4.CRYING AGAIN

585 37 7
                                    

Sorry for typo!

Happy Reading;)
Be carefull!!

*gue bakal semangat nulisnya kalo banyak yang mendukung lewat komen/vote. karna dari situ, kita merasa dihargai.
---------- ---------- ---------- ---------- ---------

Mencoba bersifat biasa aja seolah-olah gak ada yang terjadi itu susah ya?
Apa lagi sekarang mama udah nunjukin kesengsaraannya di depan gue dan adik gue sendiri seolah-olah menyerah dengan memikul beban yang sangat berat.

Gue gabisa ngelakuin apa-apa saat melihat mama nagis di depan mata kepala gue sendiri.

gue denger isakan sedih mama yang menandakan bahwa mama udah gapunya kekuatan lagi buat tetap sabar dan tawakal, apalagi gue dengan sengaja pura-pura cuek gatau apa yang terjadi.

Jahat emang, gue lebih menting ego gue sendiri daripada harus melakukan sesuatu yang ngebuat mama tenang, seengganya meluk? Gak gue gabisa.

'Aku harus ngelakuin apa ya Allah?' Hikss..

Rasanya gue pengen banget ngebunuh si Brengsek itu, agar mama bisa ngerasain apa itu bahagia di atas penderitaan orang.

'Hikss...Hiks...Hikss'

'Ya Allah cobaan apa lagi ini? Emang gak cukup ya,, Allah ngasih cobaan berat dengan si Brengsek yang menelantarkan kita? Allah gamau denger ataupun ngabulin doa aku yang itu-itu aja ya? Sampe kapan ya Allah? Sampe kapan kita merasakan cobaan ini terus?

'Hiks...'

Apa aku harus meninggal dulu baru si brengsek bisa tobat? Sekarang, Aku udah gak kuat lagi. udah gamau berandai-andai lagi yang ujung-ujungnya pasti bikin nyesek karna gak akan dikabulin, cukup! Aku udah nyerah!! Aku serahin ini semua sama Allah. Aku udah tau diri, aku gak akan minta yang macem-macem lagi.

'Hikss..'

tapi tolonggg, doa yang satu ini dikabulin ya Allah, aku udah gatau cara apalagi yang harus dilakuin, aku udah nyerah.

'Hikss..'

aku minta jalan keluar paling terbaik, dari permasalahan yang sangat panjang ini ya Allah

'Hiks..'

Aku mohon ya Allah, otak aku udah buntu, aku udah gabisa mikir panjang lagi, sekarang aku berserah diri padamu, aku ikhlas si brengsek pergi sama si selingkuhannya, aku ikhlas lillahitaala.

'Hiks..'

Ini permasalahan udah panjang banget kalo harus di perpanjang lagi, aku udah gak kuat.

'Hiks...'

aku pengen ini cerita selesai dengan Happy Ending,
yang pada akhirnya mama punya pasangan baru yang lebih ngerhargai mama, sebagai suami yang memperlakukan istri-nya dengan semestinya.
Bukannya istri yang bisa di suruh-suruh seperti 'pembantu' dan tidak dihargai sebagai istri.

'Hikss..'

Aku udah gak mau berdoa yang engga-engga buat si Brengsek itu, semua aku serahin kepadamu ya Allah, aku mohon ya Allah kabulkanlah doaku, berikanlah kami petunjuk yang dapat menghapus luka lama ini ya Allah.

'Hikss...'

Dengan doa ini, mudah-mudah si brengsek dapat azab yang setimpal dengan apa yang dia lakukan selama ini.

Aku mohon ya Allah kabulkanlah doaku...

aku mohon ya Allah kabulkanlah doaku...

aku mohon ya Allah kabulkanlah doaku, hanya ini permintaan terakhirku...

'Hikss.. Hiks... Hiks..'

Author POV

Semenjak keluar dari kamar sang mama yang sedang menangis pilu untuk mengambil headseat, lisha berlari ke dalam kamarnya dengan memakai headseat, pura-pura tidak melihat mamanya yang sedang menangis,

lisha berlari dengan menangis menahan isakan-nya keluar, setelah menutup pintu dan menguncinya dengan rapat.
lisha langsung bergelung dengan selimut dan menangis sejadi-jadinya di dalam selimut, sambil
Mendengarkan lagu-lagu happy yang membuatnya tenang dan melupakan sebagian dendamnya kepada Ayah brengseknya.

