Chapter 1

44 3 2
                                    

Azila sedang berjalan melewati koridor sekolahnya yang tampak masih sepi, ia memakai earphone di kupingnya. Senyuman senyuman pun di beri oleh beberapa orang padanya, bagaimana tidak azila adalah orang yang sangat asik ia cepat berbaur dengan banyak orang Makanya ia memiliki banyak teman.

"AZILAAAA" teriakkan itu sukses membuat kuping Azila pecah, ia baru saja duduk di bangku kelasnya tapi kupingnya begitu sakit akibat suara temannya yang sangat cempreng

"Ihh apa apaan sih lo main teriak teriak aja, tanpa lo teriak gue juga bisa denger kali, suara lo tuh cempreng tau ga!" omel Azila kepada temannya yang bernama Wati

"Hehehe abisnya gue seneng banget hari ini zil, lagian kan lo pakai earphone takutnya ga denger" Kata Wati sambil senyum simpulnya

"Oh pantes kayak orang kesurupan" Balas Azila dengan senyum kirinya sambil melepaskan earphone dari kupingnya

"Enak aje lo" Jawab wati sambil nempeleng kepala azila

Azila tidak merespond perkataan wati tadi, entah apa yang sedang dipikirkan oleh azila. Azila adalah perempuan yang sangat periang ia selalu tertawa dan tertawa tapi untuk hari ini mungkin tidak, wajah azila seperti banyak masalah

"Zil lo kenapa? muka lo kayak ada masalah gitu?" Tanya wati penasaran

"Enggk ko gue gapapa" Jawab azila berdusta

"Udah deh lo ga usah bohong sma gue, muka lo tuh ga bisa di bohongin zil"

Azila tampak berfikir sejenak, ia cukup ragu untuk menceritakan semuanya kepada teman sebangkunya ini, tapi azila percaya kepadanya dan ia pun menceritakan semuanya.

"Nyokap Bokap gue tadi pagi berantem lagi wat, gue ga tau harus gimana lagi dan gue cape denger mereka saling membentak. Mereka ga pernah mikirin perasaan gue gimana, mereka terlalu egois wat Gue cape!" Tangisan azila membuat wati merasakan keadaan azila sekarang, Wati menghapus air mata yang sudah membasahi pipi sahabatnya itu sambil memeluknya

"Lo yang sabar ya zil gue tau ko lo itu kuat ngadepin masalah, kan lo sendiri yang ngajarin gue kalo lo tuh ga sendiri, di sini gue stay buat lo zil" Jawab wati sambil mengelus puncak kepala azila yang sedang dipelukannya

Wati sangat merasakan penderitaan sahabatnya ini, bagaimana tidak orangtua wati bercerai saat ia masih duduk di kelas 4 SD di karenakan ayah wati yang berselingkuh, dan sebenarnya wati sama sekali tidak menginginkan ini semua tapi apa boleh buat ini adalah takdir

***

Kriiiiinggggg..

Bel pulang pun berbunyi, ini adalah waktu yang di tunggu tunggu oleh semua murid

"Zil lo ga mau balik? Ko lo masih duduk?" Tanya Iney selaku teman rumah azila

Azila langsung berdiri dan berlalu dari iney begitu saja, iney yang melihat tingkah temannya itu langsung mengangkat satu alisnya keheranan. "Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada temannya ini? Apakah ia salah mengajak temannya pulang?" Batin iney bertanya tanya Iney pun berlari mengejar azila yang sudah di tempat parkir untuk mengambil motornya, dengan cepat iney memberhentikan motor azila yang berwarna putih pink

"Zil lo kenapa? Marah sama gue ya?" Tanya iney

"Gue lagi ga mau cerita ney, lain kali deh gue cape mau langsung pulang" Jawab azila dengan muka capeknya

Iney pun menganggukan kepalanya tanda mengerti, dia sangat mengerti sahabatnya ini ketika moodnya sedang hancur pasti ia tidak mau di ganggu. Ketika azila pergi dari hadapannya iney langsung mengambil motornya di parkiran tiba tiba suara yang melebihi toa masjid datang ke arahnya

Breathing For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang