"Eh Ger, gw duluan ke kelas ya, mau belajar soalnya mau ulangan Biologi" ucap Aqilla kepada Geri.
"Oke" jawab Geri dengan santai.
---------------Di jalan menuju kelas, Aqilla memikirkan kan Alvaro, sambil senyum-senyum sendiri. Sampai di kelas Vanya pun penasaran, apa yang membuat Aqilla senyum-senyum sendiri. Sedangkan Bella, ia sedang fokus belajar untuk ulangan Biologi, ia kalau udah baca buku penyakit keponya ilang seketika.
"Cuek si, tapi bikin gereget, bikin gw makin suka aja. Gw harus bisa dapetin hatinya si pangeran dingin" - batin Aqilla sambil senyum-senyum sendiri.
"Aqilllaaaaaa!!!" teriak Vanya dengan nada yang super menggelegar, yang membuat Aqilla tersadar dari lamunannya.
"Apa si, bisa ga manggil nya ga usah teriak Vanya?" ucap Aqilla dengan nada kesal, karna Vanya telah membuat ia kaget.
"Ga bisa, abis lo gw panggil dari tadi ga nyaut juga, bikin kesel tau ga" balas Vanya kepada Aqilla dengan bete.
"Eh, iya maap deh,gw gak denger Vanya,hehe" ucap Aqilla sambil cengengesan.
"Mikirin apa si Qill? tanya Vanya
"Tau anak baru yang tampannya gakuna? tadi Geri kenalin dia ke gw, tau ga namanya? Namanya Alvaro Calvert. Ternyata dia tuh kaka kelas kita, dia anak XI-Ipa 1, dia pindahan dari Bandung, dia juga sahabat kecilnya Geri" jawab Aqilla kepada Vanya, dengan nada senang seperti kaya anak kecil di beliin balon.
"Serius lu Qill? Ih gue mau dong kenalan sama Alvaro" ucap Vanya dengan wajah semelas mungkin.
"Ih lu udah punya Geri, Alvaro jangan di ambil juga. mau gue bilangin ke Geri?" balas Aqilla dengan wajah mengancam.
"Eh, jangan dong tadi bercanda Qila" ucap Vanya dengan wajah memohon.
"Iya kaga, makanya jangan ladok VanyaQ" balas Aqilla dengan nada yang meledek.
"Sial lo. Btw, lo suka sam-" ucapan Vanya terhenti saat guru tiba di kelas.
"Belum belajar gw , sudahlah pasrah saja Qill" -batin Aqilla
"Hari ini ulangan Biologi,ibu akan membagikan soal ulangan, tolong di isi dengan benar!" ucap bu Rita, bu Rita adalah guru yang sangat disiplin.
"Vanya!!" ucap Aqilla dengan bisik-bisik.
"Apaan?" balasan dari Vanya kepada Aqilla.
"Gw nyontek ya sama lo, gw belum belajar nih, plisss" ucap Aqilla dengan nada memohon dan wajah semelas mungkin, sehingga Vanya tidak tega melihatnya.
"Hm, iyaudah iya" balas Vanya, mau tidak mau Vanya memberikan Aqilla contekan.
"Silahkan kerjakan, tidak boleh ada yang menyontek!!" ucap bu Rita.
"Iya bu" teriak seluruh anak X-Ipa 1.
Ulangan Biologi pun berjalan dengan lancar.
---------------
Saat bel pulang sekolah berbunyi, seluruh murid keluar dari kelasnya masing-masing. Namun beda dengan Aqilla, sebelum pulang Aqilla selalu pergi ke perpustakaan untuk baca buku, sembari menunggu sekolah sepi.Saat sekolah sudah sepi, Aqilla masih setia duduk di perpustakaan, tapi ia tidak sendirian disana, ada seorang laki-laki yang menurut Aqilla ia mengenalnya, Alvaro.
Sekolah terlihat sudah sepi, Aqilla memutuskan untuk pulang. Ia langsung membuka aplikasi chatnya Line, untuk mengirim pesan kepada mamanya.