Di dalam selimut lisha berdoa dan mengadu berserah diri, kepada sang pencipta yang men-sutradarai kehidupannya, menangis sejadi-jadinya meluapkan emosinya dengan menggigit selimut dan memukul-mukul bantal dengan sekuat tenaga.

Sangat lama sekali untuk alisha menenangkan pikirannya, agar dapat melupakan niat buruknya kepada si Brengsek.

Lisha melirik jam weekernya yang ada di atas nakas kamarnya 01:40 p.m

dengan mata sembab sehabis menangis meluapkan semua emosinya, rambut kusut berantakan yang sebagian menempel pada pipi dan leher karena efek dari air matanya yang belum kering,
baju basah bekas ingus ataupun air matanya.

dia berjalan keluar kamar lalu membuka pintu kamar mamanya yang gelap dengan hati-hati, lisa ingin memastikan keadaan mamanya yang sedang tertidur.

Sakit di hati lisha kembali menyerangnya, saat melihat keadaan mamanya yang sebelas dua belas dengan dirinya, walaupun dengan efek penerangan dari cahaya bulan dari sela-sela jendela dan lampu nakas yang hanya ada satu di pojokan, lisha dapat melihat guratan pasrah dan sedih yang dapat lisha lihat dengan samar-samar.

Di umur mamanya yang masih muda yang kira-kira sekitar 32 tahunan, wajahnya sudah mulai ada kriput-kriput di sekitar mata dan dahi, mungkin efek terlalu banyak beban dan kelelahan.

Sambil mengelus-elus dahi sang mama, lisha bergumam terisak kecil agar tidak membangunkan mamanya dan terganggu oleh kedatangannya.

"Maafin lisa yang selalu bikin masalah ini ya maa..Hikss... maafin lisa yang egois, Yang gabisa ngasih mama--Hiks... dukungan untuk tetap semangat dalam menjalani skenario kehidupan ini. Hikss..Maafin semua dosa-dosa yang si anak durhaka ini perbuat ya maaa...Hikss...hikss..."

Pertahanan Lisha hancur!

lisha mencium dahi mamanya dan dengan pelan-pelan keluar dari kamar sang pahlawan, lalu menutup pintunya dengan hati-hati.

Di luar kamar mamanya lisha menangis lagi tapi dengan sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara tangisannya,
"Maafin aku maaa..."

Saat lisha tidak bisa lagi menahan isakannya, lisha berjalan ke dalam kamarnya dengan terseok-seok.

Di dalam kamar lisha menangis lagi,lagi,dan lagi. seolah-olah air mata lisha tidak di bisa berhentikan,mengucur dengan derasnya.

Lisha gak mikirin apa yang akan terjadi besok, ataupun ingat besok pagi dia sekolah, lisha gapeduli mau matanya sembab kek, rambut acak-acakan kek, intinya dia gamau mikirin kedepannya gimana, dia udah pasrah kepada tuhannya.

Yang dia inginkan menangis sepuas-puasnya agar beban di punggungnya terangkat dan hilang,

Setelah lisa puas menangis dan kelelahan, lisa tertidur dalam keadaan hati yang hancur berkeping-keping, dengan posisi seperti janin bayi.

"Sampai kapanpun aku selalu sayang mama, maafin aku yaa maaa..." gumam lisa di dalam tidurnya.

TBC...
____________________________________

Pendek ya partnya? Gue udah usahain panjang & biar kalian dapet feelnya, tapi gatau deh:-

Gatau kenapa gue nulis part ini nangis, mungkin karna baper dan ngebayangin jadi si alisha kali ya haha.

Bikin part ini cuman 2jam-an, gue langsung ketik lempeng-lempeng aja.

Udahh,gitu doang sesi curhatnya...

Makasih buat yang udah ngeluangin waktu buat mau baca cerita ini.

{Kritik dan saran dari kalian sangat membantu untuk merubah cerita ini menjadi lebih baik lagi:)}

Salam Manis
Dewi.Nurasiah

00:56 pm

I Hate BrokenHome!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang