Bab 3

40 8 3
                                    

Blam!
Setelah membuka kamarnya, Fey menutup pintu itu dengan keras.
'Bagaimana bisa cowo itu ada didalam! Apa dia yang menemukan kunciku?' Pikir Fey kesal. Ia melihat lelaki yang tak dikenalnya tadi sedang duduk disofa.

Cklek. Pintu dibuka dari dalam.
"Cewe bego, kamu mau tidur diluar?" Kata lelaki itu.
"Kenapa kamu masuk tanpa seizinku!" Geram Fey
"Kurasa itu bukan kata-kata yang patut untuk dikatakan kepada seseorang yang menemukan kuncinya."
Lelaki itu menggoyang-goyangkan kunci yang ada ditangannya.
"Oke. Terima kasih Mr. Black Magician. Sekarang tolong berikan kunci itu padaku." Ucap Fey
"Hm... sebelum itu, siapa namamu?" Tanya lelaki itu belum mau menyerahkan kunci Fey. Ia malah santai dan bersandar dipintu masuk.

"Fey."
"Tidak, nama panjang?"
"Fey Sherawali."
"Darimana kamu belajar bisa merasakan aura?"
"Aku tidak tahu. Itu bukan urusanmu."
"Siapa orang tuamu?"
"Untuk apa kau tahu?"
"Dimana mereka sekarang?"
Plak!
Fey menampar lelaki itu.
"ITU TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGANMU!"
Lelaki itu mengusap-usap bekas tamparan Fey.
"Itu urusanku Nona Gracious!" Ucapnya
Fey tertegun. Sungguh ia sangat kaget.
Lelaki itu mengangkat cat rambut yang ada disofa serta kotak lensa mata berwarna coklat.

Fey terpaku. Lalu ia tersenyum sinis.
"Kau salah Black Magician. Putri Gracious? Aku tak pernah mendengarnya."
"Jika kamu bukan Putri Gracious, lepaskan lensa matamu." Tantang lelaki itu.

Fey diam tak bergeming.
"Kau takut?" Ucapnya lagi.
Fey menghela nafas.
"Tidak." Jawab Fey

Fey melepas lensa mata yang ia kenakan dengan jari telunjuknya. Mata kanan, lalu dikiri. Matanya tampak berwarna hitam biasa.
"Ada yang aneh dengan mataku Mr. Black Magician?" Tanya Fey menantang balik.
Lelaki itu terdiam.
"Cat dirambutmu?" Lelaki itu tak mau menyerah.

Fey mendengus kesal. Ia lalu meraih handuk kecil dimeja dan mengambil pembersih cat rambut. Setelah itu Fey membersihkan rambutnya. Warnanya hitam pula.
"Puas?" Tanya Fey ketus
Lelaki itu mengerutkan keningnya. Tampak berfikir.
"Oh? Apa kau juga menyuruhku melepas pakaian untuk melihat apa aku punya tanda atau semacamnya?" Tanya Fey sinis
Lelaki itu hanya membuka mulutnya, lalu menutup lagi, tidak jadi bicara.

"Nah, silahkan keluar Black Magician!" Geram Fey mulai hilang kesabaran.
Lelaki itu tersenyum sinis.
"Baiklah, mungkin aku salah."
Lalu, muncul angin gelap yang bertiup pelan mengelilingi tubuh lelaki itu. Dan ia menghilang. Lelaki itu berteleportasi.

Fey langsung menutup pintu kamarnya dan terduduk dilantai dengan bersandar pada pintu.
Fey memejamkan matanya dan memegangi kepalanya.

"Pa...nas.." lirihnya.
Ia terpaksa menggunakan banyak mana (energi) untuk sihir pengubah warna rambut dan mata yang diajarkan diam-diam oleh ibu panti asuhannya. Ia melakukan sihir itu pada saat melepas lensa mata dan memegang rambutnya. Tapi karena Fey belum terlatih, efek sihir itu hanya sebentar dan terasa panas saat sihirnya hilang.

Rambut dan mata Fey perlahan berubah menjadi warna merah. Warna aslinya.

"Ibu.... ayah...." Fey bergeming. Rasa panasnya mulai mereda.
Fey teringat kenangan itu. Kenangan saat Fey berumur 6 tahun atau 10 tahun yang lalu.

[[Flashback]]

"Kau harus pergi sayang! Sekarang!" Ucap seorang wanita setengah baya yang masih terlihat cantik, tegas, dan kuat. Ia memakai jubah merah. Senada dengan warna rambut dan matanya.

"Tapi bu..... ayah, paman, dan bibi disana....." ucap Fey kecil yang berumur 6 tahun.

Wanita yang dipanggil ibu oleh Fey itu matanya mulai berkaca-kaca, lalu ia tersenyum.
"Nanti ibu dan yang lainnya akan menyusulmu. Sekarang kamu harus pergi dengan Tante Melia!" Ucap ibunya dengan tegas dan mengecup kening Fey. Lalu ia menatap wanita yang dipanggil Melia.

BASTAR Knight ♥ [[The DARKNESS Prince]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang