chapter 12

9 1 0
                                    

Benteng ini perlahan lahan hancur, sedangkan dulu aku membuatnya dengan susah payah.

_______________

Gue mengetuk pintu ruangan Karis alias boss gue.

Tok tok tok..

"Masuk" ucapan dari dalam ruangan cukup keras.

Gue membuka pintu ruangan Karis, Karis sedang sibuk dengan laptopnya dan beberapa berkas yang ada dimejanya.

"Ini pak, berkas yang tadi sudah saya masukan ke flasdisknya" sesuai janji kami di mobil tadi bicara formal saat dikantor

"Baik simpan berkasnya di rak sana dan flasdisknya simpan dimeja saya"

Karis menunjukan lemari yang ada di pinggir kanan Karis, gue pun berjalan ke meja dulu untuk menyimpan flashdisknya dan berjalan ke arah rak yang berada dekat Karis.

Setelah gue menyimpan berkas ke rak rak tadi, gue berbalik untuk keluar dari ruangan Karis. Tapi kaki gue tiba tiba nggak seimbang dan akhirnya mendarat di lantai, tapi permukaannya bukan seperti lantai. Gue membuka mata pelan pelan berharap apa yang gue pikir nggak kejadian.

Sepertinya apa yang dipikirkan oleh gue benar, gue berada dipangkuan Karis. Mata hitam pekatnya mengunci tatapan kami berdua. Gue mulai tersadar beberapa detik kemudian. Gue langsung berdiri dari pangkuan Karis tadi, sumpah lo malu maluin banget Na, heem hari yang memalukan. Terakhir gue Malu maluin gara gara Aldi. Tuh kan gue jadi inget Aldi lagi, gue kangen elo Al.

"Ehmm" gue sedikit berdehem
"Maaf yang tadi"

"Nggak apa apa kok, lama juga nggak apa-apa " kata Karis, pasti gue blushing atau udara disini panas kali yahh.

"Nggak sengaja"

"Iyah tau kok" senyuman Karis mengembang.

"Aku keluar dulu"

"Iyah, awas jatoh lagi" kata dia berucap ngeledek

Gue tidak menjawab ucapan dari Karis dan langsung Buru Buru keluar dari ruangannya

Gue kembali ke ruangan gue. Gila lo Na malu maluin aja, mau ditaro muka lo dimana nanti kalo ketemu Karis. Gue mungkin harus menghindar beberapa hari, atau gue pasang muka tanpa dosa aja kali.

Gue menerima telepon dari perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Karis. Dia minta Karis buat rapat di kantornya hari ini.
Gue menelepon Karis dari sini, padahal sihh ruangan kami cukup dekat. Bukan cukup dekat tapi dekat lebih tepatnya.

"Halo, pak Bambang ingin bapak rapat di perusahaannya"

"Ehmm... " gue mendengar Karis berdehem dan dia mulai melanjutkan Kata katanya.

"Baik, jam berapa??"

"Jam sebelas pak"

"Baik, kamu ikut dengan saya ke kantor pak Bambang"

"Ke-kenapa??" kata gue gugup

"Kamu sekertaris saya sekarang, tidak ada penolakan kamu tau saya kan syasya" gue bisa mendengar kekehan dari tempat Karis.

"Baiklah" gue menutup telepon .

Gini yah nasib gue kerja sama mantan pacar terus dia mau balikan sama gue aduhh. Tapi gue juga butuh pekerjaan ini. Aldi sempat menawarkan pekerjaan untuk gue dikantornya sebagai sekretarisnya juga, tapi gue nggak terima pekerjaan dari Al karna gue nggak mau tergantung sama dia.

Ada mengetuk pintu ruangan gue pasti Karis. Dugaan gue bener dia langsung masuk ke dalam ruangan gue, sebelum gue sempat mengiyakan.
"Cepet nanti telat" katanya tak lupa dengan senyuman yang mengembang.
"Baru juga jam sepuluh, lagian kantornya dekat dari sini" kata gue terus terfokus pada laptop.

Try Again???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang