Jeanne POV
Terdengar decitan pintu terbuka dan langkah kaki mendekat. Aku pun menoleh dan melihat George yang berjalan ke arahku.
"Jeanne. Good mornin'!" Panggil George dan duduk di sebelahku . "Oh hi George, Good mornin' too. Ada apa?" Tanyaku.
"Bagaimana keadaan mu? Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya dan mengusap punggungku. "Tentu,aku baik-baik saja. Kau khawatir padaku?" Ucapku dan balik bertanya. George hanya tersenyum dan berkata "Siapa yang tidak khawatir jika kau tiba-tiba sakit seperti ini?"
Aku pun merengkuh tubuhnya. "Hihi,maafkan aku karena sudah membuat kalian khawatir." Dan dia membalas pelukanku. "Hei,tak apa. Jangan berfikir begitu. Lagi pula Reece ada benarnya, kau begini juga karena ulah kami. Maafkan kami."
"Hei,jangan berfikir seperti itu." Aku pun mengeratkan pelukannya. "Lagi pula, kau lihat aku baik-baik saja kan sekarang?" Lanjutku meyakinkan.
"Baiklaah,aku harap kau cepat sembuh dan aku bisa mengajarkanmu bermain gitar! Apa kau mau?" Ucapnya. "Astaga,aku hampir lupa dengan hal itu. Tentu saja aku sangat mau! Apa kita mulai sekarang saja? Aku kan sudah tidak apa-apa?" Goerge yang mendengar pernyataanku tersenyum dan menggeleng.
"Hei, belum tentu jika kau baik-baik saja sudah dinyatakan sembuh. Tubuhmu masih belum pulih. Kau masih harus banyak istirahat." Ujarnya.
"Baiklah-baiklaah, tapi jika aku tidak bisa sembuh, apa kau tidak akan mengajari ku bermain gitar?" Ucapku, ups! apa yang baru saja aku katakan? Aku merasa sangat bodoh sekarang.
"Maksudmu? Kau pasti sembuh Jean!" Aarrgh, apa yang harus aku lakukan? " Oh George, tentu saja aku akan sembuh. Kau lihat aku kan? Ucapan ku tadi tidak usah dianggap serius." Ucapku dengan senyuman yang agak ku buat-buat.
Aku pun melihat George yang terdiam seperti sibuk dengan fikirannya sendiri. "G, apa sebaiknya kita ke bawah menemui Reece dan Blake?" Saranku. George masih diam dan aku mencubit pipinya pelan. "Georrgee." George pun tersadar dan berkata "Ngg? Bagaimana?"
"Hufft, George please, aku mohon. Omongan ku tadi jangan dianggap serius." Ucapku. "Lebih baik kita turun ke bawah dan menemui Reece dan Blake. Ayoo!" Kami pun bangkit dan aku menariknya untuk ikut ke bawah.
Sesampainya di bawah, aku tidak melihat siapa pun.
"George, kemana perginya mereka?" Tanyaku pada George. "Mungkin mereka belum bangun."
"Ooo baiklah, aku akan membangunkan mereka." Ujarku. "Okay,aku akan ke dapur." George pun berjalan ke arah dapur. Ahh, aku lupa, aku kan sudah membuatkan mereka Sandwich.
"George, aku sudah membuatkan kalian sandwich. Dan sandwich nya ada di meja makan." Teriakku agar George mendengarnya. "OKAY PRINCESS." Balasnya.
Saatnya membangun kan Reece dan Blake. Aku pun memutuskan untuk ke kamar mereka dan membuka pintu kamarnya.
"Hei boys, wake up!" Ucapku sambil mengguncang-guncangkan tubuh mereka berdua. "Ngghh, hentikaan." Ucap Blake. "Noo, aku tidak akan berhenti jika kalian masih tidur seperti ini." Aku pun menarik selimut mereka. "Iiish, kenapa kalian sangat senang tidur dalam kondisi shirtless seperti ini?"
"Oh My!" Ucap Blake. "Who's thaaat?" Tanya Reece dengan mata tertutup nya. "Buka mata mu, dan kau bisa melihatku dengan jelas Bibby." Ujarku sarkas, dan aku melihat mereka masih dalam keadaan mata tertutup. Dan sebuah ide muncul di otakku.
"Boooooyyss, Wake up or say goodbye for your breakfast!" Teriakku. Beberapa menit kemudian..
"NOOOOO" Pekik mereka dan aku hanya tertawa melihat tingkah mereka. "Jika kalian tidak mau, bangun dan kenakan baju kalian. Dalam hitungan ke lima, jika kalian tidak sampai di ruang makan, kalian akan mengucapkan selamat tinggal kepada sarapan kalian." Ancamku dan aku keluar dari kamar mereka.
"SATU!"
"DUA!"
"TIGA! HURRY UP GUYSS!"
"EMPAT!" Terlihat mereka berdua berebut untuk keluar kamar.
"LIII" Reece mengambil tempat di sebelah kanan ku dan Blake di sebelah kiri ku.
"Okay, bisakah kita memulai sarapannya?" Ucap George.
"Let's goo~" Ucap Reece dan Blake. Aku pun menarik piring mereka. "Heeiii J!" Aku menggeleng dan berkata "No no no! Apa tangan kalian sudah dipastikan bersih?" Mereka hanya melongo dan menggeleng. "Wash your hands first, madudes!"
"Aaaah baiklaah!" Mereka pun segera menuju wastafel untuk mencuci tangan mereka. "Ternyata kau juga bisa jahil." Kekeh George. " I am! Aku sudah terbiasa dengan kalian yang sering menjahiliku. Jadi, tak ada salahnya kan jika aku sedikit membalasanya." Aku pun ikut terkekeh dan George hanya menggelang-gelengkan kepalanya.
"Bagaimana kalau sekarang?" Aku terkejut karena mereka sudah duduk di tempatnya. "Bagaimana bisa?" George pun sama terkejutnya denganku dan ia hanya menggeleng. Sedangkan Blake dan Reece ber high-five. "Ookay, kalau begitu ayo berdo'a dulu." Setelah berdo'a, kami segera melahap sandwich masing-masing.
Setelah selesai, aku pun membereskan semua, mengemasi beberapa piring dan gelas untuk dicuci.
Di saat aku sedang asik dengan cucianku, tiba-tiba "JEANNE!" Teriak seseorang di belakang ku. "OH MY! BLAKE!" Teriakku balik. "Calm down princess." Balasnya dengan santai. "Ada yang bisa ku bantu?" Lanjut Blake.
"Mmm, okay can you put them into the cabinets, please." Perintahku dan menyerahkan beberapa piring yang sudah bersih. "Okay." Balasnya.
"Aku sudah selesai, kalau begitu aku ke kamar untuk bersih-bersih." Ucapku pada Blake and he nodded.
Reece POV
"George, apa kau merasa bosan?" Tanyaku sambil memetik senar gitar ku asal. "Yaa, aku tidak tau harus apa." Jawabnya.
Dan aku melihat Blake menghampiri kami di ruang tengah. "Heei, wassup?" Ucap Blake "Kami bosan, apa kau punya ide untuk hari ini?" Tanyaku pada Blake.
"Sama, ntahlah. Aku juga tidak tau." Jawab Blake dan memasang wajah suntuknya.
Mungkin aku harus membersihkan diri terlebih dahulu.
====================================================================================================================
Good evening everyone~
Maaf ya gengs kalo ceritanya makin gajelas, I tried my best :)
But i hope you enjoy it, so happy reading! ;))
Cheers,
xxAudy