Aqilla : Ma, jemput Qilla dong.
Mama : Mama ga bisa jemput kamu hari ini Qill, ada urusan penting. Kamu naik taksi atau bus saja.
Aqilla menghembuskan nafasnya, ketika mendapat balasan dari mamanya karna tidak bisa jemput hari ini, Mamanya menyuruh ia untuk naik bus, ia sangat takut untuk naik bus.
Ia pernah naik bus, lalu ada preman yang memalaknya, saat itu penumpang bus lagi sepi. Saat itulah Aqilla tidak ingin naik bus lagi.
Aqilla pun berjalan melawati koridor sekolah dengan santai, untuk menuju kedepan gerbang sekolah, dan menunggu taksi.
"Mana si taksi dari tadi ditungguin" ucap Aqilla dengan kesal.
"Sampe kapan pun tuh taksi gabakal lewat" ucap Alvaro dengan cuek, membuat Aqilla kaget.
"Alvaro" ucap Aqilla dengan gugup.
"Rumah lo dimana?" tanya Alvaro dengan nada dinginnya.
"Lumayan jauh sih, emangnya kenapa?" ucap Aqilla dengan hati yang berdetak sangat kencang.
"Gw antar lo pulang" ucap Alvaro masih dengan nada dingin, yang membuat detak jantung Aqilla berdetak sangat kencang. Alvaro pun terpaksa mengajak Aqilla pulang bareng, karna tidak bakal ada kendaraan yang lewat, dan hari pun mulai gelap. Kasihan kalau cewe itu di tinggal sendirian di sekolah.
Alvaro memang baru kenal dengan Aqilla, tapi Alvaro tidak tega meninggalkan Aqilla di sekolah sendirian. Karna di sekolah tinggal ia dan Aqilla yang belum pulang, mangkannya Alvaro mengajak Aqilla pulang bareng, walaupun sebenarnya Alvaro malas.
"Gak ngerepotin lo" jawab Aqilla dengan pipi merah, dan membuat ia salah tingkah.
"Gak" balas Alvaro cuek.
Aqilla pun menaiki motor ninja merah itu, dan di bonceng Alvaro. Jantung Aqilla pun berdetak dengan cepat.
"Cuek, dingin, jutek, dan peduli, itu lah sifat yang di miliki Alvaro, yang membuat Aqilla suka padanya.
"Kenapa lo begitu sempurna di mata gw Al" -batin Aqilla
"Kenapa lo bisa bikin gw tergila-gila sama lo" -batin Aqilla lagi.
"Dimana rumah lo?" tanya Alvaro dengan cuek.
"Itu belok kiri, rumah cat hijau" jawab Aqilla.
Alvaro pun berhenti di depan rumah bercat hijau, rumah paling besar di antara rumah lainnya, dengan taman yang begitu indah, dan halaman yang luas.
Aqilla pun turun dari motor ninja merah itu. "Makasih Al, mau mampir dulu ga?" tanya Aqilla
"Gausah" jawab Alvaro, dan kembali menyalakan motornya, dan langsung segera pergi.
Aqilla pun memasuki rumahnya dengan hati yang sangat senang "Mimpi apa gw semalem" ucap Aqilla tidak percaya kalau tadi ia di antar pulang dengan Alvaro.
🍃🍃🍃
Maap ya kalau gajelas, maap juga kalau ada tulisan yang kurang rapi atau typo.
Di bab selanjutnya, aku bakal ngasih tau wajah-wajah pemeran cerita Cold Boy.
Tunggu kelanjutannya lagi gaes, hehe.
Makasih yang udah baca cerita ini.
Jangan lupa vomentnya💘💘

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
Novela JuvenilAqilla veronica adalah salah seorang gadis yang menyukai laki-laki dingin, yang tidak lain adalah Alvaro Calvert. Perasaan yang telah lama ia pendam, karna sifat dinginnya Alvaro. Sampai ia menjadi secret admirer atau pengagum rahasianya. Aqilla tid...