Seventh; House Party

158 33 4
                                    

Tidak ke Mcdonalds dan tidak pula ke Chickmaek. Berakhirlah mereka berdua di Restauran Korean BBQ di salah satu distrik paling terkenal, Myeong-dong.

Jimin yang menang taruhan.

Seharusnya mereka pergi ke Chicken and Beer pilihan Jimin, tapi mereka datang terlalu awal sebelum toko buka. Jadi disini Seulgi dan Jimin berada.

Korean BBQ Baekjeong favorite Jimin bersama teman temannya sehabis pulang ngampus. Seulgi kesal sendiri, Jimin selalu menang dan tidak pernah mau mengalah padanya.

"Gi, makan dulu ayo sebelum party bang Suho. Nanti temenin gue beli sesuatu di sekitar sini ya, lo boleh beli apapun itu!"

"Seriuosly? Are you kidding me?" timpal Seulgi tak percaya.

"Not now, sayangnya gue gak lagi bercanda." jawab Jimin santai.

Seulgi langsung menatap pria itu berbinar binar, tersenyum haru. Seulgi tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Myeong-dong yang ramai dan terkenal dengan area perbelanjaan yang penuh dengan merek-merek mode internasional. Seulgi akan belanja sepuasnya.

"I like it! Sering sering ya, hari ini gue bakal menghabiskan seluruh uang Park Jimin." pekik gadis itu semangat.

"Makan dulu, apa gue yang habisin aja semuanya?"

"Gila mana bisa, badan kurus gitu, makan sebanyak ini!" sarkas Seulgi lalu mengambil daging yang diselimuti selada yang sukses masuk dengan sempurna ke dalam mulutnya.

Jimin tersenyum kecil, gadis itu asalnya merengek tidak mau makan di Korean BBQ Baekjeong, tapi tetap saja makan dengan lahap.

Bagaimanapun Seulgi lapar, jadi mau tidak mau gadis itu harus mengisi perutnya.

"Lo kok ga ada sedihnya putus dari Jennie?" tanya Seulgi tiba tiba, yang membuat pria dihadapannya melirik sekilas.

"Buat apa harus sedih, Gi? Kan ada lo."

Deg.

Iya terus aja Jim, terus aja buat hati Seulgi dag dig dug.

"Dih, tiba tiba mau gue keluarin lagi nih makanan!" ketus gadis itu yang langsung mendapat tawa meledek dari Jimin.

"Yaudah lo jangan makan, liatin gue aja." sindir Jimin, membuat Seulgi mendelik malas.

"Makan yang banyak ya nak, Jimin" kata Seulgi mengejek, lalu mengacak rambut Jimin.

"Acak aja rambut gue biar kaya gelandangan." cibir Jimin, yang langsung membuat Seulgi tertawa.

Sehabis makan mereka langsung ke salah satu departemen store terkenal di Myeong-dong. Jimin menyesal sudah meneraktir Seulgi belanja, benar saja apa yang dikatakan gadis itu untuk menghabiskan seluruh uangnya. Jimin rugi bandar.

"Makasih, Jim. Ulang tahun gue nanti lo ga usah ngasih apa apa." ujar gadis itu seraya menentang beberapa paper bag di tangannya.

"Love you!" Lanjutnya sumringah.

"Love you more, Seul. Apapun itu kalo buat lo seneng, gue juga seneng."

×××

Kini waktu sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam. Mereka berdua segera pergi menuju kediaman Suho. Jimin sempat membeli gift birthday untuk si pemilik acara. Masa iya Jimin datang dengan tangan kosong.

Waktu ulang tahunnya pun, Suho selalu rajin memberikan sesuatu padanya. Seperti tiket liburan ke Maldiv, New Zealand, Swiss. Juga tiket menginap di hotel dan beberapa barang mahal.

• Love Is So Painful  [Seulmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang