Note : [18+] harap bijak dalam menghitung umur.
***
Alona menatap sekali lagi cermin di hadapannya.
Rambut? ceklis.
Wajah? ceklis.
Lipstik? ceklis.
Dress? ceklis.
Wangi? ceklis.
Oke, cantik dan sexy.
Alona Erisca, gadis berumur dua puluh empat tahun itu sengaja berdandan mencolok hampir-hampir menor malam ini. Jika biasanya dirinya terlihat natural dengan make-up tipisnya, maka lain untuk kali ini. Wajahnya kini dipoles sedikit tebal dengan bedak padat, perona pipi yang membuat auranya semakin berwarna, serta tak lupa riasan mata smoky eyes menambah kesan merayu tanpa terlihat nakal, dan terakhir bibir tipisnya dipoles lipstik cerah sehingga terlihat segar.
Alona menyambar clutch beserta kunci mobil dan bergegas untuk menjalankan misinya.
Hingar bingar suara dentuman musik begitu kental di ruangan penuh cahaya ini. Yeah, club malam adalah surga dunia bagi penikmat kebebasan. Namun, tidak bagi Alona, gadis itu bahkan baru kali ini memasuki tempat yang di sebut-sebut sebagai rajanya hiburan ini.
Alona mengedarkan pandangannya untuk beradaptasi dengan tempat ini, ternyata banyak sekali pemandangan yang mengotori matanya. Namun Alona tidak mempedulikan itu, misinya malam ini harus tuntas.
Dengan melenggok, Alona berjalan menuju meja bartender.
Baju merah darah yang melekat pas di tubuhnya membuat banyak mata lelaki menyorot ke arahnya, belum lagi belahan dada rendah serta dress pendek yang hanya melewati beberapa senti di bawah bokongnya, sudah barang tentu membuat para pria di sana meneguk ludah susah payah.Akan tetapi, Alona mengacuhkan mereka semua, belum ada seorangpun pria yang masuk standard kualifikasinya.
Gadis itu duduk dengan gerakan anggun serta memesan minuman tanpa alkohol, dia tidak boleh mabuk malam ini.
Mata gadis itu kembali berpetualang mencari mangsa, dan tiba-tiba saja mata Alona tertuju pada dua pasangan mesum di ujung ruangan. Tempatnya memang tidak terlalu padat seperti di sini, namun bukan pasangan itu yang menarik perhatian Alona, melainkan pria yang malah tampak sibuk dengan memainkan ponselnya saat tubuh kokohnya ditempeli tiga wanita seksi sekaligus.
Dan tiba-tiba saja pria itu bangkit dan tampak meninggalkan ketiga wanita merana itu seraya mengumpat kepada dua temannya yang tengah asik bercumbu.
Jantung Alona rasanya mulai bergerak liar saat pria itu berjalan kearahnya. Yeah, inilah pria yang dicarinya, mangsanya. Dan detak nya semakin menggila diwaktu calon mangsanya itu duduk di kursi sebelahnya.
Owh, apa yang harus Alona lakukan disaat jalang profesional saja pun di tolaknya?
"Seperti biasa."
Oh, suaranya beratnya seakan mampu menyesatkan jiwa Alona ke alam bawah sadar. Aroma maskulin pria tersebut membuat bulu kuduk Alona meremang, dirinya penasaran bagaimana rasanya memeluk dada bidang milik pria di sebelahnya ini?
Dan ketika pria itu menoleh ke arahnya, Alona sempat tertegun. Dia mengira-ngira, kebaikan apa yang ia perbuat di masalalu sehingga tuhan mempertemukannya dengan pria yang... ehmm, apa ya? tampan? Bukan-bukan, kata tampan saja tidak mampu mendeskripsikan seperti apa dirinya. Dia terlihat mengangumkan dengan garis wajah yang pas di parasnya.
"Kau memandangku seperti kucing kelaparan, Nona." Alona gelagapan karena ketahuan mengagumi wajah tampan pria itu.
"Tidak, hanya saja kau berbeda." Alona nyaris saja memukul bibirnya yang hampir meneruskan kalimat 'dan tampan'.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Completed (PINDAH KE DREAME)
RomancePindah ke dreame dengan akun : Ayu Tarigan SEBAGIAN PART DI HAPUS Alona, ingin punya anak tapi tidak ingin punya suami. Penghianatan sang ayah membuat Alona tidak percaya dengan kesetiaan. Kalau pernikahan itu memang indah, Ibunya tidak akan menangi...