10

147 14 2
                                    

Fani yang khawatir mengusap punggung Rayhan pelan, entah mendapat keberanian dari mana Fani melakukan itu.

"Han, Lo gak papa kan?" Tanya Fani cemas

"Hhm gak papa kok"

SKIP--

Sesampainya di rumah Rayhan langsung membantingkan tubuhnya ke atas tempat tidur, dan Rayhan pun merasa bahwa tubuhnya semakin kedinginan, lama kelamaan ia merasakan bahwa semuanya berputar
1
2
3
Dan semuanya menjadi gelap.

Jam sudah menunjukkan pukul 20.00, Rayhan pun telah sadarkan diri
Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Rayhan.

"Den, den Rayhan" bi Surti mengetuk pintu kamar Rayhan berniat untuk mengantarkan makan malam untuk Rayhan, dan ia sudah sangat hafal jika Rayhan tak keluar kamar untuk makan berarti ia sangat malas untuk sekedar turun makan.

Bi Surti semakin panik karena tidak biasanya Rayhan tak kunjung membukakan pintu, terlebih sekarang Masih pukul 8 dan ia tak mungkin telah tidur, bahkan dia telah mengetuk pintu sedikit keras tetapi Rayhan tetap tak kunjung membukakan pintu.

Akhirnya bi Surti membuka pintu kamar Rayhan yang kebetulan tidak di kunci, lalu ia kaget melihat Rayhan yang sedang menggigil.

"Den, Aden kenapa?" Tanya bi Surti khawatir

"Di-dingin bi"

"Maaf ya den" bi Surti memegang dahi Rayhan yang ternyata sangat panas.
"Sebentar den, bibi ambil kan kompresan dulu ya" bi Surti sedikit berlari mengambil kompresan untuk Rayhan

***
Fani Tengah menatap langit-langit kamarnya, dan tiba-tiba saja hp nya berdering, langsung saja Fani membalikkan tubuhnya dan mengambil hp di samping tempat tidurnya.

Aryana Rara syaqilah: Fani........

Fani Myesha P.U : ya? Fani disini?

Aryana Rara syaqilah: cerita fan, yang tadi tuh

Fani Myesha P.U: intinya Rayhan berbaik hati beliin gue serangam

Aryana Rara syaqilah: hhm, bau baunya akan dapet pajak nih

Fani Myesha P.U: apaan sih-_-

Setelah itu Fani mematikan HP nya dan bergumam
'Rayhan Rayhan, di balik sifat Lo yang dingin ternyata Lo baik juga'

Lama kelamaan Fani memejamkan mata dan terlelap.

***
Fani berjalan melewati koridor sekolah dengan perasaan khawatir yang 'entah kenapa'.

Sesampainya di depan kelas Fani melihat ke pojokan kelas yups 'bangku Rayhan' tapi Fani tak melihat ia ada di sana.

Jam pelajaran pertama di mulai tapi Rayhan tak kunjung datang.

'semalas malasnya dia perasaan gak pernah bolos sekolah deh'

'kenapa dia gak Masuk ya?'

'eh jangan jangan....'

"ASTAGA!!" Fani memukul dahinya, ia berkata cukup keras sehingga terdengar oleh semua murid yang berada di kelas itu dan guru yang mengajar di sana.

Sesegera mungkin Fani menutup mulutnya

"Ada apa Fani?" Tanya guru itu

"Hehehe, itu Bu.. saya lupa bawa kotak pensil" ucap Fani berbohong sambil cengengesan dan menggaruk lehernya yang sebenarnya tak gatal

"Elahh fan, gak perlu teriak gitu juga kali" ucap Rara terkekeh

"Hehehe"

Lalu tawa dan senyuman Fani redup seketika karena mengingat Rayhan, dan entah kenapa Fani sangat khawatir kepada nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta atau Kagum?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang