat sibuk, mulai dari menyapu ruangan,membantu bunda la memasak, membersikan benda benda yang berdebu, mencuci baju, dan sesekali bercocok tanam di halaman belakang. Mengingat bahwa aku tinggal di yayasan panti asuhan kasih ibu. Namun semua nya tidak aku kerjakan sendiri melainkan dengan teman teman di panti. Aku sangat menyukai kebersamaan ini.

Sejak bayi aku di titipkan di panti ini, siapa lagi kalau bukan ibuku, yaps.. Tepat sekali,dia lah yang menitipkan ku di sini. Alasan aku di titipkan di sini adalah ibuku menderita penyakit kanker otak yang sangat ganas, sehingga ibuku tidak sanggup lagi untuk merawatku seorang diri, disisi lain aku tidak tahu ibuku sembuh atau tidak dari penyakit itu, aku tidak tau keberadaan ibuku dimana, aku sangat ingin bertemu dengannya aku merindukannya. Beruntung ibuku menitipkanku ke panti asuhan ini yang dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang.

Lalu ayahku meninggal karna kecelakaan roda empat di jalan tol yang mengarah menuju bandung, peristiwa itu sempat menjadi sorotan media pada masanya, karena tragedi kecelakaan beruntun terbesar yang ada di Indonesia. Kejadian tersebut terjadi saat ibuku sedang mengandung.

Semua kejadian yang terjadi pada keluargaku bunda la yang bercerita padaku. Dia bilang umur ku yang menginjak 18 tahun menjelang 19 tahun ini sudah cukup dewasa untuk mengetahuinya. Sungguh rasanya aku tak kuat lagi membendung air mata ini, kemudian mengalir dan menetes ke bawah pipiku.

" Bunda la ngerti perasaan kamu nak, kita do'a kan saja yang terbaik untuk kedua orang tua mu.. Bunda yakin mereka sudah tenang di alam sana.. Yang sabar ya Al"

"Iya,,makasih ya bunda, sudah mau cerita kebenaran nya sama Al" bunda mengangguk mengiyakan.

"Iya,,makasih ya bunda, sudah mau cerita kebenaran nya sama Al" bunda mengangguk mengiyakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian tau siapa dia?
Yaps,dia adalah bunda lala,atau biasa ku panggil bunda la. Dia adalah pemilik sekaligus yang merawat anak anak panti di sini ia sangat menyanyangiku dan anak anak panti disini. Kasih sayangnya sugguh luar biasa pada kami semua.

 Kasih sayangnya sugguh luar biasa pada kami semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang satu ini adalah sahabat ku. Caca Claudya namanya.. Dia lah yang slalu ada untuku,kapanpun aku butuh dia, dia slalu ada. Dia yang selalu men-support aku sejak lama. pokonya the best deh.

Oh iya, aku lupa memperkenalkan diri,

Namaku Alletha Aquena Husen, nama yang bagus bukan? hhe..

Ibukulah yang memberikanku nama itu, dan nama husen adalah nama keluarga besar ayahku, ibu berpesan supaya aku tetap ingat nama keluarga besarku walaupun aku tak kenal mereka. Sebetulnya banyak tanda tanya besar di kepalaku seputar keluargaku. Tapi yasudahlah..

****
Waktu sudah menunjukan pukul 19.15 saatnya makan malam bersama dengan anak anak panti sekitar 82 anak panti sudah berkumpul 30 diantaranya usia 2-10 tahun, 30 lainnya usia 11- 15, 20 lainnya 16-19, dan sisanya masih bayi.

Tadinya lebih banyak dari ini hanya saja beberapa dari mereka sudah ada yang bekerja dan ada yang sudah di adopsi.

Seperti biasa meja makan slalu penuh dengan canda, tawa, dan kebahagian. Sungguh beginilah rasanya mempunyai keluarga ke-2 selain ayah dan ibu. Dengan nasi putih, tumis kangkung, tempe goreng, dan telur dadar. Yang sudah di saji di atas meja walaupun sederhana tapi rasanya seperti di restoran berbintang, karena kehangatan keluarga inilah yang menambah kelezatan di setiap masakan sederhana ini.

kalau boleh aku ingin meminta tuhan izinkanlah aku selamanya tetap berada disini sampai kau sendiri yang memanggil aku karena kehangatan ini tidak bisa digantikan oleh apapun.

****

Setiap pagi setelah pekerjaan rumah beres seperti biasa bunda la aku dan Caca pergi ke pasar tradisional yang letaknya agak jauh dari panti, untuk persediaan makanan harian kami.

" Hari ini bunda la mau masak apa hayo tebak??"

" tumis kangkung, telur goreng sama tahu kan bunda la?" Jawab Caca

" Bukan dong " jelas bunda

" Sayur bayam deh keknya atau ikan goreng deh keknya?" kataku

"Yah,,masa Caca sama Al ga ada yang tahu" sahut bunda la

" abis biasanya kan kita menunya rutin bun, hhee.." celoteh caca

"Emang bunda la mau masak apa? " kataku

" Hari ini bunda la mau masak ayam goreng, ayam bakar, ayam rica-rica, ayam kecap pokonya semua menu ayam yang kalian semua suka deh, bunda buat kalian kenyang ayam deh kali ini + nasi tumpengnya"

"Waaaa bunda serius? " Jawab Caca

"Iya dong"

"Asikkk" jawabku dan Caca serentak.

Sesampainya di pasar aku,bunda la dan Caca membeli beberapa kilo ayam serta rempah-rempah yang nantinya sebagai bumbu masakan ala bunda la, yaa cukup banyak ya persediaan hari ini.

"Bun,aku boleh izin ke toilet yah.. aku kebelet pipis nih bun?" Kataku.

"Iya boleh tapi jangan lama-lama yah"

"Oke bunda aku tinggal dulu yah"
Bunda la menganggukan kepalanya.

Aku langsung lari ke belakang pasar karena letak toilet umum nya ada disana , untungnya tidak ada yang mengantri di sana.

" Lega .. akhirnya "

Dari jauh aku melihat Ada sosok pria berkulit sawo matang berkaos hitam menggunakan jeans agak kotor dan bertopi, sikapnya Aga mencurigakan. masihku pantau

Lalu tiba-tiba dia mengambil dompet di saku celana seorang pria dengan sengaja lalu dia kabur dan lari.

"MALING"

Semua orang Tertuju Padaku lalu aku mengarahkan mereka kepada maling tersebut

"Woy maling jangan kabur.. woy maling" teriak pria yang kecopetan tersebut.

Sebagian orang orang pasar mengejar maling itu, jarak aku dan maling itu Lumayan dekat Karena dia berlari melewat ke depanku.

Langsung saja aku lempar dia dengan batu yang ada di dekatku ini, dia langsung terjatuh kesakitan karena batunya cukup besar haha mampus kau..
Dia terjebak di dalam riungan orang-orang yang tadi mengejarnya dan lalu memukulinya.

Akhirnya dompetnya pun dikembalikan dan isinya masih utuh

" Makasih banyak ya sudah mau membantu saya" ucap orang tersebut.

"Iya sama-sama om"

"Ini...." Om itu Berikan beberapa lembar uang berwarna merah

" gak usah om saya Ikhlas kok"

" Gak papa Terima aja sebagai rasa Terima kasih saya sama kamu "

" nggak apa-apa om gak usah lebih baik uangnya om sumbangin aja om orang yang lebih membutuhkan"

"oke klo begitu terimakasih bayak"

"Ok om.. Oh iya,, aku baru ingat Bunda la pasti udah nunggu lama banget.. bye om"

Aku langsung berlari meninggalkan meninggalkan orang itu yang baru saja ingin melontarkan kata kata.

" Tunggu dulu tapi aku belum tau siapa nama kam-"

MY HUSBAND IS MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang