8

3.5K 188 3
                                    

“Duh … kenapa sih Mas Pandu hapenya off terus? Jadi sebel deh!”gerutu Sekar saat mencoba menghubungi Pandu namun tak kunjung berhasil.

Sekar mondar-mandir dalam kamar dengan gelisah. Berkali-kali memencet nomor Pandu namun kecewapun berulang.

Sekar menjadi tidak sabar. Tiba-tiba sebuah rencana ada di kepalanya.

Lantas dengan tergesa, Sekar mengganti pakaian sedikit lusuh yang dikenakannya, dengan celana soft jeans warna coklat dengan atasan kaos sporty lengan panjang warna senada.

Disapunya wajah dengan bedak tipis dan lip gloss warna pink agar tak terlihat pucat.

Riasan yang minimalis pun tak mengurangi kecantikan wajahnya.

Disambarnya tas selempang mungil warna coklat yang tergeletak di meja.

Gegas dia keluar kamar. Menuruni tangga dengan langkah sedikit berlari kecil lantas menuju rak sepatu dengan deretan sepatu yang berjajar rapi.

Diambilnya sepasang.Dengan terburu dikenakannya sepatu flat warna coklat susu.

Lantas …

“Bik … tolong bukakan pintu garasi!” teriaknya. Gegas dia menuju mobil honda jazz yang telah terparkir di dalamnya.

“Non Sekar mau kemana? Lha itu minuman hangatnya sudah Bibik siapkan,”

Bik Tun bertanya penuh cemas.

Tak ada jawaban dari mulut mungil itu.

Sekarpun masuk ke dalam mobil dan bersiap pergi.

Tergopoh Bik Tun membuka pintu garasi dan pintu depan.

Hatinya penuh tanya, kemana gerangan sang tuan hendak pergi. Kecemasan semakin merajai perempuan yang mulai menua ini.

Sekar tidak tahu betapa Bik Tun mencemaskannya. Dia hanya ingin pergi dan melajukan mobilnya ke suatu tempat..

Sementara itu, di sebuah kamar, ada sosok yang masih berkubang dengan lamunan. Angannya terbang pada seseorang yang dirindu.

Seseorang yang telah membuat hatinya tertambat.

Teringat akan awal pertemuan mereka. Perjumpaan yang tidak sengaja dan berlanjut hingga kini.

Saat itu, Pandu bermain ke rumah ibu kostnya dulu kala dia sedang menimba ilmu di Kota Malang.

Ibu kostnya mempunyai dua orang anak, yang sulung laki-laki, yang bungsu perempuan.

Anak perempuannya mempunyai teman perempuan yang saat itu tengah bertandang.

Tanpa sengaja, Pandu dan teman anak perempuan ibu kost saling bertemu.

Merekapun berkenalan. Pertemuan singkat yang membekas dalam bagi Pandu.

Mencoba ingin mengenal lebih jauh tentang gadis itu, Pandu pun mencari tahu tentangnya dari anak perempuan ibu kost yang memang akrab dengannya. Tidak sulit bagi Pandu mengorek keterangan.

Diapun berhasil mendapatkan nomor handphone gadis itu.

Gayung bersambut.

Sang gadis menerima kehadiran laki-laki itu.
Entah angin apa yang membuatnya tertarik.
Namun tak dipungkiri, sosok laki-laki itu memang menawan.

Dengan tubuh atletis, rambut hitam ikal agak gondrong dengan kulit kuning langsat, membuat para gadis tak kan menolak berada di dekatnya.

Pandu memang pandai memikat perempuan.

Sikap santun dan menomorsatukan perempuan, membuat gadis bertubuh mungil dengan lesung pipi itupun seolah diperlakukan bak putri raja.

Apalagi selama ini, dia memang sering diperlakukan dengan manja oleh orangtua dan pembantunya di rumah.

Ya, gadis itu adalah Sekar.

Dan dia memang menjalin hubungan dengan Pandu. Hubungan yang sangat dekat.

Seolah tak ingin terpisahkan.

Tbc

SEKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang