Chapter 1

29 5 0
                                    

Monggo dibaca, hehe.

🌚🌚🌚

Gadis cantik yang memiliki postur tubuh tinggi dan mempunyai rambut pirang yang lumayan panjang itu menyusuri koridor, matanya tak pernah lepas melihat sekeliling. Kaki jenjangnya terus melangkah melewati setiap kelas yang ia lihat.

Seolah gadis itu takut ada yang melihat dirinya, dengan cekatan ia memasuki kelasnya secara perlahan, bak seorang tawanan yang ketangkap basah gadis ini tersenyum kaku kepada seorang guru yang tengah menatapnya horor.

'Ketauan, deh.' batin nya.

Gadis ini melangkah sedikit lebih maju menghampiri guru yang tadinya tengah menjelaskan suatu materi dikelas nya. Ia tersenyum manis membuat semua siswa laki-laki memandangnya tanpa berkedip.

"Telat lagi?! Nggak capek apa kamu diomelin terus, hm?!"

Gadis itu meringis, ia menutup telinganya ketika mendengar suara guru itu. Berisik.

"Pagi, Pak! Kangen nggak sama saya?" ucap gadis ini sambil menampilkan deretan giginya yang tersusun rapih.

Sang guru menatap tajam, seolah siap menerkam dan menjadikan gadis ini santapan pagi nya.

"Hobi banget nyari gara-gara kamu itu!"

Bukan nya takut, gadis ini malah menebarkan senyum manisnya lagi. Ia memperhatikan satu-persatu teman-teman yang masih ia rasa 'asing' karena ia baru masuk kelas setelah menambah libur kenaikan kelasnya. Sehingga ia tidak mengikuti hari awal sekolah. Malas, katanya.

"Enggak."

Guru itu mendengus, menahan amarah. Jika membunuh itu halal mungkin ia akan menghabisi salah satu siswi yang sangat nakal ini.

"Kalian jangan ada yang ribut, saya ingin mengurus dia dulu. Kerjakan halaman sembilan puluh dua harus selesai saat saya kembali. Mengerti?"

"Baik, Pak!" jawab mereka serentak.

Dengan cekatan guru itu menarik pergelangan gadis pirang ini, dalam perjalan guru berawakan botak itu terus saja mengoceh tentang peraturan-peranturan yang harus dipatuhi.

"Kamu lagi?"

Gadis pirang ini tersenyum jahil, lalu duduk di hadapan guru BP dihadapan nya. Ia melihat sekeliling, sudah menjadi kebiasaan gadis ini selalu keluar-masuk ruang BP.

Guru yang tadi menyeret nya, sudah berlalu pergi meninggalkan nya diruangan terkutuk ini.

"Rachel Rasya Alexis, kenapa kamu selalu melanggar peraturan sekolah?" tanya guru wanita ini.

Gadis yang bernama Rachel Rasya Alexis atau lebih tepat nya- Achel menatap guru itu jengah.

"Langsung to the point aja Bu, apa hukuman buat saya?"

Guru itu mendengus, lalu melepas kacamata yang bertengger dengan manis di lekukan hidung nya.

"Saya harus apa supaya kamu bisa merubah sifat kamu yang satu ini? Kamu itu cewek, Achel. Seharusnya kamu bisa menjaga sikap kamu itu, supaya nggak 'begajulan' kayak gini."

VerletztTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang