Dia bernama Dena. Dia sering berpikir tentang dirinya sendiri dan dia mempunyai hal yang begitu aneh dan terbayang-bayang dengan masalah yang pernah liat sampai sekarang ini.
Di saat dia masih kecil dia mempunyai kebahagiaan yang seperti anak-anak lainnya. Terkadang ke bahagiaannya itu yang dia dapat hanya membuatnya senang tapi di baliknya itu dia suka murung dalam suatu masalah atau kondisi psikisnya yang tidak pernah mau cerita terhadap orang-orang terdekatnya karena merasa takut dan tak di mengerti.
Sebelum kejadian itu datang beberapa silam yang lalu dan dia sebisa mungkin untuk memikirkan hal-hal yang lain.
Di Pagi hari yang cerah ada seorang anak yang berumuran 9 tahun yang baru saja bangun tidur dengan gaya yang males bergerak masuk Sekoalah Dasar di Sekolah Internasional. Yang di anterin oleh momy nya menggunakan mobil pribadi dan satu hal lagi supirnya yang mengendarainya.
Saat Sampai di sekolah anak tersebut menarik tangan momy nya turun dan berkata "momy-momy ayo turun bentar lagi mau masuk" sambil menatapnya berkaca-kaca.
" Iyah bentar momy mau telepon dady dulu. Mau bilang kalo momy mau ke supermarket dulu bahan dirumah telah habis. " ucapan sang ibu.
Sambil menelpon sang suaminya,"Tapi momy ini sudah terlambat, nanti Mrs dan Mr nya marah gara telat." kata anak tersebut yang menundukkan kepalanya.
Sang ibu pun melihatnya iba, setelah itu sang ibu mengelus rambutnya "Ayo Dena kita turun momy juga tak ingin kamu menangis gara telat. " setelah itu mereka pun turun dari mobil dan masuk ke sekolah tersebut.
Sang ibu cuma menganternya sampai depan kelas "Dena momy cuma sampai sini saja yah.. anterinnya soal guru kamu sudah mau datang" kata ibunya dan anak tersebut mengangguk sambil melambaikan tangan untuk salam perpisahan " da dah mom" dengan senyuman manis.Kringg...
Waktu pelajaran pun dimulai dengan belajar Matematika.
Dena yang sendari fokus belajar, saat lagi fokus-fokusnya ada yang manggil "Dena kamu mengerti apa yang di terangkan guru didepan??" ternyata yang manggil adalah teman sebangkunya namanya Salfina.Dena pun menjawab dengan anggukan " aku mah mengerti karena ini kan buat ujian akhir semester, tau kan kalo tak mengerti bisa suruh kedepan untuk mengerjakan soal tersebut" ucapnya.
"Ooh.. begitu benar juga,kamu tuh terlalu rajin tapi aku suka hehe" dengan kekehan. Dena nya saja cuma ketawa dan " Aku orangnya tak suka di puji" dengan datar.
"Iyah aku juga tau kau orang tak suka dipuji tapi ak kagum den" dengan senyuman.
"shutt.. jangan berisik nanti Mrs.Narina bisa-bisa suruh kita kedepan untuk mengerjakan" berbisik, " aku tau itu " kata salfina.
Pelajaran pun sudah selesai, saat beres-beres buku. "Dena, kamu mau k kantin tidak??" kata salfina, "oh yah kamu duluan saja aku mau ke kamar mandi dulu" katanya sambil senyum.
"Okey, kau mau ku bawa apa??" kata salfina, "tidak, terima kasih. Aku udah kok" kata dena dengan langsung pergi ke kamar mandi.
Pas lewat dena melihat anak laki-laki yang tidak jauh umurnya seperti di atasnya. Saat itu dena mendekat dan mendengar bahwa anak laki-laki itu bicara sendiri dan dia menutup mulutnya lalu pergi. Niatnya mau pergi dia malah terinjak kaleng, setelah itu dia ketahuan dan...
Waktu pelajaran pun sudah selesai, semua pada pulang. Dena keluar dari ruang kelas dengan muka yang begitu pucat, mengingat apa yang telah terjadi. Akhirnya dia jadi banyak melamun disitu dia tanpa sengaja lagi liat hal-hal yang lebih parah apa yang dilakukan anak laki-laki tadi pas dia lewat. Setelah itu mau mendekat lagi dia baru ingat.
FLASHBACK
"Hai.. siapa yang disitu?" kata anak laki-laki tersebut. Anak tersebut mendekat siapa yang berani-beraninya mengintip atas kegiatannya. Dena pun mundur dan mau berbalik dia d tahan oleh anak laki-laki tersebut.
"apa-apaan kamu kesini? Mau ikutan juga seperti anak kucing itu, hah?" katanya, Dena tidak menjawab dia hanya diam dan 'aduh.. kalo aku seperti anak kucing itu mungkin aku tak akan ada. Apalagi dipotongnya kejam'batin dena."Hey.. kamu dengar tidak? " lamunan dena buyar gara tadi di bentak anak laki-laki tersebut. "Hah.. Maaf aku tidak sengaja lewat dan yang kulihat aku tak mengerti" sampai tertunduk, "apa kamu tak lihat ak lagi motong-motongin kucing hah?" katanya nada marah.
"iya.. maaf aku liat kok. Terus mau kamu apa?" kata dena masih tertunduk
"Okey.. aku maafin kamu. Asal kamu tau yah.. aku tidak suka kamu yang diam-diam mengintipku apa yang lagi kulakukan, mengerti?" katanya dengan lembut.
Dena tidak abis pikir kok dia tiba-tiba baik, 'kenapa dia? kok aneh tadi marah sekarang baik lembut lagi bicaranya'pikir dena."iya mengerti." kata dena yang mengangkat kepalanya dan melihat di belakang anak laki-laki tersebut. Ia pun langsung pergi begitu saja untuk ke kantin sebelum bel jam masuk bunyi.
FLASHBACK END
Setelah dia mengingat dan melamun ada yang megang pundak dena, Dena pun langsung terkejut dan berbalik "Dena,kamu nungguin siapa?" ternyata itu Salfina.
"Hah.. aku nunggu supir ku. Kamu kagetin aku mulu" kata dena hampir marah.
"Maaf aku udah kagetin kamu" katanya dengan cengesan, "Iya Aku maafin kamu" dengan senyum dena tanpa melihat masih liat anak laki-laki itu.
"Oh.. yah kamu lagi liat apa sih?" kata salfina, "Tidak. aku ngk liat apa-apa kok. Hmm.. aku udah di jemput tuh, aku duluan yah Salfina" dengan kikuknya terus melambaikan tangan dengan senyuman karena sudah di jemput. 'Untung aja kalo tau gawat nih'gumannya. 'tak sepertinya dia begitu, aneh deh'pikir Salfina.
Sesudah sampai di rumah sehabis pulang sekolah dan sudah mengganti bajunya dia segera bergegas untuk makan siang langsung pergi tidur. Saat sore hari seorang anak kecil yang sedang duduk di sebuah taman halaman rumah yang sedang diam memandangi sekitar.
Datanglah seorang wanita menghampiri anak tersebut "Dena kau sedang apa? Ada teman-teman kamu mengajakmu main." ucap sang mommy sambil duduk di sampingnya dan membelai rambutnya dengan pelan.
Sang anak mendongkakkan kepalanyanya "Oh.. iyah mom Dena lagi diam saja menunggu teman-teman nanti kesana. Makasih yah mom." ucapannya dengan senyuman dan keluar meninggalkan taman tersebut. Padahal dihatinya lagi takut dengan kejadian tadi diseklaoh dia mersa tidak senang hati untuk keluar, Dan akhirnya.
Dena pun menghampiri teman-temannya, dengan senyuman penuh bahagianya. Dia mempunyai temannya yang rata-ratanya laki-laki untuk bermain di rumah, maklum di sekolah dena tidak mau berteman sama laki karena tak begitu dekat dia lebih suka dekat dengan sahabatnya itu Salfina yang selalu ada semenjak.
Awal masuk sekolah dan di rumah baru dia sama temen laki-lakinya, temannya itu Rama, Galih, Farel dan Zidan oh yah satu lagi Mika.
MAAF YAH MASIH GARING MUNGKIN MASIH AWAL HEHE..
MINTA VOTE AND COMENT.
BIAR DAPET SARAN AND KRITIK HEHE.. 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mind that makes me almost like a Psycho.
Short StoryApa yang dia alaminya dan selalu apa yang dia pikirkan teringat terus kejadian-jadian tersebut. Nah.. saat orang tersebut berpikir terus sampai dia tau apa masalah dianya. Apa yang terjadi semenjak dia kecil sampai sekarang. Yang kadang teringat sa...