Sorry for typo.
--
Jalan.
🌚🌚🌚
Setelah sampai tempat tujuan, Achel dan Laurent langsung memasuki tempat tersebut, mereka melihat sekeliling, ternyata banyak orang yang kesini.
"Gue nggak tau kalau di mall ini ada gramed," ucap Achel pelan, sambil melihat-lihat beberapa toko yang menjual pernak-pernik lucu.
"Najis, kudet amat sih, lo!"
Achel menatap Laurent tajam, "Enak aja kalau ngomong!"
Laurent terkekeh, mereka naik ke lantai selanjutnya letak dimana gramed itu berada, lalu memasuki tempat itu. Banyak sekali buku disana, Achel memekik ketika melihat novel yang dia incar dari kemarin.
"Lau! Liat, deh! Nggak rugi lo ngajak gue kesini, gue jadi nemu novel yang gue mau lho! Padahal gue udah cari-cari di gramed lain nggak ada."
Laurent menghampiri Achel, merebut novel tersebut, melihat-lihat novel itu berkali-kali membuat Achel jengah dan segera merebut kembali benda itu dari tangan sahabatnya itu. Ia kegirangan, memeluk novel itu dan tersenyum layaknya bocah umur lima tahun setelah dibelikan boneka panda.
"Buset. Sejak kapan lo baca ginian, Chel?" Laurent mengejek Achel. Karena ia tau, sahabatnya itu tidak pernah suka membaca novel apalagi jika melihat semua koleksi novel Laurent dikamarnya kadang Achel suka marah-marah sendiri. Saking pusingnya.
Achel menghela napas, ia jalan menjauh dari Laurent untuk melihat-lihat novel lain untuk dibelinya lagi, itung-itung buat ngilangin bosen di rumah. Laurent mengejar Achel, menyamakan langkah kaki mereka, dia juga mencari-cari buku yang diinginkan tapi belum ketemu.
"Mulai jadi cewek lo? Hahaha."
"Ck, gue emang cewek, bego!" Achel menjawab cepat.
Laurent tertawa kecil, dia mulai pusing karena tidak mendapatkan novel yang dicarinya. Entah karena novel itu tidak ada atau matanya yang kurang teliti, rasanya dia ingin mengobrak-ngabrik isi gramed ini untuk menemukan novel itu.
"Lo nyari novel apaan, sih? Biar gue bantu nyari. Daritadi kayaknya belum ketemu-ketemu, gue aja udah dapet empat novel nih." ucap Achel memperlihatkan novel-novel yang berada di tangan nya.
Laurent menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali, "Nyari novel ituan, Chel."
Achel menyerngit heran, novel ituan? Kini otaknya langsung memikirkan hal-hal yang sangat ambigu.
'Nih orang bikin ambigu, anjir. Otak gue nggak suci lagi, deh.'
Achel berdecak, melipat tangan nya di dada."Ck! Nyari novel apaan? Yang jelas dong, Rent. Masa iya lo baca novel ituan,"
Laurent menatap Achel tajam. "Keren, coy. Bikin tegang!"
'Si anjir, bikin gue tambah ambigu, tai.'
Disaat Achel ingin membuka mulutnya, Laurent sudah dulu berlari ke salah satu rak, mengambil satu novel disana. Achel mendekat, melihat novel apa yang Laurent pegang.
"Ini novel yang gua cari! Ketemu juga akhirnya!" Laurent memekik girang.
"Ya ampun! Novel ini?! Gue kira novel apaan, anjir." Achel menyahut
Laurent tertawa jahil, "Lo mikirnya gue nyari novel tentang ena-ena ya? Ngaku!"
Achel memukul pundak Laurent, berlalu meninggalkan teman nya itu. Dia sudah kesal karena Laurent, pikiran nya sudah kotor akibat perkataan wanita berambut sama dengan nya. Laurent tertawa kencang, membuat beberapa pengunjung memandang nya heran karena suara gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verletzt
Teen Fiction"Lo dan gue nggak akan pernah menjadi 'kita." Tentang bagaimana rasanya menyembunyikan perasaan terhadap orang yang dicinta.